You are on page 1of 38

Electrolytes, other

minerals, and trace


elements
Na+ Cl- Mg2+ Zn2+

Ca2+ K+

Electrolyt
e
 Molekul terionisasi yang terdapat dalam darah, jaringan, dan sel tubuh.
 Membantu mempertahankan pH serta level asam basa dalam tubuh.
 Memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel.
 Mengatur fungsi neuromuskular, endokrin dan sistem ekskresi.
Sodium

Normal Range:
135-145 mmol/L

 Water balance regulation


 Serum osmolality regulation
 Neuromuscular regulation
Estimated Serum Osmolality
(Osm/kg):

= [ 2 x (serum Na) ] + [ (Glukosa) / 18


] + [ (Blood Urea Nitrogen) /
2.8 ]

Normal range: 285-295 mOsm/kg


Sodium and Water Balance Homeostasis
Osmolality ↑

Blood Pressure ↓

Urine production ↑
Risk Factors of Hyponatremia
Description of Hypernatremia
( Serum natrium > 145 mEq/L)
Another Tests for Assessing Fluid Status
Fractional Excretion of Sodium
Normal range: 1-2%

Nilai FeNa > 2% menandakan renal tubular damage

Blood Urea Nitrogen (BUN): Serum Creatinine Ratio


Normal range: < 20: 1
Dehidrasi mempengaruhi peningkatan BUN
Potassium
Normal Range:
3.8-5.0 mEq/L

 Sets membrane potential action needed for


contraction of smooth, cardiac, and skeletal
muscles
Fisiologi

• Konsentrasi kalium intraseluler sekitar 150 mEq/L (98%) dan konsentrasi


kalium ekstraseluler hanya 4.5 mEq/L (sekitar 2%).
• Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berusia 70 kg adalah sebesar
4000 mEq)
• Jumlah kalium dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Jumlah kalium
pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium
pada orang dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak.
• Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-80%) direabsorpsi secara
aktif maupun pasif di tubulus proksimal dan direabsorpsi bersama dengan
natrium dan klorida di lengkung henle. Kalium dikeluarkan dari tubuh
melalui traktus gastrointestinal kurang dari 5%, kemudian dikeluarkan dari
kulit dan urine sebesar 90%.
Sign and Symtomps
Hyperkalemia (> 5 mEq/L) Hypokalemia (<3.8 mEq/L)

Nausea Rhythm Disturbances


Fatigue Hypotension
Muscle Weakness Muscle cramps
Tingling Sensations
Palpitations
Chloride

Normal Range:
Maintaning Extracelullar
95-103 mEq/L osmolality
Penyebab abnormalitas serum Cl
• Gangguan retensi bikarbonat pada asidosis respiratory
kronik dengan kompensasi ginjal
• Dehidrasi
• Vomiting
• Gagal ginjal akut
• Asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang
lama dan kehilangan bikarbonat
• Diabetes insipidus
• Penggunaan larutan saline berlebihan
• Penggunaan obat-obatan seperti NSAIDs,
corticosteroid, Acetazolamide, dan diuretics.
 Cofactor phosporlyation of ATP from
adenosine phosphate
 Neuromuscular functions
 Enzymatic functions
Normal Range:
1.7-2.4 mg/dL
> 2.4 mg/dL < 1,7
mg/dL
Daftar kondisi umum yang menyebabkan
abnormalitas serum Magnesium:

 Asidosis metabolik akut


 Hipertiroidisme dan
 Penggunaan alkohol kronis
Sign and Symtomps
Hypermagnesemia Hypomagnesemia
6-8.5 mg/dL
(5-7 mEq/L)
Bradikardia, flushing (muka memerah), berkeringat,
sensasi panas, kelelahan, mengantuk
- Hyperthyroidism

- Primary aldosteronism
8.5-12 mg/dL
(7-10 mEq/L) - Diabetic ketoacidosis
Tekanan darah rendah, penurunan refleks tendon,
perubahan keadaan mental - Pancreatitis

>12 mg/dL
(>10 mEq/L)
Kelumpuhan dan peningkatan PR dan interval QRS,
kebingungan mental yang parah, koma, gangguan
pernapasan dan asistol
Calcium

- Mengatur aktivitas neuromuskular


- Regulasi fungsi endokrin
- Proses koagulasi darah
- Metabolisme tulang dan gigi
Hipocalcemia:
Normal range: Serum kalsium
9.2 – 11 mg/dL < 9.2 mg/dL
(2.3-2.8 mmol/L) (< 2.3 mmol/L)
untuk orang dewasa
Hiperkalsemia: Serum kalsium >11 mg / dL (2.8 mmol / L)

Penyebab hiperkalsemia yang paling umum adalah


- Maligna
- Hiperparatiroidisme primer
Sign of Symtomps
Hypocalcemia Hypercalcemia

 Kelelahan  Mual
 Depresi  Muntah
 Halusinasi  Sakit perut
 Kehilangan memori  Dispepsia dan anoreksia
 Kejang, dan tetani  Lesu
 Mati rasa  Pada kasus yang parah, bisa
 Kesemutan terjadi koma dan kematian
 Parestesia
Fungsi Vitamin D

1. Penyerapan kalsium pada usus


2. Mobilisasi kalsium dari tulang
3. Reabsorpsi kalsium pada tubulus proximal
Parathyroid Hormone, Vitamin D, and Calcium
Phosphate
 Metabolisme protein,
lipid, dan karbohidrat
intraseluler.
 Komponen utama
membran fosfolipid,
asam ribonukleat,
dan fosfoprotein.
 Sumber energi untuk
reaksi seluler. Normal Range:
2.3-4.7 mg/dL
Common causes
Hypophosphatemia Hyperphosphatemia
( <2.3 mg/dL) ( >4.7 mg/dL)
 Decreased renal absorption  Renal dysfunction

 Increased GFR  Chemoteraphy for leukemia or


lymphoma
 Usage of insulin dan dextrose
 Hyperthyroidism
 Treatment with antacids
containing Al dan Mg  Consuming dairy products and
meal rich with carbohydrates
 Diabetic ketoasidosis
Daftar kondisi umum yang menyebabkan perubahan homeostatis pada
copper, zinc, manganase, dan chromium serta tanda dan gejalanya:
Penyebab perubahan Tanda dan gejala defisiensi
homeostatis
Copper Mengkonsumsi asupan seng Toleransi glukosa abnormal, aritmia,
Normal range: (> 50 mg unsur zinc / hari), hiperkolesterolemia, aterosklerosis, penurunan
70-140 asam askorbat, dan makanan fungsi kekebalan tubuh, pembentukan jaringan ikat
mcg/dL berserat dalam jumlah yang cacat, demineralisasi tulang, dan fraktur
berlebih. seng dapat patologis
menginduksi sintesis
metallothionein intestinal
dan membentuk penghalang
penyerapan ion tembaga.

Zinc Makanan kaya kalsium, Tanda:


Normal range: makanan berserat, atau asam Acrodermatitis enteropatika, anemia,
50-150 fitat dapat mengganggu ketidakmampuan respons imun terhadap antigen skin
mcg/dL penyerapan seng, seperti test, komplikasi kehamilan, pendarahan berlebihan,
juga suplemen asam folat infeksi maternal, prematur atau kematian pada
kelahiran, penurunan tingkat metabolisme basal
Gejala:
Jerawat dan furunculosis rekuren, atakia, nafsu
makan menurun, penglihatan kabur pada malam hari
Manganese Logam besi dan phytate dapat Penurunan berat badan,
Normal range: mempengaruhi penyerapan pertumbuhan rambut
varies depending manganase. dan kuku yang lambat,
on assay method, perubahan warna pada
sample (whole rambut dan janggut,
blood versus dermatitis transien,
plasma), and age. hipokolesterolemia, dan
hipotrigliseridemia

Chromium Hiperglikemia, DM tipe II, Penurunan berat badan,


Average range: hiperkolestrolemia kadar glukosa plasma
serum chromium tinggi, konsentrasi asam
0.3-0.9 ng/mL lemak bebas plasma tinggi
Case of Hyperkalemia
Tuan G berumur 68 th. Dibawa ke cardiology service untuk pemeriksaan lebih lanjut
tentang dyspnea dan sesak nafas dalam dua hari terakhir, terjadi pembengkakan pada
kakinya, dan membuthkan bantal tambahan sebelum ia tidur selama seminggu terakhir. Ia
mengalami elehan dan dyspnea yang memeburuk.
Dia mengakui tidak megkonsumsi lagi furosemidnya selama dua sampai tiga hari
terakhir karena tidak suka ke toilet terus. Dia telah diberitahu bahwa furosemide dapat
memperburuk masalah pernafasannya sehingga ia menggunakan pengobatan yang lain.
Riwayat penyakit: gagal jantung congestive (ejection fraction of 31% dicek 51/2 bulan
lalu), fibriasi atrial kronis dan diabetes mellitus type 2.
Pengobatan yang digunakan antara lain: carvedilol 12,5 mg selama 12 jam, furosemide 60
mg PO setiap pagi dan 20 mg setiap sore , glargine insulin 30 unit sehari, Lisinopril 40 mg
2x sehari, potassium chloride 20 mmol PO sehari, spironolactone 12,5 mg sehari, dan
warfarin 5 mg sehari.
Tanda vital: BP 110/78 mm Hg, Hr 69 beats/min (baseline BP 118/82 mm Hg dan HR 68
beats/min dan berat bada 80 kg (clinical record, 4 minggu lalu), 90 kg (on admission).
Hasil test lab: BNP: 532 pg/ml, sodium 133 mmol/L, potassium 5,7 mmol/L, chloride 101
mmol/L, CO2 contet 22 mmol/L, BUN 37 mg/dL, creatinine 2,1 mg/dL (baselin creatinine
1,5 mg/dL) dan glukosa 72 mg/dL.
Other test: EKG, fibriasi atrial, tidak berubah dari baseline; saturasi oksigen 92% di ruang
udara.
 Question :
Bagaimana menginterpretasikan konsentrasi serum potassium pasien tersebut?
 Discussion:
Konsentrasi serum potassiumnya meningkat menjadi 5,7 mmol/L. Itu trjadi
karena meningkat nya baseline kosentrasi potassium oleh karena beberapa faktor yang
ikut berkontribusi terhadap hyperkalemia. Yang pertama dia menggunakan suplemen
potassium, dia menggunakan dua obat yang bisa meningkatkan serum potassiumnya
(spironolakton dan Lisinopril) dan dia punya insuffiency ginjal dengan baseline
(kreatinin 1.5 mg/dL). Itu berarti konsetrasi potasiumnya meingkat secara signifikan
dalam 2 hari terakhir. Keadaan hyperkalemia saat ini diperburuk karena dua hal terakir
yang dia lakukan. Yang pertama dia tidak patuh menggunakan furosemide dalam 3 hari
trakhir yang menyebabkan penurunan kehilangan potassium renal. Yang kedua
menperburuk gagal jantung (penigkatan BNP, berat badan 10 kg dan memperparah
pembengkakan kaki), yang mana menyebabkan penurunan aliran darah pada ginjal dan
hasilya itu menyebabkan memburuknya gagal ginjal akut yang diderita. (peningkatan
serum kreatini dari 1.5-2.1 mg/dL.)
Tujuan utama untuk mengelola hipekalemia adalah untuk mencegah gejala gagal
jantung. Dengan serum potassium 5.7 mmol/L, itu menandakan resiko terjadinya
aritmia. Oleh karena itu 12-lead EKG harus ditunjukkan. Jika ada perubahan EKG dan
kosisten dengan hyperkalemia, intervensi akan menurunkan konsentrasi serum
potassium, seperti iv insulin dan destrose atau iv sodium bikarbonat, harus dimulai
dengan benar. Iv kalsium (calcium gluconat 1 g) juga harus dikelola untuk menurunkan
resiko aritmia. Terlepas dari gejala jantungnya, supeme potasiumnya harus ditahan.
Karena tekaan darahnya tidak naik, Hal ini juga masuk akal untuk menahan
spirunolactone untuk saat ini sampai konsentrasi potassium mulai menurun.
Kesimpulanya pasien ini menderita hyperkalemia, Kemungkinan besar diperburuk oleh
gagal ginjal akut dan terus menggunakan suplementasi potassium. Penilaian gejala dan
tanda hipercalemia harus dilakukan sesegera mungkin.
NANDO
CRISTIN
ARYA
DEWYGA
PRAMES
SISIL
KEIZIA
DWI

You might also like