You are on page 1of 21

Tatalaksana resiko

kondisi bencana
Fitria Yuliana, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Mengapa dilakukan tatalaksana resiko
(pengurangan resiko) bencana ?? P
E
N
BENCANA : G
Tiba-tiba VS bertahap U
Alam VS manusia R
Dapat dicegah VS tidak dapat dicegah A
N
G
Penting untuk A
mitigasi dan N
kesiapsiagaan
Multi efek : R
Masalah kesehatan E
Kerusakan S
Keterlambatan bantuan I
K
O
Lanjutan,…

Resiko bencana Resiko bencana


daerah A daerah B

Tergantung penyebab dan kerentanan serta


kemampuan masyarakat di daerah tersebut
Terjadi Perubahan Paradigma Dalam
Penanganan Bencana
 Responsifmenjadi preventif
 Sektoral menjadi Multi-sektor

 Tanggungjawab pemerintah semata menjadi


tanggungjawab bersama
 Sentralisasi menjadi Desentralisasi

 Tanggapdarurat menjadi Pengurangan risiko


DEFINISI
PENGURANGAN RESIKO BENCANA (PRB)
 konsepdan praktik mengurangi risiko bencana
melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan
mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana
termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap
ancaman, penurunan kerentanan manusia dan
properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang
bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaan
terhadap kejadian yang merugikan (UNISDR,2004).
Tujuan Pengurangan Resiko
Bencana (PRB):
Mencegah timbulnya risiko baru dan mengurangi risiko
yang sudah ada melalui implementasi tindakan-tindakan
ekonomi, struktural, legal, sosial, kesehatan, kultural,
pendidikan, lingkungan, teknologi, politik dan
kelembagaan, secara terintegrasi dan inklusif, yang
mencegah dan mengurangi paparan terhadap ancaman
dan kerentanan terhadap bencana, meningkatkan
kesiapsiagaan dalam tanggap bencana dan pemulihan,
serta penguatan ketahanan.
KOMPONENBENCANA

Ancaman kerentanan

RISK

Kapasitas
BAHAYA (HAZARD)
 Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena
ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia (BNPB,2008).
 Bahaya berpotensi menimbulkan bencana,
tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi
bencana.
 Sumber bahaya, suatu peristiwa yang hebat,
atau kemungkinan menimbulkan kerugian
atau korban manusia (Dirjen Yanmedik, 2007)
FAKTOR BAHAYA

• Geologi
• Teknologi
– Gempa bumi,
– Kecelakaan
tsunami, longsor, transportasi, industri
gerakan tanah
• Lingkungan
• Hidro-meteorologi – Kebakaran,
– Banjir, topan, banjir kebakaran hutan,
bandang,kekeringan penggundulan hutan.
• Biologi • Sosial
– Epidemi, penyakit – Konflik, terrorisme
tanaman, hewan
9
KERENTANAN (VULNERABILITY)
 Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.

 Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan atau


sifat/perilaku manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan menghadapi
bahaya atau ancaman (BNPB, 2008).
FAKTOR KERENTANAN
 Fisik:
 kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan)
terhadap ancaman bencana

 Sosial:
 kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi,
perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana

 Ekonomi:
 kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi
ancaman di wilayahnya

 Lingkungan:
 Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya
(lahan, air, udara) serta kerusakan lingkungan yan
terjadi.
KEMAMPUAN (CAPABILITY)

Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh


perorangan, keluarga dan masyarakat yang
membuat mereka mampu mencegah,
mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan
cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana.

Contoh ???? Diskusikan selama 10 menit.


RESIKO (RISK)
 Risiko (risk) adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang
merusak atau kerugian yang sudah diperkirakan (hilangnya
nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta benda,
penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya
lingkungan) yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara
bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia
serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004).

 Besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia,


kerusakan dan kerugian ekonomi yg disebabkan oleh bahaya
tertentu di suatu daerah pada suatu waktu tertentu.
KOMPONEN PENGURANGAN RESIKO BENCANA
1) Kesadaran tentang dan penilaian risiko, termasuk di dalamnya
analisis ancaman serta analisis kapasitas dan kerentanan;
2) Pengembangan pengetahuan termasuk pendidikan, pelatihan,
penelitian, dan informasi;
3) Komitmen kebijakan, dan kerangka kelembagaan, termasuk
organisasi, kebijakan, legislasi, dan aksi komunitas (yang bisa
diterjemahkan di sini sebagai pengelolaan risiko bencana
berbasis komunitas (PRBBK));
4) Penerapan ukuran-ukuran PRBseperti pengelolaan
lingkungan, tata guna lahan, perencanaan perkotaan, proteksi
fasilitas-fasilitas sosial (critical facilities), penerapan ilmu dan
teknologi, kemitraan dan jejaring, instrumen keuangan;dan
5) Sistem Peringatan Dini termasuk di dalamnya prakiraan, sebaran
peringatan, ukuran-ukuran kesiapsiagaan, dan kapasitas respons
(UNISDR,2004).
PRIORITAS TINDAKAN DALAMPRB
SENDAI FRAME WORK 2015

Prioritas 1: Memahami resiko bencana.


Prioritas 2: memperkuat tata kelola resiko bencana
untuk mengelola resiko bencana.
Prioritas 3: perencanaan dana bencana dalam
pengurangan resiko bencana untuk
ketahanan.
Prioritas 4: meningkatkankesiapsiagaanbencanauntuk
responyang efektifdanuntukmembangun
kembalidenganlebihbaikdalampemulihan,
rehabilitasi, danrekonstruksi.
PERAN KEPERAWATAN DALAM BENCANA :

Kesiapsiagaan bencana termasuk penilaian


resiko dan strategi manajemen multidisiplin di
semua tingkatan sistem, sangat penting untuk
menyampaikan respon efektif terhadap
kebutuhan kesehatan jangka pendek,
menengah, dan panjang dari penduduk yang
dilanda bencana. International Council of Nurses
(2006)
DOMAIN KOMPETENSI PERAWAT DISASTER (ICN,
2009)
1. Pengurangan Risiko , pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan
2. Pengembangan kebijakan dan perencanaan
3. Komunikasi dan penyebaran infromasi
4. Pendidikan dan kesiapsiagaan
5. Bertindak etik, legal dan tanggung jawab
6. Memberikan pelayanan kepada masyarakat
7. Memberikan pelayanan kepada individu dan keluarga
8. Perawatan psikologis
9. Pelayanan kelompok rentan
10. Pemulihan jangka panjang terhadap individu, keluarga,
dan masyarakat
KOMPETENSI DALAM HEALTH
PROMOTION
(1) Berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan masyarakatterkait
kesiapsiagaan bencana.
(2) Melakukan pengkajian pada masyarakat untuk menentukan isues
kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
(3) Bekerja sama dengan pihak lain untuk implementasi tindakan yang
akan mengurangi risiko timbulnya penyakit yang ditularkan dari
orang - ke - orang, penyakit terkait sanitasi, dan penyakit yang
ditularkan melalui makanan.
(4) Berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat, seperti program imunisasi danpemberian pengobatan.
(5) Bekerja sama dengan masyarakat untuk memperkuat kemampuan
sistem pelayanan kesehatan dalam respon dan pemulihan dari
bencana.
KOMPETENSI DALAM PENGEMBANGAN
PERENCANAAN

(1) Menunjukkan pemahaman terhadap terminologi


terkaitbencana.
(2) Menjelaskan rentang fase-fase manajemen bencana.
(3) Menjelaskan peran pemerintah dan organisasi dalam
perencanaan dan respon terhadap hasil assesment.
(4) Memahami rencana penanggulangan bencana
komunitas dan bagaimana hubungannya dengan
rencana nasional dan internasional.
(5) Mengetahui rencana penanggulangan bencana
ditempat kerja danperan tiap-tiap orang ketika
terjadi bencana.
Lanjutan…

(6) Berpartisipasi dalam pengembangan rencana dan


kebijakan penaganggulangan bencana.

(7) Berkontribusi dalam mengembangkan, mengevaluasi


dan modifikasi rencana.

(8) Memastikan bahwa kebutuhan kelompok rentan sudah


terakomodasi dalam perencanaan.

(9) Menginterpretasi peran perawat dalam hubungannya


dengan anggota tim lainnya.

(10)Berpartisipasi secara politis dan legislative dalam


pengembangan kebijakan kesiapsiagaan dan respon
terhadap bencana.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

You might also like