You are on page 1of 22

Total Parenteral Nutrition

Terapi pemberian nutrisi secara


intravena(melalui pembuluh darah) kepada pasien
yang tidak dapat makan melalui mulut.
 Tujuannya adalah mengganti dan
mempertahankan nutrisi-nutrisi penting tubuh
melalui infus intravena ketika (dan hanya ketika)
pemberian makanan secara oral bersifat
kontraindikasi atau tidak mencukupi.
 Untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi
 TPN digunakan ketika diperlukan saja dikarenakan
oleh risiko yang terkait dengan terapi ini dan
tingginya biaya untuk melakukan terapi ini.
Sebagai pengganti
untuk oral 1. Kronik Vomiting
nasogastrik, bila ini 2. Cancer, radiotherapy,
tidak efektif, tidak atau chemotherapy
INDIKASI 3. Stroke
memungkinkan dan
tidak berbahaya. 4. Anorexia nervosa

Sebagai suplemen
untuk pasien yang 1. luka bakar
kehilangan banyak 2. kanker metastatic
nitrogen 3. Radiasi
4. chemotherapy

• Gangguan
absorbsi makanan
• Kondisi dimana
usus harus
diistirahatkan
• Bila makan akan
muntah terus
menerus
Pemberian nutrisi parenteral
secara rutin tidak
direkomendasikan pada
kondisi-kondisi klinis sebagai 1. Pasien-pasien kanker yang
berikut : sedang menjalankan terapi
radiasi dan kemoterapi.
2. Pasien-pasien preoperatif
yang bukan malnutrisi
berat.
3. Pankreatitis akut ringan.
4. Kolitis akut.
5. AIDS.
6. Penyakit paru yang
mengalami eksaserbasi.
7. Luka bakar.
8. Penyakit-penyakit berat
stadium akhir (end-stage
illness).
Vena Perifer
Vena Sentral JALUR (Peripheral
(Central Vein PEMBERIAN Parenteral
Nutrition / Nutrition /
CPN) PPN)
Cara Pemberian Nutrisi Parenteral

Nutrisi Parenteral Sentral Nutrisi Parenteral Perifer


( untuk nutrisi parenteral total ) ( untuk nutrisi Parenteral Parsial )

 Diberikan melalui central  PPN diberikan melalui peripheral


venous,bila konsentrasi > 10% vena.
glukosa.  PPN digunakan untuk jangka
 Subclavian atau internal vena waktu singkat 5 -7 hari dan ketika
jugularis digunakan dalam waktu pasien perlu konsentrasi kecil
singkat dari karbohidrat dan protein.
 jika > 4 minggu,diperlukan  PPN digunakan untuk
permanent cateter seperti mengalirkan isotonic atau mild
implanted vascular access device. hypertonic solution.High
hypertonic solution dapat
menyebabkan sclerosis,phlebitis
dan bengkak.
AIR

KOMPOSISI TPN

Nutrisi Mikro

Sumber Nitrogen
Energi dan Nitrogen

Sumber Energi
1. Lemak
Menurut USDA tubuh memerlukan 20-35 % dari total kalori harian

2.Karbohidrat
Dosis aman dari masing-masing karbohidrat :
 Glikosa ( Dektrose ) : 6 gram / KgBB /Hari.
 Fruktosa / Sarbitol : 3 gram / Kg BB/hari.
 Xylitol / maltose : 1,5 gram /KgBB /hari

3. Protein/ Asam Amino


menurut USDA tubuh memerlukan 10-35% sumber kalori harian dari protein

4.Mikronutrien dan Immunonutrien


Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari,
masing-masing:
 Calcium : 0,2 – 0,3 meq/ kg BB/ hari
 Magnesium : 0,35 – 0,45 meq/ kg BB/ hari
 Fosfat : 30 – 40 mmol/ hari
 Zink : 3 – 10 mg/ hari
Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient adalah:
• Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
• Fatty acid.
• Nucleotide.
Peranan Farmasis

Memilih pasien dengan


kondisi yang sesuai untuk
pemberian TPN

Mengatur regimentasi dosis


dan meracikkan sediaan
TPN

Memonitor kondisi pasien,


memberikan saran kefarmasian, dan
edukasi pada pasien
MONITORING PASIEN

1. Monitoring kadar gula setiap hari


2. Menimbang berat badan setiap minggu
3. Mengukur kadar pre albumin dan tranferin
setiap minggu
4. Memantau indikator metabolik setiap
minggu
5. Mengukur kadar elektrolit setiap dua kali
seminggu
6. Mengukur kadar nitrogen dalam dalam
pengukuran urin 24 jam
Langkah-langkah pada tatalaksana NP

• Penentuan status nutrisi (klinik, antropometrik &


laboratorik)
• Perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan dan
nutrien)
• Pemilihan dan perhitungan cairan yang akan
digunakan serta cara pemberiannya (masing-
masing atau ‘all in one/three in one’ )
• Penentuan akses NP (sentral atau perifer)
• Pelaksanaan pemberian NP
• Pemantauan:
- keadaan klinik danlaboratorik
- komplikasi (mekanik, septik dan metabolik)
Cara menghitung/membuat NP
1. Hitung kebutuhan kalori, protein dan cairan
2. Lipid
Hitung kebutuhan lipid, umumnya 30% dari jumlah kalori total
Kalori dari lipid = total kalori x 0.3 Konversi kalori lipid ke dalam
emulsi lipid (1.1 kkal/ml untuk emulsi 10%, 2 kkal/ml untuk
emulsi 20%). Emulsi lipid (ml) = kalori lipid : 1.1 (2 untuk emulsi
20%).
3. Protein
Hitung kebutuhan kalori, umumnya 15% dari total kalori (untuk
kebutuhan yang tinggi dapat mencapai 20-25%). Tentukan
jumlah asam amino (protein) dengan membagi kalori yang
berasal dari protein yaitu 4 kkal/g. Kalori dari protein = kalori
total x 0.15 Gram protein = kalori protein : 4
Apabila digunakan larutan asam amino yang
mempunyai konsentrasi 5%, maka jumlah larutan
asam amino yang dibutuhkan (ml) adalah:
Gram protein : 0.05
4. Dekstrosa
Hitung kebutuhan kalori yang berasal dari KH.
Kalori dekstrosa = kalori total - kalori lipid – kalori
protein
Tentukan konsentrasi larutan dekstrosa yang
akan digunakan (misalnya 40%= 40 g/L).
Sehingga jumlah larutan yang dibutuhkan =
kalori dekstrosa: 0.04
Tambahkan aquades berdasarkan perhitungan
kebutuhan cairan dikurangi dengan jumlah
larutan lipid, protein dan KH. Sehingga
komposisi akhir larutan NP adalah
............. ml dekstrosa 40%
............. ml asam amino 5%
............. ml emulsi lipid 10% (atau 20%)
............. aquades
Ditambah dengan elektrolit dan trace element.
Contoh sediaan TPN:

1. Clinimix N9G15E
Larutan steril, non pirogenik untuk infus intravena. Dikemas dalam
satu kantong dengan dua bagian: satu berisi larutan asam amino
dengan elektrolit, bagian yang lain berisi glukosa dengan
kalsium. Tersedia dalam ukuran 1 liter

Composition:
Nitrogen (g) 4.6 Asam Amino (g) 28 Glukosa 75 (g) 75 Total kalori
(kkal) 410 Kalori glukosa (kkal) 300 Natrium (mmol) 35 Kalium
(mmol) 30 Magnesium (mmol) 2.5 Kalsium (mmol) 2.3 Asetat
(mmol) 50 Klorida (mmol) 40 Fosfat dalam HPO4– (mmol) 15 pH 6
Osmolaritas (mOsm/l) 845
2. Aminofusin Paed

Bagian dari larutan nutrisi parenteral pada prematur


dan bayi. Memberi protein pembangun, elektrolit, vitamin
dan air pada kasus di mana pemberian peroral tidak cukup
atau tidak memungkinkan, kasus di mana kebutuhan protein
meningkat, defisiensi protein atau katabolisme
protein.Komposisi: Tiap 1000 ml .
L-Isoleusin 2.511 g
L-Leusin 2.790 g

Komposisi: L-Lisin 2.092 g


L-Metionin 0.976 g
L-Fenilalanin 1.813 g
L-Treonin 1.743 g
L-Triptofan 0.558 g
L-Valin 2.092 g
L-Arginin 3.487 g
L-Histidin 0.698 g
L-Alanin 9.254 g
L-Aspartic acid 4.045 g
N-Acetyl-L-cysteine 0.160 g
L-Glutamic acid 9.500 g
Glisin 3.845 g
L-Prolin 4.185 g
N-Acetyl-L-tyrosine 0.344 g
Nicotinamide 0.060 g
Piridoksin hidroklorida 0.040 g

Riboflavin-5′-phosphate sodium salt 0.0025 g

Kalium hidroksida 1.403 g


Natrium hidroksida 1.200 g
Kalsium klorida 0.735 g
3. Cernevit
adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun
lemak (kecuali vitamin K) dikombinasi dengan mixed micelles
(glycocholic acid dan lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin
tubuh yang mungkin berkurang karena berbagai situasi stress
(trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat memperlambat
proses penyembuhan.

Composition :
Setiap vial mengandung:
Retinol Palmitat Amount corresponding to retinol 3.500 IU,
Cholecalciferol 220 IU, DL alphatocopherol 10.200 mg ,Amount
corresponding to alphatocopherol 11.200 IU,Asam Askorbat 125.000
mg, Cocarboxylase tetrahydrate 5.800 mg ,Amount corresponding
to thiamine 3.510 mg ,Riboflavine sodium phosphate dihydrate 5.670
mg ,Amount corresponding to riboflavine 4.140 mg, Pyridoxine
Hydrochloride 5.500 mg ,Amount corresponding to Pyridoxine 4.530
mg, Cyanocobalamine 0.006 mg, Asam Folat 0.414 mg
,Dexpanthenol 16.150 mg, Amount corresponding to Pantothenic
Acid 17.250 mg ,Biotin 0.069 mg, Nicotinamide 46.000 mg, Glisin
250.000 mg ,Glycoholic Acid 140.000 mg Soya Lecithin 112.500 mg,
Sodium hydroxide q.s. pH=5.9.
Penghentian Nutrisi Parental

Penghentian nutrisi parentral harus


dilakukan dengan cara bertahap untuk
mencegah terjadinya rebound hipoglkemia.
Cara yang dianjurkan adalah melangkah
mundur menuju regimen hari pertama.
Sebaiknya NP parenteral tidak dihentikan
secara mendadak, tetapi dalam 24 jam,
bahkan pada neonatus harus dilakukan dalam
2-3 hari. NP baru dihentikan seluruhnya bila
asupan nutrisi enteral sudah mencapai 2/3
kebutuhan.

You might also like