Professional Documents
Culture Documents
Menangis Yakinkan bahwa bayi menangis utk suatu alasan. Bayi menangis sehari selama 5-10 menit
merupakan hal normal
Bantu orangtua membentuk pendekatan yg positif & rileks
Yakinkan & dukung orangtua di masa-masa stres
Anjurkan orangtua bergantian merawat & memenuhi kebutuhan bayi
konstipasi Diskusikan pola feses yg normal utk jenis metode pemberian makan
Yakinkan bahwa mengejan, mendengkur, & jumlah infrekuensi bersifat normal
Yakinkan bahwa setiap bayi memilikki pola feses masing-masing & ajarkan orangtua tentang
feses
Diskusikan sikap orangtua berkaitan dg kebiasaan eliminasi & harapan thdp pola feses
Tingkatkan jumlah cairan dalam diet, berikan air di antara waktu makan
Jika perkenalan thdp makanan terlalu dini, hentikan pemberiannya dan mulai kembali dg
jumlah yg sedikit
Sirup karo 1 – 3 sdt diberikn beberapa kali sehari
Jika tepat utk tahap pemberian makanan, tambahkan buah prem atau jus ke dalam diet
Ruam popok Tindakan pencegahan untuk menjaga agar area popok tetap bersih, kering : popok hrs
sering diganti, bersihkan dengan air & keringkan setiap mengganti popok,tidak dianjurkan
menggunakan celana karet/ plastik, lapisan lubrikasi tipis (baby oil), lpas popok selama
periode singkat setiap hari
Penatalaksanaan di rumah : melepas popok dg sering, menggantinya jika basah,
membersihkan area popok secara menyeluruh, salep zzinkum oksida utk mengurangi ruam
non jamur, periksa ke dokter jika bertambah
Cradle cap Tindakan pencegahan : ajarkan orangtua cara mengeramasi kepala bayi & anjurkan dua
hari sekali, tekankan bahwa menggosok kepala bayi tidak akan mencedarai fontanel atau
tengkorak
Penatalaksanaan di rumah : keramasi kepala setiap hari dengan air hangat dan sampo dan
beri tekanan yg ringan pada kulit, kendurkan kepala dengan memberikan baby oil 15-20
menit sebelum keramas, sisir kulit kepala dengan sisir yg halus, penggunaan sampo
antiseborea atas anjuran dokter
5 Berguling dari belakang ke depan Tempatkan bayi pada area yg aman & dorong bayi utk bergerak
dengan menempatkan mainan di luar jangkauan
8-9 Menggunakan genggaman menjepit Sediakan finger foods
utk makan cracker sendiri
10 Menarik diri ke posisi berdiri Berikan lingkungan yg aman
11-12 Memulai vokalisasi Sering berbicara dg bayi & libatkan dalam perkumpulan keluarga
12-15 Berjalan Dorong & berikan tempat berjalan yg bebas hambatan & aman, serta
puji bayi jika berhasil
15 Minum dari cangkir Berikan cangkir berisi minuman yg sesuai, jangan marahi jika minuman
tumpah
18 Menirukan pekerjaan rumah tangga Berikan kain lap utk membantu membersihkan debu
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KELUARGA
6) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini. Serta
sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan,
adakah penyimpangan, hambatan, atau masalah yg terjadi
7) Riwayat keluarga dari sejak lahirnya keluarga sampai saat ini
(misal : perceraian, kehilangan, kematian)
8) Fungsi keluarga : aspek instrumental (makan, tidur,
pemeliharaan kesehatan) dan aspek ekspresif (emosi,
komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KELUARGA
1. Perubahan proses keluarga b/d pernikahan anak dewasa &
pembentukan hubungan yg baru melalui pernikahan, kelahiraan, &
perceraian
2. Perubahan menjadi orangtua b/d ketidakmampuan meningkatkan
pertumbuhan & perkembangan anak secara optimum
3. Resiko perubahan perlekatan orangtua/ bayi/ anak b/d kurangnya
model peran, ketrampilan orangtua, atau pengetahuan mengenai isu-
isu perkembangan anak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP II
1. Ketidakefektifan, gangguan, atau ketidakmampuan koping
keluarga b/d kondisi perawatan kesehatan anak yg akut atau
kronik
2. Koping keluarga : potensial pertumbuhan yg berhubungan
dengan tantangan kesehatan anggota keluarga
3. Hambatan manajemen pemeliharaan rumah b/d kurangnya
keamanan lingkungan rumah
4. Perubahan menjadi orangtua b/d ketidakmampuan
meningkatkan pertumbuhan & perkembangan anak secara
optimum
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP III
1. Diskusikan tentang tugas keluarga
2. Diskusikan penyebab ketidakharmonisan
3. Identifikasi sumber dukungan yg ada
4. Ajarkan cara merawat anak
5. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
6. Bantu keluarga mengenali kebutuha anggota keluarga
CONTOH KASUS 1
Tn. V dan Ny. V menikah selama 2 tahun dikarunia bayi berumur
1 bulan. Setelah melahirkan BB Ny. V naik 15 kg, malas
berdandan karena sibuk merawat anaknya. Tn. V sudah
mengingatkan istrinya tapi menurut Ny. V itu hal yang wajar. Hal
ini membuat Tn. V merasa diabaikan.
CONTOH KASUS 2
Tn. R dan Ny. R pasangan eksekutif muda, mempunyai 1 anak
berumur 1 tahun yang belum bisa berbicara dan duduk.
Pasangan ini sibuk bekerja dan dugem sehingga tidak
memperhatikan anaknya. Pengasuhan diserahkan kepada baby
sisternya.
CONTOH KASUS 3
Tn. W dan Ny. W 5 tahun menikah dikarunia 2 anak berumur 3
tahun dan 2 tahun. Anak kesatu mengalami gangguan yaitu
tidak peduli dengan lingkungannya. Dia belum bisa
berkomunikasi dan hanya mengeluarkan suara-suara tidak jelas.
Mereka belum memeriksakan anaknya secara serius karena
menganggap bawaan dari lahir.
CONTOH KASUS 4