Professional Documents
Culture Documents
Irama : Sinus
Frekuensi : 98 x/menit Reguler
PR interval : 0.16 s (4 kotak kecil)
Axis : LAD
o Kelainan Gelombang : - Gelombang P (+) p mitral (+)
o Kompleks QRS= 2 kotak kecil
o ST elevasi lead II,III, aVF,
o ST depresi lead I, aVL
o Q patologis di lead V1, V2, V3,V4
Kesimpulan : Irama sinus, HR 98x/menit, Left Axis Deviation, infark miokard akut
dengan ST elevasi inferior, Infark miokard anteroseptal, Left Atrial Enlargement.
RESUME
Laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan
nyeri dada dialami sejak kurang lebih 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengeluhkan nyeri di dada sebelah kiri
seperti tertindih beban berat menembus
ke belakang. Durasi nyeri lebih dari 30
menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat.
Pasien juga mengeluhkan keringat dingin
dan sesak. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 190/130, takikardia,
takipnue. Pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal. Pemeriksaan EKG didapatkan
Irama sinus, HR 98x/menit, Left Axis
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : ST Elevation
Myocardial Infarction (STEMI) inferior KILLIP
I, Hipertensi Emergency
Diagnosis anatomis : possible Arteri
koroner kanan (RCA)
Diagnosis etiologi : Aterosklerosis,
hipertensi
TERAPI
Tirah baring
Oksigen 3 lpm nasal kanul
Infuse RL 20 tpm
ISDN 5 mg sublingual
Clopidogrel 300mg po
Aspilet 160 mg po
Amlodipin 1x 10mg po
Bisoprolol 1x 5 mg po
Rujuk untuk terapi reperfusi dan perawatan
ICCU
Click icon to add picture
TINJAUAN PUSTAKA
CHEST PAIN
Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak
enak yang mengganggu daerah dada dan
seringkali merupakan rasa nyeri yang
diproyeksikan pada dinding dada ( referred
pain).
sindrom koroner akut
kerusakan sel miokard dikarenakan iskemia
berat yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini
sangat berkaitan dengan adanya thrombus
yang terbentuk oleh rupturnya plak
ateroma.
1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi
segmen ST (NSTEMI: non ST segment
elevation myocardial infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP:
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor pencetus iskemia,
komplikasi iskemia, penyakit penyerta dan
menyingkirkan diagnosis banding.
Regurgitasi katup mitral akut, suara
jantung tiga (S3), ronkhi basah halus dan
hipotensi hendaknya selalu diperiksa untuk
mengidentifikasi komplikasi iskemia.
Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi
katup mitral akut, hipotensi, diaphoresis,
ronkhi basah halus atau edema paru
meningkatkan kecurigaan terhadap SKA.
ELEKTROKARDIOGRAM.
Pemeriksaan marka jantung.
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Suplemen oksigen
Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada
semua pasien yang tidak diketahui
intoleransinya terhadap aspirin.
Penghambat reseptor ADP (adenosine
diphosphate)
Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180 mg
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari
Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari
PENATALAKSANAAN
Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi
pasien dengan nyeri dada yang masih
berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat.
Jika nyeri dada tidak hilang dengan satu kali
pemberian, dapat diulang setiap lima menit
sampai maksimal tiga kali. Nitrogliserin
intravena diberikan pada pasien yang tidak
responsif dengan terapi tiga dosis NTG
sublingual. dalam keadaan tidak tersedia NTG,
isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai
pengganti.
Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang
setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi tiga dosis NTG
KOMPLIKASI
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Tujuan utama tatalaksana IMA adalah
diagnosis cepat, menghilangkan nyeri
dada, penilaian dan implementasi strategi
reperfusi yang mungkin dilakukan,
pemberian antitrombotik dan terapi
antiplatelet, pemberian obat penunjang
dan tatalaksana komplikasi IMA
PEMBAHASAN
Terapi awal adalah Morfin, Oksigen, Nitrat,
Aspirin (disingkat MONA), yang tidak harus
diberikan semua atau bersamaan.
Pada pasien ini diberikan terapi Oksigen 3
lpm nasal kanul, infuse RL 20 tpm, ISDN 5
mg sublingual, Clopidogrel 300mg po,
Aspilet 160 mg po, Amlodipin 1x 10mg po,
Bisoprolol 1x 5 mg po.
PEMBAHASAN
Pemberian oksigen harus diberikan pada pasien
dengan saturasi oksigen arteri <90%. Pada semua
pasien STEMI tanpa komplikasi dapat diberikan
oksigen selama 6 jam pertama.
Pemberian ISDN menyebabkan dilatasi koroner,
arteri perifer dan vena. Dapat diberikan tiap 3-5
menit sampai 3 dosis. Keuntungan terapi nitrat
terletak pada efek dilatasi vena yang
mengakibatkan berkurangnya preload dan volume
akhir diastolic ventrikel kiri sehingga konsumsi
oksigen miokardium berkurang. Efek lain dari nitrat
adalah dilatasi pembuluh darah koroner baik yang
normal maupun yang mengalami aterosklerosis.
PEMBAHASAN
DAPT yaitu clopidogrel 300mg pod an
aspilet 160mg po. Aspilet harus diberikan
kepada semua pasien tanda indikasi kontra
dengan dosis loading 150-300 mg dan
dosis pemeliharaan 75-100 mg setiap
harinya untuk jangka panjang. Clopidogrel
diberikan dengan dosis loading clopidogrel
adalah 300 mg, dilanjutkan 75 mg setiap
hari.
PEMBAHASAN
Pemberian Penyekat Beta (Beta blocker)
dikarenakan efeknya terhadap reseptor
beta-1 yang mengakibatkan turunnya
konsumsi oksigen miokardium.
Pemberian amplodipin mempunyai efek
vasodilator arteri dengan sedikit atau tanpa
efek pada SA Node atau AV Node. CCB
direkomendasikan untuk mengurangi gejala
bagi pasien yang telah mendapatkan nitrat
dan penyekat beta.
PEMBAHASAN
PROGNOSIS
Click icon to add picture
TERIMAKASI
H