You are on page 1of 74

Dasar Hukum

Pengertian Akreditasi

Maksud dan Tujuan Akreditasi

Proses Akreditasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman,
bermutu serta merata dan non diskriminatif

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran, Pasal 49 bahwa setiap dokter/dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib
menyelenggararakan kendali mutu

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang


Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193; Pelayanan kesehatan kepada Peserta
Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan,
berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Pembagian subsistem upaya kesehatan :
1.Upaya kesehatan
2.Fasyankes
3.Sumber Daya upaya Kesehatan
4.Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan :


1. Pelayanan kesehatan harus diberikan berdasarkan standar pelayanan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan
masukan dari Pemerintah Daerah, organisasi profesi, dan/atau
masyarakat.
2. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan dilakukan secara
berjenjang melalui standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan
penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan
organisasi profesi dan masyarakat.
1. Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus
memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan
pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien,
serta efisiensi biaya.
2. Penerapan sistem kendali mutu pelayanan Jaminan Kesehatan
dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu
Fasilitas Kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan
berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap
luaran kesehatan Peserta.
3. Ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan
Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan BPJS.
Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung
jawab untuk:

1. Penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);


2. Pertimbangan klinis (clinical advisory) dan Manfaat Jaminan
Kesehatan;
3. Perhitungan standar tarif; dan
4. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan
Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2013
tentang
PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL

Pasal 6 (2) : selain persyaratan sbgmana


dimaksud pada ayat 1 (persyaratan yg harus dipenuhi bagi
Faskes tingkat pertama), Faskes tingkat pertama juga
harus telah terakreditasi
Pemberian pelayanan publik yang berkualitas dan mampu
memberikan kepuasan bagi masyarakat merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah
Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai
tolok ukur pelayanan publik di bidang kesehatan,
merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan
reformasi birokrasi
Penilaian kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
menunjukan hasil yang belum memenuhi standar
KUALITAS
Target Penurunan AKI dan AKB sulit dicapai
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan


Bagaimana Kondisi
Pelayanan Kesehatan
Saat Ini

?
Beberapa Hasil Survey Yang Menunjukan
Pelayanan Kesehatan Di Tingkat Pelayanan
Dasar Belum Memenuhi Standar KUALITAS
Adanya variasi kualitas penyelenggaraan Puskesmas dan
Klinik, yang disebabkan karena perbedaan :

1. Proses Pengukuran
2. Proses Monitoring
3. Proses Pengendalian
4. Proses Pemeliharaan
5. Proses Penyempurnaan
6. Proses Pendokumentasian
Sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu kinerja
melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap
sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko

Sebagai syarat recredensialing PPK 1 BPJS pada


Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
lembaga eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian
proses dengan standar yang berlaku (digunakan).

Akreditasi Puskesmas dan Klinik adalah suatu pengakuan


terhadap hasil dari proses penilaian eksternal, oleh
Komisioner Akreditasi terhadap Puskesmas dan Klinik,
apakah sesuai dengan standar akreditas yang ditetapkan.
Mutu pelayanan puskesmas

Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN +Mengukur +Struktur
MUTU +Memonitor +Proses
+Mengendalikan
+Memelihara, +Outcome
+menyempurnakan
SDM
Biaya
Pelayanan
Sarana
Kesehatan
Prasarana
Yang
Alat Kesehatan
Berkualitas Kepuasan
Pasien

Penyelenggaraan Pelayanan :
-Mengukur
-Memonitor
-Mengendalikan
-Memelihara
-Menyempurnakan
-Mendokumentasikan

Continous Improvement
Bagian dari standar akreditasi Puskesmas :

1. Standar Administrasi dan Manajemen


2. Standar Program Puskesmas
3. Standar Pelayanan Medis
Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Standar Administrasi dan Manajemen


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)


Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas
(KMPP)
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM)

Standar Program Puskesmas


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)


Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar Pelayanan Medis


Tidak Terakreditasi
Jika pencapaian Bab I, II, dan III kurang dari 75 %
Bab IV, V, VI < 60 %, dan
Bab VII, VIII, IX kurang dari 20 %

Terakreditasi Dasar
Jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III ≥ 75 %
Bab IV, V, VI ≥ 60 %, dan
Bab VII, VIII, IX ≥ 20 %
Terakreditasi Madya
Jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V ≥ 75 %
Bab VI, VII ≥ 60 % dan
Bab VIII, IX ≥ 20 %

Terakreditasi Utama
Jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V, VI, VII ≥ 75 dan bab VIII,
IX ≥ 60 %

Terakreditasi Paripurna
Jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75 %
Bagian dari standar akreditasi Klinik :

1. Standar Administrasi dan Manajemen


2. Standar Pelayanan Medis
Bab dari standar akreditasi Klinik :

Bab I. Kepemimpinan dan Manajemen Fasilitas Kesehatan


(KMFK)

Standar Administrasi dan Manajemen


Bab dari standar akreditasi Klinik :

Bab II. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)


Bab III. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar Pelayanan Medis


Tidak terakreditasi
Jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV < 75 %
Terakreditasi
Jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75 %
INSTRUMENT

STANDAR

DOKUMEN PENDUKUNG PELAKSANAAN AKREDITASI


PUSKESMAS
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasyankes
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada
pasien dan masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
5. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di
Puskesmas maupun fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan
upaya Puskesmas kepada masyarakat
6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
7. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
Tim di Puskesmas yang bertanggung jawab menyiapkan
Puskesmas dalam memperoleh Akreditasi Puskesmas

Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan persiapan


akreditasi Pusksesmas
Tim yang telah dilatih dan ditugaskan oleh KaDinkes Kab./Kota
untuk mendampingi Puskesmas dalam penyelenggaraan
akreditasi

Tim yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan


anggota yang berasal dari pejabat fungsional atau struktural
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan / atau pihak ketiga atau
lembaga lain

Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Pendamping


Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota


Tim Pelatih Calon Pendamping Akreditasi Akreditasi

Terdiri dari Widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau


peserta dari individu atau Pihak Ketiga yang diusulkan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi

Kriteria pendidikan dokter dan / atau tenaga kesehatan dengan


pendidikan minimal D3 yang masing- masing memiliki kompetensi
dalam bidang manajemen kesehatan, program kesehatan dan
pelayanan klinis yang akan diakreditasi.

Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan TOT/Pelatih


Pendamping Akreditasi Puskesmas
Tim pelaksana penilaian akreditasi yang ditugaskan oleh Komisi
Akreditasi Fasyankes Primer

Terdiri dari Widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau


peserta dari individu atau Pihak Ketiga yang diusulkan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi

Kriteria pendidikan dokter dan / atau tenaga kesehatan dengan


pendidikan minimal D3 yang masing- masing memiliki kompetensi
dalam bidang manajemen kesehatan, program kesehatan dan
pelayanan klinis yang akan diakreditasi.

Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan TOT/Pelatih


Pendamping Akreditasi Puskesmas
1. Proses Pelatihan

2. Proses Persiapan

3. Proses Pendampingan

4. Proses Pengajuan

5. Proses Survei/Penilaian

6. Proses Penetapan
Pelatihan bagi calon surveior Komisi Akreditasi Fasyankes Primer
sesuai dengan kriteria
Dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi Fasyankes Primer

Pelatihan yang diberikan kepada Tim Akreditasi dari Dinas Kesehatan


Provinsi yang dipersiapkan sebagai tenaga Pelatih Pendamping Akreditasi
Puskesmas.
Pelatihan diselenggarakan oleh Pusat
Pelatihan yang diberikan kepada Tim Dinas Kesehatan Kab./Kota
sesuai dengan kriteria, yang dipersiapkan untuk mendampingi
Puskesmas dan Klinik dalam mempersiapkan Akreditasi.

Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi


3 orang tenaga kesehatan, terdiri dari :
1. 1 (satu) orang dokter umum
2. 2 (dua) orang tenaga kesehatan lain

Memiliki kompetensi dalam bidang manajemen kesehatan,


pelayanan klinis dan penyelenggaraan upaya kesehatan di
Puskesmas

Memiliki sertifikat kelulusan Pelatihan Pendamping Akreditasi


Puskesmas
Membuat pernyatan kesediaan melaksanakan tugas
pendampingan selama 3 tahun masa kerja terhitung sejak
ditetapkannya Surat Keputusan Kadinkes Kab/Kota
1. Mempersiapkan tim pendamping sesuai dengan kriteria
2. Menetapkan Puskesmas yang akan dipersiapkan untuk
akreditasi
3. Lokakarya penggalangan komitmen
4. Pertemuan konsolidasi di Puskesmas
5. Persiapan dokumen kelengkapan internal dan eksternal
6. Pendampingan Self assesment
7. Pembahasan self asssment dan RTL
8. Pendampingan penyiapan akreditasi
9. Penilaian prasertifikasi
10. Pengajuan pengusulan penilaian akreditasi
Dilaksanakan oleh Tim Pendamping Akreditasi
Tim pendamping membimbing tim Puskesmas dalam
menyiapkan proses penyelanggaraan Puskesmas sesuai
dengan standar Akreditasi

Dilakukan setelah Puskesmas mendapatkan sertifikasi akreditasi

Dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan

Dilaksanakan oleh Tim Pendamping Dinas Kesehatan Kab/Kota


1. Penugasan Tim Pendamping Akreditasi (penyusunan jadwal
dan pelaksanaan pendampingan)
2. Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas melakukan
pendampingan sesuai dengan rekomendasi dari surveior
akreditasi untuk puskesmas yang telah lulus akreditasi
3. Pelaporan hasil pendampingan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota setiap kali selesai keseluruhan
proses pendampingan.
1. Pengajuan surat permintaan akreditasi untuk Puskesmas/Klinik dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi membuat surat rekomendasi dan
meneruskan permintaan akreditasi kepada Komisioner akreditasi (maks 5
hari kerja) dalam bentuk surat elektronik dan surat asli
3. Komisioner Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
menugaskan Koordinator Surveior di Provinsi untuk merencanakan dan
melaksanakan survei penilaian akreditasi dengan tembusan Kadinkes
Provinsi (maks 5 hari kerja).
4. Koordinator melakukan pembahasan internal untuk menyusun jadual
penilaian termasuk penentuan surveiornya (maks 3 hari kerja).
5. Surat jawaban dari Koordinator beserta jadual disampaikan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (maks 5 hari kerja).
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Kab/Kota Provinsi
Pengajuan surat
rekomendasi
Pengajuan surat
rekomendasi
pengajuan
penilaian
akreditasi

Komisi Akreditasi
Surveyor Pusat Puskesmas &
dan Provinsi Klinik cq
Penugasan Kemenkes RI
Penilaian
Puskesmas
1. Survey akreditasi dilaksanakan selama 3 (tiga) hari
2. Jumlah surveyor tergantung pada banyaknya program yang akan
diakreditasi
3. Survey berdasarkan pada standar instrumen akreditasi
4. Disusun kesimpulan hasil penilaian akreditasi yang akan
dilaporkan kepada Komisi Akreditasi Puskesmas dan Klinik
1. Komisi Akreditasi Puskesmas dan Klinik menerima hasil
penilaian/rekomendasi dari tim surveyor
2. Penerbitan sertifikat kelulusan sertifikasi oleh Komisi Akreditasi
3. Pengiriman sertifikat kelulusan akreditasi kepada Dinas
Kesehatan Provinsi
4 Komisi 5
Akreditasi
Dinkes
9
Provinsi Koordinator
8 Surveyor
10 Di Provinsi
3
11 6
7
Dinkes
Kab/Kota 2

Puskesmas Klinik
1. Pengajuan permohonan akreditasi
2. Check kesiapan Puskesmas
3. Mengirimkan surat permohonan akreditasi kepada Dinkes Provinsi
4. Meneruskan permohonan kepada Komisi Akreditasi
5. Menugaskan koordinator untuk membentuk tim surveyor
6. Survey Akreditasi
7. Pengiriman hasil survey kepada koordinator surveyor
8. Meneruskan rekomendasi hasil survey kepada Komisi Akreditasi
9. Penerbitan sertifikasi oleh Komisi Akreditasi yang kemudian dikirimkan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi
10. Meneruskan sertifikasi kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota
11. Menyerahkan sertifikasi akreditasi kepada Puskesmas atau Klinik
Akreditasi Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
usulan Dinas Kesehatan Kab/Kota

Akreditasi Klinik dilaksanakan sesuai dengan usulan


Klinik yang bersangkutan

Pada tahun 2019 akreditasi akan menjadi persyaratan


PPK 1 sebagai provider JKN (recredentialing fasilitas
primer)
Struktur standar

 Bab:
–Standar:
Kriteria :
–Maksud dan Tujuan:
»Elemen Penilaian
9 Bab standar akreditasi puskesmas
(TOTAL 772 EP)

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EP
Bab III. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) dengan 32 EP
Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) dengan 53 EP
Bab V Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP) dengan
101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM) dengan 55 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58 EP
4 Bab Standar Akreditasi Klinik
(503 EP)
 Bab I. Kepemimpinan dan Manajemen
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (KMFK) dengan
122 EP
 Bab II. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien
(LKBP) dengan 151 EP
 Bab III. Manajemen Penunjang Layanan Klinis
(MPLK) dengan 172 EP
 Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58 EP
Cara penilaian

 Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai:


– 0 = jika belum ada sama sekali atau baru

sebagian kecil ada ( 0% – 19 %)

– 5 = jika sebagian besar sudah dilaksanakan

(20 % – 79 %)
– 10 = jika sudah dilaksanakan (80 % – 100 %)
 Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10
 Skor total untuk tiap bab=
jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10
Pelaksanaan survei
 Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen
eksternal dan internal
 Telusur:
– Wawancara:
 Pimpinan puskesmas
 Penanggungjawab program
 Stafpuskesmas
 Lintas sektor
 Masyarakat
 Pasien, keluarga pasien
– Observasi:
 Pelaksanaan kegiatan
 Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan (rekaman/records)
Dokumen
 Dokumen eksternal:
– Regulasi: Undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan presiden, peraturan menteri, keputusan
menteri,
– pedoman-pedoman, pedoman pelayanan klinis, pedoman
program, dsb
 Puskesmas:
– Kebijakan (Surat Keputusan)
– Perencanaan puskesmas, Perencanaan Program
– Pedoman yang disusun puskesmas: pedoman
pengorganisasian, pedoman mutu (manual mutu),
pedoman pelayanan, pedoman program, kerangka acuan
– SPO
Pengertian
 Kebijakan: ringkasan konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak
 Pedoman: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah bagaimana sesuatu harus dilakukan, hal pokok
yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk
menentukan atau melaksanakan sesuatu
 SPO: suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu
Metoda pembuktian dokumen dan
telusur
 Membuktikan bahwa sistem dibakukan lihat
dokumen kebijakan, manual mutu, pedoman internal
dan dokumen prosedur (SPO)
 Membuktikan sistem berjalan ketelusuran
 Membuktikan sistem berjalan sesuai prosedur
telusur monitoring dan bukti dokumen monitoring
 Membuktikan keberhasilan sistem telusur evaluasi
dan bukti dokumen evaluasi
 Membuktikan sistem diperbaiki bukti analisis
masalah dan upaya perbaikan (telusur dan dokumen)
Keputusan akreditasi
– Tidak Terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan
III kurang dari 75 % dan Bab IV, V, VI < 60 %, VII, VIII, IX
kurang dari 20 %
– Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan
III ≥ 75 %, dan Bab IV, V, VI ≥ 60 %, Bab VII, VIII, IX ≥ 20
%
– Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I, II, III,
IV, V ≥ 75 %, Bab VI, VII ≥ 60 % VIII , IX ≥ 20 %
– Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I, II, III,
IV, V, VI, VII ≥ 75 Bab VIII, IX ≥ 60 %
– Terakreditasi Paripurna: jika pencapaian nilai semua
Bab ≥ 75 %
Keputusan Akreditasi
 TidakTerakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II,
dan III kurang dari 75 % dan Bab IV, V, VI, VII, VIII,
IX kurang dari 20 %
 Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II,
dan III ≥ 75 %, dan Bab IV, V, VI, VII, VIII, IX ≥ 20 %
 Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I,
II, III, IV, V ≥ 75 %, Bab VI, VII, VIII, IX ≥ 20 %
 Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I,
II, III, IV, V, VI, VII ≥ 75 %, Bab VIII, IX ≥ 20 %
 Terakreditasi Paripurna: jika pencapaian nilai
semua Bab ≥ 75 %
Keputusan Akreditasi
 TidakTerakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II,
dan III kurang dari 75 % dan Bab IV, V, VI, VII, VIII,
IX kurang dari 40 %
 Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II,
dan III ≥ 75 %, dan Bab IV, V, VI, VII, VIII, IX ≥ 40 %
 Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I,
II, III, IV, V ≥ 75 %, Bab VI, VII, VIII, IX ≥ 40 %
 Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I,
II, III, IV, V, VI, VII ≥ 75 %, Bab VIII, IX ≥ 40 %
 Terakreditasi Paripurna: jika pencapaian nilai
semua Bab ≥ 75 %
Keputusan akreditasi klinik

 Penetapan Keputusan Akreditasi Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Primer adalah:
– Tidak terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II,
III, IV < 75 %
– Terakreditasi: jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75
%
1. Pembentukan Tim Akreditasi Puskesmas
2. Pembentukan Tim Pendaping Akreditasi Di Dinkes Kab/Kota
3. Pembentukan Tim Akreditasi Dinkes Provinsi
1. Penyiapan bangunan Puskesmas sesuai standar
2. Penyiapan alkes sesuai standar
3. Penyiapan pedoman yankesdas
4. Penyiapan SPO
5. Tim akreditasi Puskesmas
6. Tim pendamping akreditasi di Kab/Kota ( pelatihan tim
pendamping akreditasi)
7. Penyiapan tim surveyor akreditasi di Provinsi
Kemenkes RI Hasil Penilaian dilaporkan
kepada Pusat

Verifikasi oleh Pusat

Dinkes Kab/Kota Dinkes Provinsi


Dinkes Kab/Kota mengusulkan kepada
Dinkes Provinsi, Puskesmas yang maju
ke penilaian

Dinkes Kab/Kota
Menyiapkan Dinkes Provinsi
Puskesmas untuk melakukan
maju dalam penilaian penilaian ke
Puskesmas
Puskesmas
Pembiayaan pelaksanaan kegiatan :
Kegiatan Seleksi di tingkat kabupaten/kota menjadi
tanggung jawab Dinas kesehatan Kabupaten/Kota
Kegiatan Seleksi tingkat Provinsi menjadi
tanggungjawab Dinas kesehata Provinsi
Kegiatan Seleksi tingkat nasional menjadi tanggung
jawab Kementerian Kesehatan
Pemanggilan Pemenang Tingkat Nasional untuk
menerima penghargaan pada hari kesehatan nasional
menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan
KISI-KISI
1. Bila dalam EP (Elemen Penelitian) tertulis kata SPO
atau PROSEDUR atau MEKANISME.........maka
maksudnya adalah SPO (Standard Prosedur
Operasional),
2. Bila ditemukan unsur-unsur PELAYANAN atau
TINDAKAN...... harus dibuat SPO,
3. SK Pemberlakuan SPO dalam 1 kriteria (yang dapat
berisi 1 atau lebih SPO). SK ini tidak boleh
digunakan untuk kriteria yang lain (???).
4. Bila terdapat tulisan SK atau PENETAPAN atau
KETETAPAN.......maka harus dibuat SK semua,
Lanjutan……..
5. Penilaian utama dalam akreditasi puskesmas adalah
PEMBENTUKAN SISTEM (Internal dan eksternal),
6. Dalam penyusunan suatu dokumen (seperti SPO, KA,
dll), maka unsur2 dalam proses pembentukannya
(seperti Presensi, Undangan, Notulen, dll)...TIDAK
PERLU DITANYAKAN. Tetapi untuk DOKUMEN
TELUSUR WAJIB DITANYAKAN,
7. Dalam penilaian, minimal telusur dokumennya dari
4 bulan yang lalu,
8. Minilokakarya Puskesmas dengan Lintas Sektoral
HARUS DILAKSANAKAN (WAJIB)...............3 bulan
sekali.
•Keputusan akreditasi klinik

 Penetapan Keputusan Akreditasi Fasilitas


•Pelayanan Kesehatan Primer adalah:
•– Tidak terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II,
•III, IV < 75 %
•– Terakreditasi: jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75
•%

You might also like