You are on page 1of 20

EKSPEKTORAN, MUKOLITIK DAN ANTITUSIF

KELOMPOK VI
1. Arava Putri Fadillah
2. Dyan Putri
3. Guswan Ferdiansya
4. Margaretta Febiola
5. Regina Allaya
6. Shafira Dio Amanda
7. Winda Tria Safitri
8. Faricha Ulfa
BATUK ?

 Batuk merupakan suatu reflek


perlindungan tubuh yang berguna untuk
membuang lendir, benda asing, nanah,
dan sejenisnya dari bronkus
 Adanya rangsangan pada selaput lendir
pernafasan yg terletak dibeberapa
bagian dari tenggorokan dan cabang-
cabangnya
 Zat asing atau antigen dapat berupa
bakteri, allergen, asap, jasad renik
dllnya
Jenis-jenis batuk

BERDASARKAN
WAKTU

AKUT

Akut merupakan fase awal dan masih mudah

buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari

tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri,

virus, penyempitan saluran nafas atas.


SUB AKUT

Subakut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi

kronis. Dikategorikan subakut bila batuk sudah 3-8

minggu. Terjadi karena gangguan pada epitel.

KRONIS

Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan

penyempitan saluran nafas atas dan terjadi lebih dari delapan

minggu. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk

kronis, misalnya asma,TBC, gangguan refluks lambung, sampai

kanker paru-paru.
JENIS-JENIS BATUK

BATUK PRODUKTIF

Merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan


fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu, dan lainya)
dan dahak dari tenggorokan

BATUK NON PRODUKTIF

Batuk non-produktif dimana tidak menghasilkan sekresi


lendir atau mukus, sehingga disebut batuk kering
Reflek batuk

1. Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk.


Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang
terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks.
2. Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus
yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus,
pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui
cabang Arnold dari nervus vagus.
3. Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat
batuk yang terletak dimedula, di dekat pusat pernafasan
dan pusat muntah.
MEKANISME BATUK
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar,
atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat
menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan
faringdan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat
kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi
terjadi secara dalam dan cepat,sehingga udara dengan cepat
dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago
aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks
meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.Tekanan pl. Batuk
dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan
tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
.

4. Fase ekspirasi/ ekspulsi


Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot
ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar
dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda
asing dan bahan-bahan lain. .
Penggolongan obat batuk

ZAT YG BEKERJA
DI SENTRAL

Menekan rangsangan batuk dipusat batuk yang terletak


disumsum lanjutan (medula) dan otak dgn efek menenangkan

1. Zat-zat adiktif : pulvis opii, pulvis doveri, dan Codein


2. Zat-zat non-adiktif : Noskapin, Dekstrometorfan,
Dipenhidramin, Prometazin, Pentoksiverin

ZAT YG BEKERJA
DI PERIFER

Bekerja diluar SSP, dapat dibagi atas Ekspektoran dan


Mukolitik
ANTITUSIV

Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum
lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di otak dengan efek
menenangkan (sedatif)

PUSAT PENEKAN BATUK PADA ANTITUSIV


Kodein (metilmorfin) : Bekerja disentral
meningkatkan ambang rasa refleks batuk.
Mekanisme kerja :
1. Kodein duduk di reseptor opiat khusunya
reseptor MIU.
2. Reseptor opiat berikatan dengan protein G.
3. Protein G aktif, terjadi pertukaran GTP dan
GDP. • Dosis : Dewasa 10-20
4. Pembentukan GTP, menurunkan kadar mg tiap 4-6 jam, max
CAMP, dan menurunkan kadar 120mg/hari
adenilatsiklase. • Sediaan : Tablet 10 mg,
tablet 15 mg, tablet 20
5. Maka akan menyebabkan inhibisi berbagai mg
neurotransmitter nosiseptif seperti GABA,
dopamin, asetilkolin dan noradrenalin.
ANTITUSIV

Dekstrometorfan : Bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang


refleks batuk secara sentral, tidak menimbulkan kantuk dan gangguan
saluran cerna.
• Mekanisme kerja :
Mengikat reseptor sigma 1 di medula otak, sehingga
Meningkatkan ambang rangsang refleks batuk dan batuk pun terhambat.
• Dosis : Dewasa 3-4 kali 10-30mg/hari, max 120mg/hari
Anak-anak 1 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi
• Sediaan : Tablet 15 mg (generik)
Syrup 10mg/5ml bisoltussin

Noscapin : Memilii efek sbg antitusif, tidak memiliki efek habituasi dan
adiktif. Noscapin jg merupakan pelepas histamin yang poten shg pda
dosis besar dapat meneybabkan bronkokontriksi dan hipotensi
sementara.
• Mekanisme kerjanya sama dengan dekstrometorfan.
• Dosis : dewasa dan anak-anak diatas 12 th 2-3 x 30mg/hari
EKSPEKTORAN

Adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas dengan
mekanisme kerja berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya scr
reflek merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewan N.vagus shg menurunkan
iskositas dan mempermudah pengeluaran dahak

Guaifenisin : Dengan meningkatkan


volume dan mengurangi viskositas
sputum yg trdapat ditrakea dan bronkus
Dosis : dewasa 2-4 kali 200-400 mg
sehari
Seadiaan : tablet 100 mg glyceyl
guaiacolate
EKSPEKTORAN

Amonium klorida : jarang digunakan sbg ekspektoran, tp


biasanya digunakan dlm bentuk campuran dgn ekspektoran
lain atau antitusiv. mekeanisme kerjanya yaitu bekerja
sebagai ekspektoran yang mengurangi kepekatan lender.
Efek samping adalah terjadi pada dosis tinggi berupa
acidosis dan gangguan lambung, seperti mual dan muntah
jkarna sifatnya merangsang mukosa.
Dosis : unntuk dewasa 300 mg/5 ml tiap 2-4 jam
MUKOLITIK

Mukolitik (mucolytic) adalah suatu jenis obat yang digunakan untuk


mengencerkan mukus (dahak) yang kental sehingga mudah dikeluarkan.
Mukolitika berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya melalui
batuk. Zat ini bekerja memutuskan jembatan disulfida

Mekanisme kerja obat mukolitik


CONTOH OBAT
MUKOLITIK

• BROMHEKSIN
Bromheksin merupakan derivat sintetik
dari vasicine. Vasicine merupakan suatu zat
aktif dari Adhatoda vasica. Obat ini diberikan
kepada penderita bronkitis atau kelainan
saluran pernafasan yang lain. Obat ini juga
digunakan di unit gawat darurat secara lokal
di bronkus untuk memudahkan pengeluaran
dahak pasien.
Dosis oral bagi dewasa seperti yang
dianjurkan adalah tiga kali, 4-8 mg
sehari.
• AMBROKSOL
Ambroksol merupakan suatu metabolit
bromheksin yang memiliki mekanisme kerja yang
sama dengan bromheksin. Ambroxol digunakan
sebagai mukolitik pada batuk berdahak. Merupakan
metabolit dari bromheksin. Efek samping: efek
samping ringan pada saluran pencernaan, reaksi
alergi.
• ASETILSISTEIN
Asetilsistein menurunkan viskositas sekret paru
pada pasien radang paru. Kerja uma dari asetilsistein
adalah melalui pemecahan ikatan disulfida. Reaksi ini
menurunkan viskositasnya dan seterusnya
memudahkan penyingkiran sekret tersebut.

You might also like