You are on page 1of 17

REFERAT

KEMATIAN MENDADAK ( SUDDEN DEATH )


KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT UMUM BHAYANGKARA TK II KOTA MEDAN

DISUSUN OLEH

• SARJITO 71150891525 • RACHMAT GANI 71150891497


• LYA ANGGRAINI E G 71150891440 • HENDRI WAHYUDI 71150891399
• M NURUL IMAM SARAGIH 71150891462 • FATWA SAUFI RIDHO 71150891376
• MENTARI NURUL HAKIM S 71150891449 • EBIT WIBOWO 71150891190
• SYARIAL AKBAR 71150891550

Pembimbing :
dr. Mistar Ritonga Sp.F

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
LATAR BELAKANG

Kematian mendadak yang tidak diharapkan dan tidak dapat dijelaskan


ditemukan pada sebagian besar kasus pada praktek kedokteran
forensik.Kematian mendadak yang tidak dijelaskan sering tercatat sebagai
kematian karena sebab yang alami.

Para ahli percaya bahwa kebanyakan dari kematian ini


dikarenakan Sudden Death Syndrome (sindroma kematian
mendadak) atau Sudden Cardiac Death (kematian jantung
mendadak). Penyebab kematian mendadak akibat penyakit dapat
diklasifikasikan menurut sistem tubuh, diantaranya sistem
Susunan Saraf Pusat, sistem kardiovaskuler, dan sistem
pernafasan.
Di Indonesia sendiri sukar didapat insiden kematian mendadak yang
sebenarnya.Angka yang ada hanyalah jumlah kematian mendadak yang diperiksa di
bagian kedokteran forensik FKUI. Dalam tahun 1990, dari seluruh 2461 kasus,
ditemukan 227 laki-laki (9,2%) dan 50 perempuan (2%) kasus kematian mendadak,
sedangkan pada tahun 1991 dari 2557 kasus diperiksa 228 laki-laki (8,9%) dan 54
perempuan (2,1%).

Oleh karena penyebabnya yang wajar, maka apabila kematian


tersebut didahului oleh keluhan, gejala dan terdapat saksi (apalagi bila
saksinya adalah dokter, misalnya di klinik, puskesmas, atau rumah sakit)
biasanya tidak akan menjadi masalah kedokteran forensik. Namun apabila
kematian tersebut terjadi tanpa riwayat penyakit dan tanpa saksi, maka
dapat menimbulkan kecurigaan bagi penyidik, apakah terkait unsur pidana
di dalamnya.Disinilah peran pemeriksaan forensik berupa autopsi dan
pemeriksaan histologi akan sangat penting guna menjawab permasalahan
di atas.
KEMATIAN MENDADAK
( SUDDEN DEATH )

Definisi

Kematian mendadak menurut WHO, yaitu kematian dalam waktu 24


jam sejak gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik sebagian besar
kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala timbul.
Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan kematian yang tak terduga
tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya terjadi bersamaan
pada satu kasus.

Pada kematian mendadak, penyebab kematian hampir selalu ditemukan pada


sistem kardiovaskuler, meskipun lesi tidak terdapat di jantung atau pembuluh darah
utama. Cerebral hemmorraghe yang masif, perdarahan subarachnoid, rupture kehamilan
ektopik, hemoptisis, hematemesis dan emboli pulmonal, sebagai contoh, bersama
dengan penyakit jantung dan aneurisma aorta mempunyai kontribusi pada sebagian
besar penyebab kematian mendadak dan “unexpected” akibat sistem vaskular.
KLASIFIKASI
Kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa
diduga dan terjadi secara mendadak (sudden natural unexpected death). Kematian
alamiah ini dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:

Keadaan dimana mayat ditemukan


Kematian yang terjadi dimana ada
dalam keadaan yang lebih
saksi mata dan keadaan dimana faktor
mencurigakan seringnya diakibatkan
fisik dan emosi mungkin memainkan
TKP nya atau pada saat orang tersebut
peran, juga dapat terjadi saat aktivitas
meninggal tidak dalam perawatan atau
fisik, dimana cara mati dapat lebih
pengobatan dokter (unattendaned
mudah diterangkan atau kematian
physician), terdapat kemungkinan
tersebut terjadi selama
hadirnya saksi-saksi yang mungkin
perawatan/pengobatan yang dilakukan
ikut bertanggung jawab terhadap
oleh dokter (Attendaned Physician).
terjadinya kematian.
ETIOLOGI
Secara garis besar penyebab kematian mendadak, yaitu karena trauma, keracunan dan penyakit.
Insiden kematian mendadak akibat trauma , keracunan, dan Kematian mendadak terbanyak akibat dari
penyakit pada sistem jantung dan pembuluh darah

1. TRAUMA

Trauma pada otak dan leher dapat menjadi kombinasi penyebab kematian
yang fatal. Hal ini terjadi ketika terjadinya benturan pada bagian kepala yang
kemudian dibarengi leher yang tertolak ke belakang. Akibatnya, tulang leher patah
dan patahnya tulang ini dapat memicu kematian dalam waktu singkat akibat
tertutupnya jalan nafas. Tubuh seketika bisa kehilangan suplai oksigen, akibatnya
sel-sel mengalami kematian mendadak. Akan tetapi, trauma otak ternyata
sebenarnya tidak selalu menyebabkan kematian dalam waktu singkat, paling tidak
diperlukan waktu 1-2 jam sebelum terjadinya kematian.
Trauma lain yang bisa menyebabkan kematian mendadak adalah cedera tulang
dada (thorax) dan panggul (pelvis). Cedera tulang dada dapat menyebabkan terjadinya
tamponade jantung atau suatu kondisi di mana jantung tertekan akibat benturan pada
dada. Hal ini menyebabkan darah menggenang di sekitar jantung di dalam tulang dada.
Sedangkan cedera pada tulang panggul menyebabkan tubuh mengalami kehilangan
darah dalam jumlah banyak

Salah satu masalah yang paling sulit dalam kedokteran forensik


adalah jika kematian terjadi pada seseorang yang mengalami kekerasan
namun menderita juga sedang penyakit atau dimana penyakit telah
meningkatkan kerusakan setelah terjadinya kekerasan. Pada keadaan
seperti ini kontribusi penyakit dan kekerasan sebagai sebab kematian
dapat menjadi masalah medikolegal. Pada prakteknya, situasi yang paling
sering menyebabkan keadaan seperti ini adalah penyakit koroner, emboli
pulmoner dan perdarahan subarachnoid.
2. KERACUNAN

 Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik yang
dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan berupa sakit atau kematian.

 Intoksikasi merupakan suatu keadaaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak


normal yang disebabakan oleh sesuatu jenis racun atau bahan toksik lain.

Berdasarkan Sumber Racun Dapat


Digolongkan Menjadi: Berdasarkan tempat dimana racun
berada, dapat dibagi menjadi:
a. Racun yang berasal dari tumbuh –
tumbuhan yaitu opium, kokain,
1. Racun yang terdapat di alam bebas.
kurare, aflatoksin.
Jenis – b. Racun yang berasal dari hewan seperti 2. Racun yang terdapat dirumah
Jenis bisa atau toksin ular, laba-laba dan tangga,
Racun hewan laut. 3. dalam pertanian
c. Racun yang berasal dari mineral 4. Racun yang digunakan dalam
seperti arsen, timah hitam dan lain- industry dan laboratorium,
lain. 5. Racun yang terdapat dalam
d. Racun yang berasal dari sintetik
makanan,
seperti heroin.
6. Racun dalam bentuk obat,
Dalam menangani kasus kematian akibat
Faktor yang mempengaruhi keracunan perlu dilakukan pemeriksaan penting
keracunan yaitu :

1. Pemeriksaan ditempat
kejadian (TKP)
2. Otopsi lengkap
3. Analisis toksikologik
2. PEYAKIT

PERDARAHAN SUB
PENYAKIT SISTEM
PENYAKIT JANTUNG ARACHNOID SPONTAN
KARDIOVASKULAR
ISKEMIK (NON TRAUMA)

INFARK MIOKART

PENYAKIT SISTEM PENYAKIT KATUP


PENDARAHAN
RESPIRASI JANTUNG INTRASEREBRAL

MIOKARDITIS

PENYAKIT SISTEM KARDIOMIOPATI


PENCERNAAN`

PENYAKIT SISTEM PENYAKIT SISTEM


PENYAKIT SISTEM UROGENITAL SARAF PUSAT
HEMATOPOIETIK

LIMPA DARAH
PENYAKIT JANTUNG
ISKEMIK

Semua kematian mendadak karena penyakit jantung, disebabkan oleh


arteriosklerosis pada arteri koroner. Terbentuknya sumbatan pada lumen cabang
pembuluh darah yang partial atau total yang luas ataupun hanya setempat dapat
menyebabkan arteri tidak dapat mengirim darah yang adekuat ke miokardium.
Sebagai akibatnya akan terjadi coronary artery insufficiency dan jantung secara tiba-
tiba berhenti. semua kematian mendadak karena penyakit jantung, disebabkan oleh
arteriosklerosis pada arteri koroner. Terbentuknya sumbatan pada lumen cabang
pembuluh darah yang partial atau total yang luas ataupun hanya setempat dapat
menyebabkan arteri tidak dapat mengirim darah yang adekuat ke miokardium.
Sebagai akibatnya akan terjadi coronary artery insufficiency dan jantung secara tiba-
tiba berhenti.

Tempat Dimana 1. Ramus Descenden Arteri Coronaria Sinistra (45-64%).


Arteri Coronaria 2. Arteri Coronaria Dextra (24-46%).
Sering Mengalami 3. Arteri Circumflexa Coronaria Sinistra (3-10%).
Penyempitan 4. Pangkal Arteri Coronaria Sinistra (0-10%).
INFARK MIOKART

Infark miokard adalah nekrosis jaringan otot jantung akibat insufisiensi aliran
darah.Insufisiensi terjadi karena spasme dan atau sumbatan karena sklerosis dan
trombosis. Infark miokard adalah patologik (gejala klinisnya bervariasi, kadang tanpa
gejala apapun), sedangkan infark miokard akut adalah pengertian klinis (dengan gejala
diagnosis tertentu). Kematian dapat terjadi dalam beberapa jam awal atau hari setelah
infark dan penyebab segeranya adalah fibrilasi ventrikel.

Pada autopsi dapat dikenali beberapa bentuk


infark miokard

1. Infark laminar, lebih banyak ditemukan pada daerah subendokardial atau pada
ventrikel kiri, kadang infark luas sampai setengah atau lebih dari tebalnya dinding.
2. Infark lokal atau regional, lebih sering pada penyakin arteri koroner murni, dan
disebabkan oklusi lokal atau sumbatan yang berat pada arteri koronaria. Besar dan
posisi infark tergantung dimana oklusi terjadi. Hampir semua infark jenis ini
ditemukan pada ventrikel kiri.
Beberapa Gambaran Yang Khas Dari Tingkatan Infark Miokard

Sekitar akhir hari


pertama sampai
Pada 12-18 hari kedua dan Tiga minggu
Setelah
atau bahkan 24 ketiga, daerah dan
beberapa hari,
jam pertama, tersebut menjadi setelahnya,
infark
tidak dapat berwarna kuning bagian Satu atau dua
menjadi lebih
dilihat dengan disertai tengah infark bulan
lembut dan
mata telanjang. pecahnya miosit menjadi selanjutnya,
rapuh, disebut
Tanda pertama yang seperti fibrosis akan
“myomalacia
yang dapat menyebabkan gelatin, mengganti
cordis”. Pada
ditemukan lapisan tampak warnanya otot yang mati
fase ini, 2
adalah oedem merah. Hal ini memudar dan menjadi
atau 3 hari
pada otot yang akan menjadi jaringan
kedepan akan
terlihat pucat memberikan aduadu parut.
terjadi ruptur
karena tekanan gambaran transparan.
dan masuk ke
serabut otot “trigoid” seperti kandung
pada pembuluh belang pada pericardial.
darah macan.
Gambaran Infark Miokard Yang Berbeda Pada Tiap Fase Dapat
Terlihat Secara Mikroskopis

Periode 18-24 Hari kedua


Perubahan jam, terjadi sampai
awal degenerasi keempat,
yang progresif nukleus menjadi
gambaran cekung dan
pada serabut Pada akhir
mikroskopis membayang.
otot dan Terjadi infiltasi minggu
infark
jumlah netrofil pada pertama, Pada
miokard tidak sebagian infark,
eosinofilia terjadi minggu
spesifik. kemudian
bertambah. disitegrasi keempat,
Perubahan digantikan oleh
Oedema mononuklear serabut
tersebut terjadi
seluler mereda makrofag akan otot, dan
diantaranya membersihkan fibrosis
dan digantikan kapiler baru
oedema debris dan awal yang
oleh oedema fibroblas akan dan
intersisial, lambat dan
interfibre, menjadi kolagen fibroblas
kongesti, dan
memisahkan selama mulai tidak
perdarahan perbaikan.
kecil. serabut otot. terlihat. merata
Penyakit katup jantung biasanya mempunyai riwayat yang
panjang.Kematian mendadak dapat terjadi akibat rupture
PENYAKIT KATUP valvula. Kematian mendadak juga dapat terjadi pada stenosis
JANTUNG aorta kalsifikasi (calcific aorta stenosis) kasus ini disebabkan
oleh penyakit degenerasi dan bukan karditis reumatik.
Penyakit ini lebih banyak pada pria dari pada wanita dan
timbul pada usia sekitar 60 tahun atau lebih.

Pada pemeriksaan histopatologik tampak peradangan


MIOKARDITIS interstisial dan atau parenkim, edema, perlemakan, nekrosis,
degenerasi otot hingga miolisis. Infiltrasi leukosit berinti
tunggal, plasmosit dan histiosit tampak jelas

. Kardiomiopati dapat digolongakan menjadi 3, yaitu:


dilated/kongesti, hipertrofi, dan restriktif-obliteratif. Pada
KARDIOMIOPATI dilated/kongesti, jantung dengan nyata membesar, dengan
miokardium yang lembek dan perbesaran pada semua
ruang.Secara mikroskopis, terdapat degenerasi dan atau
hipertrofi serat otot, fibrosis miokardium yang fokal atau difus,
infiltasi sel mononuklear, dan kadang infiltrasi lemak.
ASPEK MEDIKOLEGAL PADA NATURAL SUDDEN DEATH

Ada beberapa prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter
berhubungan dengan kematian mendadak akibat penyakit

1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan yang
signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?
2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah pada
keracunan ?
3. Apakah korban merupakan pasien (contoh: penyakit jantung koroner) yang
rutin datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?
4. Apakah korban mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit
tersering penyebab natural sudden death ?

Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar berdasarkan
kriteria tersebut, maka dokter yang bersangkutan harus melaporkan kematian tersebut
kepada penyidik (polisi) dan tidak mengeluarkan surat kematian

You might also like