You are on page 1of 34

OLEH :

YULI FITRIANA

PEMBIMBING :
dr. I WAYAN HERO W, Sp. PD
Perlu dibedakan antara definisi Tirotoksikosis dengan
hipertiroid.
 Tirotoksikosis merupakan manifestasi klinis yang
timbul akibat kelebihan hormon tiroid yang beredar
dalam sirkulasi.
 Hipertiroid merupakan tirotoksikosis yang
diakibatkan karena kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Hipertiroidisme merupakan keadaan klinis akibat
dari produksi T4, T3 atau keduanya. Penyebab
terbanyak adalah struma difus toksik (penyakit Grave).
Etiologinya belum diketahui, kelebihan produksi T3
dan T4 diduga karena IgG autoantibodi berikatan
dengan reseptor tirotropin pada kelenjar tiroid.
Penyebab terbanyak kedua hipertiroid adalah struma
nodusa toxic, suatu keadaan dimana daerah yang
terlokalisir pada kelenjar dan otonomi. Penyebab lain
ialah tiroiditis, penyakit trofoblastik, pemakaian
yodium berlebihan, obat hormon tiroid.
Hiperfungsi kelenjar tiroid peningkatan kadar T3
dan T4 hipermetabolik.

Pada Penyakit Grave’s


IgG Autoantibodi berikatan dengan reseptor tirotropin
pada kelenjar tiroid hiperfungsi kelenjar tiroid
 Eksoftalmus, mudah lelah, hiperaktif, kepanasan,
hipertermia, sesak napas, nafsu makan meningkat,
berat badan menurun, oligomenorrhoea, kelemahan
otot, tremor, palpitasi, emosi labil, denyut jantung
meningkat, kulit lembab dan hangat,
oligomenorrhoea.
Kriteria diagnosis hipertiroid, yaitu:
 Jantung berdebar,-debar, gelisah, lemas, keringat
banyak, makan banyak tapi berat badan menurun,
intoleransi panas.
 Takikardia, kulit hangat, halus dan lembab, tremor,
eksoftalmus
 Struma, bruit, refleks fisiologis meningkat.
 Kadar T atau FT4 meningkat dan TSH rendah sekali
 Laboratorium
 Radiologi
 EKG
 Non Medikamentosa
Istirahat
Diet cukup kalori dan vitamin
 Medikamentosa
o Obat antitiroid
- Derivat Tiourasil : Propiltiurasil (PTU). Dosis
awal 300-600 mg/hari. Maks 2000 mg/hari
- Derivat tiomidazol : Metimazol (MTZ). Dosis
awal 20-30 mg/hari.
o β-blocker
- Propanolol 10-50 mg/hari
o Tiroidektomi
Komplikasi hipertiroidisme yang mengancam jiwa
adalah krisis tirotoksik (badai tiroid), yang dapat
terjadi secara spontan pada pasien hipertiroidisme
yang menjalani terapi atau selama pembedahan
kelenjar tiorid, atau dapat terjadi pada pasien yang
tidak terdiagnosis hipertiroidisme. Akibatnya adalah
pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 410 C) dan apabila tidak diobati, terjadi
kematian
IDENTITAS
 Nama : Nn. D
 Umur : 23 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Desa Kotarindau
 Pend. Terakhir : SMA
 Agama : Islam
 Tgl Pemeriksaan : 21 Januari 2013
 Ruangan : Bougenville/Undata
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Demam
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan demam sejak kemarin sore sebelum dirawat di
RSUD Undata. Demam dirasakan naik turun. Demam disertai dengan
menggigil. Demam tidak berkurang walaupun pasien telah mengkonsumsi
obat penurun panas (paracetamol). Selain itu pasien sering BAB, lebih dari 5
kali sebelum masuk RS. BAB cair, warna kuning tanpa darah. BAK lancar
bewarna bening kekuningan. Pasien juga merasakan gelisah, gampang capek,
jantung berdebar-debar, kadang sesak napas pada saat bekerja, suka
berkeringat di tangan dan kaki, tangan sering gemetar, kalau malam hari
lebih suka tidur di lantai karena dingin. Pasien mengatakan pembesaran di
leher sudah ada sejak SD tapi masih kecil baru pada saat pasien kelas 2 SMA
mulai membesar. Siklus haid pasien juga tidak lancar, terkadang 2 bulan
tidak menstruasi.

 Riwayat Penyakit Dalam Terdahulu: (-)


 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga : Pasien mengatakan kedua nenek
dari ayah maupun ibu menderita pembesaran leher.
Keadaan Umum :
SP : SS / GK / CM
BB : 43Kg
TB : 158 cm
IMT : 17,2 kg/m²
Vital Sign :
Tek. Darah : 130/ 60 mmHg
Pernapasan : 28 Kali/ Menit
Nadi : 120 Kali/ Menit
Suhu : 40 °C
Kepala :
 Wajah : Tampak lemas
 Deformitas : Tidak ada
 Bentuk : Normocephali
 Rambut : Hitam, tidak rontok, menyebar
 Mata : - Konjungtiva : Anemia +/+
Skelra : Ikterus -/-
Pupil : Isokor
 Mulut : - Lidah : tidak kotor-Stomatits
- Bibir : tidak sianosis, tidak stomatitis
- Faring : tidak hiperemis
- Tonsil : tidak hiperemis
Leher :
 Kelenjar GB : Pembesaran (-)
 Tiroid : Pembesaran (+)
 JVP : R +2 CmH2O
 Massa lain : Tidak ada
 Deviasi trakea : Tidak ada
Dada
 Paru - Paru :
 Inspeksi : Bentuk dada simetris bilateral,
Tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan, Tidak ada tumor ataupun massa
 Palpasi : Nyeri Tekan tidak ada
Tidak ada massa,
Vokal fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Sonor/sonor
Batas paru hepar pada SIC VI
 Auskultasi : Bunyi napas vesikuler
Rh -/-, wh -/-
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V Midclavicula
sinistra
 Perkusi : batas jantung kanan atas pada SIC II parasternal
dextra
batas jantung kanan bawah pada SIC V midsternal
batas jantung kiri atas pada pada SIC II parasternal
sinistra
batas jantung kiri bawah pada SIC V midclavicula
sinistra
 Auskultasi : BJ I dan II murni reguler
Takikardi
bunyi tambahan (-)
Perut
 Inspeksi : Permukaan dinding perut datar
Tidak ada massa
Tidak ada sikatrik
Tidak ada pelebaran vena
 Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan meningkat
Tidak ada bising aorta abdominal
 Perkusi : Timpani
Besar hepar sebelah kanan +7 cm
Besar hepar sebelah kanan +4 cm
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
Hepar dan lien tidak teraba/membesar
Anggota Gerak
 Atas : Hangat dan lembab
Ditemukan adanya tremor minimal pada
kedua tangan
Tidak ada edema
 Bawah : Hangat dan lembab
Tidak ada edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 Lab :
 Darah rutin, tgl 21 Januari 2013
RBC : 4,84 (N)
WBC : 25,4 (H)
HGB : 8,7 (L)
PLT : 336 (N)
HCT : 25,4 (L)
MCV : 52,5 (L)
MCH : 18,0 (L)
MCHC : 34,4 (N)

 Radiologi : Tidak dilakukan

 EKG : Tidak dilakukan


DIAGNOSIS KERJA :
Observasi Febris + GEA + Prehipertensi + Struma

DIAGNOSIS BANDING :
 Susp. Hipertiroid

PENATALAKSANAAN :
 Non Medikamentosa :
Istirahat yang cukup
Banyak minum air
Kompres Hangat
Hindari kerja yang dapat menguras energi banyak
 Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm/ 24 jam
Ranitidine 1 amp/8 jam
Paracetamol 500 mg/8 jam
Biodiar 3 x 1 tab
ANJURAN PEMERIKSAAN :
T3,T4,TSH,EKG,CT-Scan

PROGNOSIS :
Dubia et Bonam
TANGGAL FOLLOW UP
22-1-2013 S Demam,mencret, BAB 5 kali, gelisah.
O Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 108 kali/menit.
Respirasi : 25 kali/menit
Suhu : 38,5 0C
Mata : anemis +/+, ikterik -/- , eksoftalmus +/+
Leher JVP R5+2 cm H2O
Dada :Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising (-)
Perut : Peristaltik usus + kesan meningkat
Ekstremitas atas : Tremor minimal, hangat dan lembab
Ekstremitas bawah : hangat dan lembab

A Suspect Hipertiroid ?
P IVFD RL 28 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Ranitidine 1 amp/8 jam
Paracetamol bila perlu
Biodiar 3 x 1 tab
Diazepam 3 x 2 mg

Pemeriksaan Tambahan :
Laboratorium :
T3 ,T4 ,TSH ,EKG
Foto Thorax
TANGGAL FOLLOW UP

23 Januari 2013 S Demam, masih mencret tapi sudah menurun,


sudah tidak gelisah.
O Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 92 kali/menit.
Respirasi :20 kali/menit
Suhu : 36 0C
Mata : anemis +/+, ikterik -/-, eksoftalmus +/+
Leher JVP R5+2 cm H2O
Dada :Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising -
Perut : peristaltik + kesan meningkat
Ekstremitas atas : tremor minimal, hangat dan
lembab
Ekstremitas bawah : hangat dan lembab
Hasil Lab :
T4 : 300,0 (H)
TSH: 0,1 (L)
A Hipertiroid
P IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Ranitidine 1 amp/8 jam
Paracetamol bila perlu
Biodiar 3 x 1 tab
PTU (Propiltiurasil) 3 x 200 mg
Propanolol 3 x 10 mg

Pemeriksaan tambahan : T4,EKG,


Foto Thorax
TANGGAL FOLLOW UP
24 Januari 2013 S Mencret (-), demam (-), Gelisah (-)
O Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit.
Respirasi :20 kali/menit
Suhu : 37,2 0C
Mata : anemis +/+, ikterik -/-, eksoftalmus +/+
Leher DVS R5+2 cm H2O
Dada :Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising -
Perut : peristaltik usus (+) kesan normal
Ekstremitas atas : hangat dan lembab (-)
Ekstremitas bawah : hangat dan lembab (-)
A Hipertiroid
P IVFD RL 10 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Ranitidine 1 amp/8 jam
PTU (Propiltiurasil) 3 x 200 mg
Propanolol 3 x 10 mg
Tanggal Follow Up
25 Januari 2013 S Demam (-), Mencret (-), Gelisah (-), Pasien minta
pulang
O Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit.
Respirasi :20 kali/menit
Suhu : 37,2 0C
Mata : anemis +/+, ikterik -/-, eksoftalmus +/+
Leher JVP R5+2 cm H2O
Dada :Bunyi napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi jantung I/II reguler, bising -
Perut : peristaltik usus (+) kesan normal
Ekstremitas atas : hangat dan lembab (-)
Ekstremitas bawah : hangat dan lembab (-)
A Hipertiroid
P IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Ranitidine 1 amp/8 jam
PTU (Propiltiurasil) 3 x 200 mg
Propanolol 3 x 10 mg
PEMBAHASAN
 Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Pada
pasien hipertiroid terjadi termoregulasi sehingga terjadi
peningkatan suhu. (Sudoyo W. Aru,2009). Selain itu juga
terjadi pemakaian oksigen berlebih dan memperbanyak
pelepasan jumlah produk akhir metabolisme dari jaringan,
sehingga terjadi berkeringat yang berlebih dan peningkatan
suhu (karena meningkatnya kebutuhan pembuangan panas
dari tubuh).
 Pasien juga mengeluhkan BAB lebih dari 5 kali dengan
konsistesi cair. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan
peningkatan kecepatan sekresi getah pencernaan dan
pergerakan saluran cerna, sehingga bermanifestasi klinis diare.
(Guyton and Hall, 2007)
 Cepat lelah, hal ini disebabkan karena hormon tiroid yang
berpengaruh pada efek fungsi otot. Peningkatan hormon tiroid
yang tinggi dapat menyebabkan mudahnya seseorang merasa
lelah. Ini disebabkan karena kelebihan katabolisme protein.
 Tremor ringan pada tangan. Hal ini terjadi karena
bertambahnya kepekaan sinaps saraf di daerah medula
spinalis yang mengatur tonus otot.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/60 mmHg, nadi 120 kali/menit, respirasi 28
kali/menit dan suhu 40 0C aksila. Pemeriksaan fisik
ditemukan adanya bengkak pada leher, konsistensi
lunak, ikut terangkat pada saat menelan. Jugular vena
pressure R+2 cmH2O. Pada dada, bentuk dada simetris
bilateral dan pergerakan dinding dada simetris
bilateral. Vocal fremitus kanan sama dengan kiri,
bunyi napas vesikuler. Bunyi jantung I/II reguler.
Permukaan dinding perut datar dan peristaltik usus
kesan normal. Ekstremitas teraba hangat dan lembab
serta ada tremor minimal.
 Pada pemeriksaaan laboratorium T4 ditemukan 300,0
nmol/L. TSH yang hanya berkisar 01 µlU/mL.
Pemeriksaan radiologis tidak dilakukan.
 Berdasarkan etiologinya, penyebab terbanyak adalah struma
difus toksik (penyakit Grave). Etiologinya belum diketahui
secara pasti,, kelebihan produksi T3 dan T4 diduga karena IgG
autoantibodi berikatan dengan reseptor tirotropin pada kelenjar
tiroid. Penyebab terbanyak kedua hipertiroid adalah struma
nodusa toksik, suatu keadaan dimana daerah yang terlokalisir
pada kelenjar dan otonomi.
 Efek dari peningkatan kadar FT4 dalam serum darah dan
penurunan kadar TSHs dalam serum darah yaitu kerja jantung
yang bertambah cepat karena frekuensi denyut jantung lebih
meningkat di bawah pengaruh hormon tiroid dari pada
perkiraan peningkatan curah jantung. Oleh karena itu, hormon
tiroid tampaknya mempunyai pengaruh langsung pada
eksitabilitas jantung, yang selanjutnya meningkatkan frekuensi
denyut jantung. Efek ini sangat penting sebab frekuensi denyut
jantung merupakan salah satu tanda fisik yang sangat peka
sehingga para klinisi harus dapat menentukan apakah produksi
hormon tiroid pada pasien itu berlebihan atau berkurang.
 Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pada osi
lebih diarahkan pada hipertiroidisme akibat penyakit
Grave karena adanya penurunan kadar TSHs yang
mengindikasikan adanya struma diffus toksik yang
memberikan dampak yang terjadi pada pasien
tersebut.
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang yang dilakukan, diperoleh
adanya pembengkakan pada leher teraba kenyal, ikut
terangkat pada saat menelan, mata melotot
(eksoftalmus), jantung berdebar-debar, mudah cemas,
banyak berkeringat, berat badan menurun padahal
nafsu makan baik, cepat marah, dan badan terasa
lemas, ada tremor minimal pada kedua tangan, serta
respon yang baik terhadap pemberian obat antitiroid
(PTU) dan propanolol. Pasien dapat didiagnosis
sebagai hipertiroid.

You might also like