kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yg tidak berhasil memisahkan diri selama meiosis shg terjadi individu dgn 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada th 1866. RENCANA KEPERAWATAN 1. PERUBAHAN NUTRISI (PADA NEONATUS) : KURANG DARI KEBUTUHAN BERHUBUNGAN DENGAN KESULITAN PEMBERIAN MAKANAN KARENA LIDAH YANG MENJULUR DAN PALATUM YANG TINGGI.
1. Jadwalkan pemberian makan sedikit tapi sering:
biarkan anak untuk beristirahat selama pemberian makan. Dengan cara memberi makan sedikit, setiap 2 jam. 2. Berikan makanan padat. Dengan cara mendorongnya ke mulut klien ke bagian belakang dan samping, jika sudah suruh anak untuk mengunyah dan menelan dengan sedik-sedikit. 3. Pantau tinggi dan berat badan dengan interval yang teratur. Dengan cara menghitung IMT anak untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisi yang teratur. 2. RISIKO TINGGI CEDERA B/D HIPEREKSTENSIBILITAS SENDI INSTABILITAS ATLANTOAKSIAL
1. Memberikan lingkungan yang nyaman disekitar
tempat anak bermain. Dengan cara menghindari benda benda berbahaya dari lingkungan bermain anak. 2. Anjurkan aktivitas bermain dan olahraga yang sesuai dengan maturasi fisik anak, koordinasi dan ketahanan. Dengan cara memilih permainan yang sesuai dengan kemampuan anak dan menarik bagi anak. 3. KURANGNYA INTERAKSI SOSIAL ANAK B/D KETERBATASAN FISIK DAN MENTAL YANG MEREKA MILIKI.
1. Motivasi orang tua agar memberi kesempatan
anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak mudah bersosialisasi. Dengan cara menjelaskan kepada orang tua bahwa kontak sosial baik untuk perkembangan anak. 2. Beri keleluasaan / kebebasan pada anak untuk berekspresi. Dengan cara menjelaskan kepada orang tua untuk tidak membatasi aktivitas dan aktivitas sosial anak untuk bermain dengan teman sebaya. 4. DEFISIT PENGETAHUAN (ORANG TUA) B/D PERAWATAN ANAK SYNDROM DOWN.
1. Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang
memadai pada anak. Dengan cara menjelaskan kepada orang tua untuk mendukung dan memberi lingkungan yang nyaman untuk perkembangan anaknya. 2. Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Dengan cara memberikan motivasi kepada anak untuk melatih kemampuannya. 3. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas sehari-hari. Dengan cara kita sebagai perawat memotivasi anak serta membantu anak dalam kebutuhan bermainnya dan menyarankan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan anak sesuai perkembangannya.