You are on page 1of 26

A.

ASURANSI SOSIAL KECELAKAAN PENUMPANG (ASKEP)

1. Pengaturan Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askep)


Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askep) diatur didalam undang-
undang Nomor 33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang, Lembaran Negara Nomor 137 tahun 1964 yang
mulai berlaku 31 Desember 1964. Undang-undang ini dilaksanakan
dengan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 1965 yag mulai berlaku
10 april 1965.
Asuransi Sosial Kecelakaan penumpang (Askep) termasuk jenis asuransi wajib.
Dikatakan asurasi wajib karena :
• Berlakunya asuransi sosial kecelakaan penumpang (Askep) karena diwajibkan
oleh undang-undang,bukan karena perjanjian.
• Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang didelegasikan kepada
Badan Usaha Milik Negara (pasal 14 ayat(1) UU no.2 tahun 1992)
• Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askep) bermotif perlindungan
masyarakat (social security). Yang dananya dihimpun dari masyarakat dan
digunakan untuk kepentingan masyarakat yang diancam bahaya kecelakaan.
• Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tetapi belum digunakan sebagai dana
kecelakaan, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program
investasi.
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 menentukan bahwa hubungan hukum
pertanggungan wajib kecelakaan penumpang diciptakan antara pembayar iuran dan penguasa dana.
Setiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang
perusahaan nasional,dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional wajib membayar iuran
melalui pengusaha perkapalan/pemilik perusahaan yang bersangkutan untuk menutup akibat
keuangan disebabkan kecelakaan penumang dalam perjalanan. Akan tetapi, penumpang kendaraan
bermotor umum dalam kota dibebaskan dari pembayaran iuran wajib.
3. Premi Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Askep)
Dalam hukum asuransi premi adalah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada penanggung
sebagai imbalan risiko yang ditanggungnya. Premi dalam Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang
(Askep) adalah iuran yang wajib dibayar oleh setiap penumpang yang jumlahnya ditentukan oleh
Menteri Keuangan.
4. Evenemen asuransi Sosial Kecelakaan
Penumpang (Askep)
Evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang menjadi beban penanggung.
Dalam Askep yng dimaksud dengan peristiwa tidak pasti adalah kecelakaan
penumpang alat angkutan penumpang umum,yang mengancam
keselamatan penumpang sebagai tertanggung. Apabila kecelakaan
penumpang ini benar-benar terjadi mengakibatkan timbulnya kerugian
karena kematian,cacat tetap atau luka yang dialami oleh penumpang
sebagai tertanggung. Kerugian penumpang inilah yang wajib diganti oleh PT
asuransi kerugian Jasa Raharja sebagai penanggung.
Ganti Kerugian Asuransi Sosial Kecelakaan
Penumpang (Askep)
Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 menentukan bahwa besarnya
pembayaran ganti kerugian pertanggungan dalam hal kematian,kecacatan,maksimum
penggantian biaya-biaya perawatan dan pengobatan dokter serta penggantian biaya
penguburan,ditentukan oleh Menteri Keuangan.
Untuk pembuktian keabsahan suatu tuntutan ganti kerugian pertanggungan. Wajib
diserahkan surat-surat bukti sebagai yang ditentukan dalam pasal 17 berikut ini :
A. Dalam hal kematian
B. Dalam hal cacat tetap atau cedera
B. ASURANSI SOSIAL KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN (Askel)

1. Pengaturan Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Askel )


Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan diatu dalam Undang-undang Nomor 34 Tahan 1964
tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, Lembaran Negara Nomor 138 Tahun 1964 mulai belaku
31 desember 1964. Undang –undang ini merupaka dasar berlakunya Asuran Sosial Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan (Askel).
2. Pihak-pihak dalam Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Askel)
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964, 3 pihak yang terlibat dalam Askel
yaitu :
a. Pihak pemilik/pengusaha kendaraan bermotor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan lalu
lintas jalan
b. Pihak pengguna jalan raya bukan penumpang yang dapat menjadi korban kecelakaan lalu lintas
jalan
c. Pihak penguasa Dana, yaitu peerintah yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
3. Premi Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Askel)

Dalam hukum asuransi premi adalah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada penanggung
sebagai imbalan risiko yang ditanggungnya. Dalam Askel, yang berkedudukan sebagai tertanggung
adalah pengusaha/pemilik alat angkutan lalu lintas jalan. Jumlah yang berlaku sebagai premi adalah
sumbangan wajib. Sumbangan wajib adalah sumbangan tahunan yang wajib dibayar menurut atau
berdasarkan undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya. Pengusaha/pemilik alat angkutan
lalu lintas jalan diharuskan memberi sumbangan wajib setiap tahun untuk menutupi akibat
keuangan karena kecelakaan lalu lintas jalan. Pembayaran sumbangan wajib dilakukan ketika
mengurus surat tanda nomor kendaraan.
Dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965, ditentukan bahwa jumlah
sumbangan wajib ditentuka oleh Menteri Keuangan menurut tarif yang bersifat progresif.
4. Evenemen Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas
(Askel)
Dalam hukum asuransi, evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang menjadi beban penanggung.
Dalam asuransi sosial kecelakaan lalu lintas yang dimaksud dengan peristiwa tidak pasti adalah
kecelakaan lalu lintas jalan yang mengancam keselamatan pihak ketiga yang berada diluar alat
angkutan yang menyebabkan kecelakaan itu.
Kerugian pihak ketiga yang berada diluar alat angkutan lalu lintas inilah yang wajib diganti oleh PT
Asuransi Kerugian Jasa Raharja sebagai penanggung.
Asuransi sosial ini mengenal jangka waktu asuransi identik dengan jangka waktu kepemilikan alat
angkutan lalu lintas jalan. ASKEL berlangsung terus selama pengusaha/pemilik memiliki alat
angkutan lalu lintas, sehingga tanggung jawab pemilik terhadap akibat kecelakaan yang
ditimbulkannya itu terus berlangsung.
Evenemen Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Askel) bergantung pada adanya alat
angkutan lalu lintas jalan, sehingga risiko yang menjadi beban penanggung berlangsung terus dan
pembayaran premi (sumbangan wajib) oleh tertanggung juga berlangsung terus sebagai wujud
tanggung jawabnya.
5. Ganti Kerugian Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
(Askel)

Menurut Ketentuan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965, besarnya jumlah dana
dalam hal kematian atau cacat tetap, dan penggantian maksimum biaya-biaya pengobatan dokter,
serta biaya penguburan ditentukan oleh Menteri Keuangan.
Menurut ketentuan pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965, setiap orang yang berada
diluar alat angkutan lalu lintas jalan, yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat
angkutan lalu lintas jalan tersebut. Diberi hak atas pembayaran dana kecelakaan lalu lintas jalan
Dalam hal korban tidak meninggal dunia, pembayaran dana diberikan kepada korban sendiri.
Tuntutan ganti kerugian (pembayaran dana) diajukan kepada penanggung, yaitu PT Asuransi
Kerugian Jasa Raharja setempat sebagai penguasa dana.
C. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
1. Pengaturan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek)
Astek diatur dalam undang-undang nomor 3 tahun 1962 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Lembaran Negara nomor 14 tahun 1992 yang mulai berlaku 17 Februari 1992.
Askep termasuk jenis asuransi wajib . Dikatakan asuransi wajib karena :
a. Berlakunya Astek diwajibkan oleh undang-undang bukan berdasarkan perjanjian.
b. Pihak penyelenggara Astek adalah pemeritah yang didelegasikan kepada BUMN
c. Astek bermotif perlindungan masyarakat,yang dananya dihimpun dari masyarakat tenaga kerja
dan digunakan untuk kepentingan masyarakat tenaga kerja yang diancam bahaya kecelakaan
kerja.
d. Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tenaga kerja,tetapi belum digunakan sebagai dana
kecelakaan kerja dimanfaatkan untuk kesejahteraan tenaga kerja melalui program investasi.
2. pihak-pihak dalam Asuransi sosial Tenaga Kerja (Astek)

Menurut ketentuan pasal 17 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, Pengusaha dan tenaga
kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Pihak yang menjadi peserta ada dua golongan yaitu pengusaha dan tenaga kerja.Dalam Hukum
Asuransi,iuran yang dibayar oleh pengusaha disebut premi. Pengusaha yang membayar premi
tersebut disebut tertanggung.
3. Premi Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek)
Dalam hukum asuransi, premi adalah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada
penanggung sebagai imbalan resiko yang ditanggungnya. Karena jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) adalah asuransi maka jamsostek dikenal juga premi.
Yang dimaksud dengan premi dalam Astek pasal 20 UU No.3 Tahun 1992 iuran jaminan
kecelakaan kerja,iuran jaminan kematian,dan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan
ditanggung oleh pengusaha. Akan tretapi,iuran jaminan hari tua ditanggung oleh pengusaha
dan tenaga kerja.
Besar iuran setiap program jaminan sosial tenaga kerja yang wajib disetorkan kepada badan penyelenggara setiap bulannya
Berdasarkan ketentuan pasal 10 Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993. penyetoran iuran oleh pengusaha kepada Badan
Penyelenggara dilakukan setiap bulan dan disetor lunas paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dari bulan iuran yang
bersangkutan.
Keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan dan disetor lunas paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya dari bula iuran yang seharusnya dibayar, dan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.

4. Evenemen Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek)


Dalam hukum asuransi, evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang menjadi beban penanggung. Dalam asuransi sosial
tenaga kerja (Astek) yang dimaksud dengan peristiwa tidak pasti adalah peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja,kematian,sakit,hamil,bersalin,hari tua yang mengancam keselamatan kesehatan dan
kesejahteraan tenaga kerja sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
Pasal 6 UU No.3 Tahun 1992 menetapkan 4 program Jamsostek yang diselenggarakan,yaitu :
a. Jaminan kecelakaan kerja
b. Jaminan kematian
c. Jaminan hari tua dan
d. Jaminan pemeliharaan kesehatan
5. Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek)
Program jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diikuti terdiri dari :
a. Jaminan berupa uang
b. Jaminan berupa pelayanan
Pengusaha wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program
Jamsostek pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
Dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari sejak formulir pendaftaran dan pembayaran iuran
pertama di terima, Badan Penyelenggara menerbitkan dan menyapaikan kepada
pengusaha :
a. Sertifikat kepesertaan untuk masing-masing perubahan
b. Kartu peserta masing-masing tenaga kerja program Jamsostek
c. Kartu peserta pemeliharaan kesehatan masing-masing tenaga kerja program
jampemkes (pasal 6 ayat (1) PP No. 14 Tahun 1993).
6. Penggantian Biaya dan Pembayaran Santunan
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

7. Sanksi Karena Pelanggaraan


Pengusaha yang terlambat menyetorkan iuran kepada Badan Penyelenggara dikenakan denda
sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dan iuran yang seharusnya dibayar.
Badan penyelenggara yang tidak memenuhi ketentuan pembayaran Jamsostek dalam waktu yang
telah ditentukan yaitu lebih dari 1 bulan dikenakan ganti rugi sebesar 1% dari jumlah jaminan
sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah ini untuk setiap hari keterlambatan dan
dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan (Pasal 47 PP No. 14 Tahun 1993)
D. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (ASPENS)
1. Pengaturan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens)
Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil,Lembaran Negara Nomor 37 Tahun 1981 yang
mulai berlaku 30 Juli 1981.
Peraturan pemerintah ini merupakan dasar berlakunya Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil
(Aspens).
Aspens termasuk jenis asuransi wajib (compulsory insurance).

2. Pihak-Pihak dalam Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens)


Dalam pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981nditentukan bahwa peserta
wajib membayar iuran setiap bulan sebesar 8% dari penghasilan sebulan tanpa tunjangan pangan.
Peserta yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah setiap Pegawai Negeri Sipil.
Dalam Aspens peserta adalah pihak yang membayar iuran kepada Badan Penyelenggara yang
berposisi sebagai tertanggung. Sedangkan Badan Penyelenggara adalah pihak yang menerima iuran
dari peserta yang berposisi sebagai penanggung.
3. Premi Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens)
Dalam hukum asuransi, premi adaah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada
penanggung sebagai imbalan resiko yang ditanggungnya. Dalam Aspens yang berstatus
sebagai tertanggung adalah peserta,yaitu semua Pegawai Negeri sipil.
Yang dimaksud dengan premi dalam Aspens adalah iuran setiap bulan yang wajib dibayar
oleh Pegawai Negeri Sipil.
Dalam peraturan penggajian PNS ditentukan bahwa iuran pensiun, tabungan hari tua dan
pemeliharaan kesehatan langsung dipotong dari gaji PNS yang bersangkutan setiap bulan
PNS setiap peserta asuransi sosial PNS (Aspens) tidak perlu membayar sendiri secara
langsung iuran asuransi sosial PNS mereka, karena iuran tersebut sudah dipotong
langsung oleh petugas kantor perbendaharaan dan Kas Negara.
4. Evenemen Asuransi Sosial Pegawai Negeri Supil (Aspens)

Dalam hukum asuransi,evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang


menjadi beban penanggung. Dalam Aspens yang dimaksud dengan
peristiwa tidak pasti adalah peristiwa berhenti dari PNS yang dialami
oleh peserta Aspens karena pensiun, meninggal dunia, atau sebab lain
yang mengancam kesejahteraan mereka.
E. Asuransi Sosial ABRI (ASABRI)
• Pengaturan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI)
Asuransi Sosial ABRI (ASABRI) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun
1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Lembaran
Negara Nomor 87 Tahun 1991 yang mulai berlaku 17 Desember 1991.
ASABRI termasuk jenis asuransi wajib (compulsory insurance).
• Pihak-Pihak dalam Asuransi Sosial ABRI (ASABRI)
Dalam ASABRI,peserta adalah pihak yang membayar iuran kepada Badan
Penyelenggara, dia berposisi sebagai tertanggung. Badan Penyelenggara adalah
pihak yang menerima iuran dari peserta, dia berposisi sebagai penanggung
3. Premi Asuransi ABRI (ASABRI)
Dalam hukum asuransi, premi adalah sejumlah uang yang dibayar tertanggung kepada
penanggung sebagai imbalan resiko yang ditanggungnya. Dalam ASABRI,yang berstatus
sebagai tertanggung adalah peserta yaitu semua prajurit ABRI dan PNS Dephankam-ABRI.
Jadi, yang dimaksud dengan premi dalam ASABRI adalah iuran setiap bulan yang wajib
dibayar oleh prajurit ABRI dan PNS Dephankam-ABRI.
Kewajibann membayar iuran yang dimaksud dimulai pada bulan peserta menerima
penghasilan dan berakhir pada saat yang bersangkutan berhenti sebagai peserta (Pasal 7
ayat (3) PP No. 67 Tahun 1991).
Dalam peraturan pengajian prajurit ABRI dan PNS Dephankam-ABRI ditentukan bahwa
iuran tunjangan hari tua/pensiun langsung dipotong dari gaji yang bersangkutan setiap
bulan.
4. Evenemen Asuransi Sosial ABRI (ASABRI)

Dalam hukum asuransi,evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang menjadi beban
penanggung. Dalam ASABRI yang dimaksud dengan peristiwa tidak pasti adalah
peristiwa berhenti dari prajurit ABRI dan PNS Dephankam-ABRI yang dialami oleh
peserta ASABRI karena pensiun, meninggal dunia atau sebab lain yang mengancam
kesejahtraan mereka.
Dalam ASABRI, resiko mulai menjadi beban penanggung sejak tanggal
pengangkatan sebagai prajurit ABRI atau CPNS Dephankam-ABRI (Pasal 4 ayat (1)
PP No. 67 Tahun 1991..
5. Pembayaran Santunan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI)
Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 mengatur hak peserta yang terdiri dari :
santunan asuransi, santunan resiko kematian, santunan nilai tunai asuransi, dan biaya pemakaman.
Dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 ditentukan:
a. Dalam hal berhenti dengan hormat dengan memperoleh hak pensiun maka santunan asuransi
dibayarkan kepada peserta yang bersangkutan.
b. Dalam hal berhenti karena kematian, maka santunan risiko kematian dibayarkan kepada ahli
waris yang sah dari peserta yang gugur, tewas atau meninggal dunia dalam tugas dinas aktif
c. Dalam hal berhenti tanpa hak pensiun/tunjangan bersifat pensiun, maka santunan nilai tunai
asuransi dibayarkan kepada peserta yang bersangkutan
d. Biaya pemakaman dibayarkan kepada ahli waris yang sah dari peserta yang meninggal dunia
dalam status pensiun/tunjangan bersifat pensiun.
Pasal 12 Peraturan Pemerintah No.67 Tahun 1991 menentukan bahwa apabila BUMN bertindak
sebagai Badan Penyelenggara tidak memenuhi kewajibannya terhadap peserta berdasarkan
pemerintah ini. Maka negara menjamin pemenuhan hak-hak peserta.
F. Asuransi Sosial Kesehatan (ASKES)
• Pengaturan Asuransi Sosial Kesehatan (Askes)
Askes diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai
Negeri Sipil,Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan .
Askes termasuk jenis asuransi wajib (compulsory insurance).
• Pihak-Pihak dalam Asuransi Sosial Kesehatan (Askes)
Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1991, Peserta adalah PNS,
penerima pensiun,veteran, perintis kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan
kesehatan.
Berdasarkan ketentuan Perundang-undangan diatas dapat dipahami bahwa hubungan hukum yang
terjadi antara peserta dan Badan Penyelenggara ada 2 macam, yaitu :
a. Bersifat wajib karena diwajibkan oleh perundang-undangan
b. Bersifat sukarela karena diperjanjikan,
Peserta adalah pihak yang membayar iuran kepada Badan Penyelenggara,berposisi sebagai tertanggung.
Badan Penyelenggara adalah pihak yang menerima iuran dari peserta, berposisi sebagai penanggung
3. Premi Asuransi Sosial Kesehatan (Askes)
Dalam hukum asuransi, premi adalah sejumlah uang yang dibayar
tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan resiko yang
ditanggungnya. Dalam Askes yang bersifat wajib, yang berstatus sebagai
tertanggung adalah PNS,Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis
Kemerdekaan. Dalam Askes yang bersifat sukarela yang berstatus sebagai
tertanggung adalah peserta Pegawai dan Penerima Pensiun Badan Usaha
dan Badan lainnya.
Yang dimaksud dengan premi dalam Askes adalah iuran setiap bulan yang
wajib dibayar oleh peserta dengan ketentuan iuran untuk Veteran dan
Perintis Kemerdekaan ditanggung oleh Pemerintah atas beban Angkatan
Pendapatan dan Belanja Negara.
4. Evenemen Asuransi Sosial Kesehatan (Askes)
Dalam hukum asuransi, evenemen adalah peristiwa tidak pasti yang menjadi beban
penanggung. Dalam Askes yang dimaksud dengan peristiwa tidak pasti adalah keadaan
sakit yang mengancam kesehatan peserta.
Pegawai dan Penerima pensiun Badan Usaha dan Badan lainnya dapat menjadi peserta
Askes dengan membayar iuran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Badan
Penyelenggara.
5. Pemeliharaan Kesehatan dan Penggantian Biaya
Untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan, peserta wajib memberikan keterangan yang
sebenarnya tentang jati dirinya beserta keluarganya untuk penyusunan data peserta.
Biaya pemeliharaan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan,dibayar berdasarkan tarif
yang ditetapkan Oleh Menteri Kesehatan. Pemeliharaan Kesehatan dalam peraturan
pemerintah ini hanya berlaku bagi pemeliharaan kesehatan di dalam negeri.
Penyelenggara pemeliharaan kesehatan dilakukan oleh Badan
Penyelenggara yang diserahi tanggung jawab sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Badan Penyelenggara adalah
BUMN yang dibentuk khusus untuk menyelenggarakan pemeliharaan
kesehatan bagi peserta dan keluarganya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pihak yang dapat menjadi pelaksana pelayanan kesehatan adalah
semua sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Badan
Penyelenggara sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan atau yang mengadakan ikatan kerja sama dengan
Badan Penyelenggara
TERIMAKASIH

You might also like