You are on page 1of 36

KESEHATAN KERJA

Kelompok Tutorial 9
Dosen Tutor: dr. Nyimas Natasha Ayu Shafira
ANGGOTA
Anerza Nurfitri G1A112049
Nandy Bill Morris G1A112061
Riski Ayu G1A112063
Yogi Prasetyo G1A113025
Ayyuhumah Amalia G1A113029
Oktovia Rezka Nurmaajid G1A113030
Salsabila Ariefani G1A113031
Mutiara Putri Syafira G1A113078
Fitri Pebriandani G1A113079
Eldi Novriadi G1A113102
Deta Fitriana G1A113103
Fathony Arsyad G1A113104
M. Rizkon Oksadika Rehan G1A113124
Deswitri Ginta Sari G1A113125
SKENARIO
Dokter Abdul baru bertugas di perusahaan CPO
Tunjuk Bumi
Abdul, seorang dokter baru bekerja di klinik
perusahaan CPO Tunjuk Bumi di Kabupaten
Sarolangon. Abdul mencari tahu peraturan perundangan
terkait kesehatan kerja apa saja yang sudah diterapkan di
perusahaan tersebut karena ingin menerapkan prinsip-
prinsip dan pelayanan kesehatan kerja. Abdul juga
ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan awal dan
berkala pada karyawan perusahaan.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Klinik perusahaan:
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja
dasar secara optimal di suatu perusahaan terhadap
masyarakat kerja sehingga mampu meningkatkan
produktivitas kerja.1
2. Kesehatan kerja:
Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja
produktif secara sosial ekonomi tanpa membahayakan diri
sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan sekitarnya.1
3. Pemeriksaan berkala:
Pemeriksaan yang dilakukan setiap waktu tertentu pada
pekerjaan untuk mendeteksi pengaruh pekerjaan terhadap
kesehatan.1
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan
kerja?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar kesehatan kerja?
3. Apa saja pelayanan dasar kesehatan kerja?
4. Apa saja fungsi dan tujuan dari pelayanan kesehatan kerja?
5. Apa saja jenis pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan awal dan
pemeriksaan berkala?
6. Apa saja tujuan dari pemeriksaan kesehatan kerja?
7. Apa fungsi dari klinik perusahaan?
8. Apa saja syarat menjadi tenaga medis yang bekerja diklinik perusahaan?
9. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan kerja?
10. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit akibat kerja (PAK)?
11. Apa saja pencegahan dari penyakit akibat kerja?
12. Apa saja kriteria dari penyakit akibat kerja?
13. Apa saja kategori dari penyakit akibat kerja menurut WHO?
14. Tujuan dari pemeriksaan awal, berkala dan akhir bekerja?
ANALISIS MASALAH
1. Apa saja peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan kesehatan kerja?
 UU no 70, 1970 tentang keselamatan kerja
 UU no 29, 2004 tentang Praktik Kedokteran
 UU no 36, 2009 tentang Kesehatan
 Keprs RI no 22, 1993 tentang panyakit yang timbul
akibat hubungan kerja
 Permennakertrans no 2, 1980 tentang pemeriksaan
keshatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja
 Permennakertrans no 3, 1982 tentang pelayanan
kesehatan kerja.2
UU No. 36, 2009 tentang kesehatan kerja ( pasal 164 )
 Upaya Kesehatan Kerja bertujuan melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
 Sasaran : pekerja formal dan informal, & setiap orang yg
berada di lingkungan tempat kerja.
 Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja.
 Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja
, menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
 Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja.
 Hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental
digunakan sebagai pertimbangan seleksi pekerja.2
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar kesehatan
kerja?
Adanya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja.
Beban Kerja
 Dapat berupa beban kerja fisik maupun mental.
 Setiap orang dapat memikul beban kerja pada
batas tertentu atau batas optimal
 Penempatan seorang pekerja perlu disesuaikan
dengan beban optimal seseorang
 Kesehatan kerja berusaha mengurangi beban kerja
pekerja dengan mendesain suatu alat yang dapat
mengurangi beban kerja
Kapasitas Kerja
 Berupa kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan
 Kemampuan kerja berbeda antara pekerja satu
dengan pekerja lainnya
 Kemampuan kerja seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal
Lingkungan kerja
Berupa kondisi atau lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan,
terdiri dari :
 Faktor biologi
 Faktor kimia
 Faktor fisik
 Faktor fisiologis / ergonomis
 Faktor sosial – psikologis.11
3. Apa saja pelayanan dasar kesehatan kerja?

1. Pelayanan promotif kesehatan kerja


2. Pelayanan preventif kesehatan kerja
3. Pelayanan kuratif kesehatan kerja
4. Pelayanan rehabilitatif kesehatan kerja
5. Pengendalian faktor resiko di tempat
kerja
Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan.3,11
4. Apa saja fungsi dan tujuan dari pelayanan
kesehatan kerja?
Fungsi pelayanan kesehatan kerja
 Menilai kesesuaian pekerja yang melakukan suatu
pekerjaan
 Menilai segala kelainan kesehatan yang berhubungan
dengan pajanan agen berbahaya yang berasal dari proses
kerja
 Mengidentifikasi kasus penyakit kerja yang mungkin
timbul akibat dari pajanan kerja
 Mengecek akibat akhir dari tindakan pencegahan dan
sebagai contoh untuk menilai kemampuan kerja para
pekerja
 Membantu dalam observasi akibat dini yang belum
berkembang menjadi penyakit.4
Tujuan pelayanan kesehatan kerja
 Pendidikan kesehatan
 Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat
 Pelatihan kader kesehatan kerja baik di sektor formal maupun informal
 Pelayanan kesehatan kerja, meliputi :
 Diagnosis PAK dan PAHK
 Pelaynan perawatan kesehatan umum, kuratif dan rehabilitatif
 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
 Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
 Pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asasmen risiko di lingkungan
tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi disebabkan
faktor fisik, kimia, fisiologi maupun psikososial
 Penyelenggaraan surveilans kesehatan kerja termasuk sistem informasi
kesehatan kerja dan surveilans lingkungan kerja.4
5. Apa saja jenis pemeriksaan yang dilakukan pada
pemeriksaan awal dan pemeriksaan berkala?

Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja seperti


lazimnya yang dilakukan oleh setiap dokter
meliputi:
 Anamnesa
 Pemeriksaan mental
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan kesegaran jasmani
 Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut
6. Apa saja tujuan dari pemeriksaan
kesehatan kerja?
Tujuan umum pelayanan kesehatan kerja
 Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental,
terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan
tenaga kerja;
 Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja;
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja; dan
 Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita
sakit.11
Tujuan khusus pelayanan kesehatan kerja
 Deteksi dini PAK
 Antisipasi terjadinya ganguan kesehatan akibat
kerja
 Menetapakan kecakapan kerja ( fitness status)
 Melihat tren perkembangan penyakit
 Data dasar kesehatan untuk pembanding di masa
datang
 Dasar menilai efektifitas program pencegahan
yang sudah dilakukan
 Memenuhi aturan perundangan.11
7. Apa fungsi dari klinik perusahaan?

 Memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan pekerja
 Membantu perusahaan menentukan kebijakan
dalam bidang kesehatan kerja
 Memelihara produktivitas pekerja.12
8. Apa saja syarat menjadi tenaga medis yang
bekerja diklinik perusahaan?

Berdasarkan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan


Masyarakat Depkes tentang pedoman klinik di
tempat kerja / perusahaan, Syarat menjadi
tenaga kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan lesehatan di klinik tempat
kerja/perusahaan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku yang mengatur
tentang tenaga kesehatan yaitu UU No. 29 tahun
2004 tentang praktik kedokteran dan PP no. 32
tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
Jenis tenaga kesehatan yang minimal harus dimiliki oleh klinik
ditempat kerja/perusahaan adalah sebagai berikut:

Tingkat 1 (awal) yakni :


Perawat, petugas sanitasi ang telah mengikuti pelatihan jangka pendek
di bidang pelayanan kesehatan kerja dan bekerja diunit perawatan
kesehatan dasar atau fasilitas tingkat awal sejenis.
Tingkat 2 (dasar):
Dokter, perawat dan tenaga sanitasi yang telah mendapatkan pelatihan
singkat tentang kesehatan kerja. penggunaan tenaga kesehatan ini
dapat menguntungkan dalam hal dukungan tenaga keselamatan yang
berkompeten dalam pencegahan kecelakaan dan keselamatan dasar.
Tingkat 3 (pelayanan standar international):
Penyelanggaran dalam pelayanan ini harus dipimpin oleh seorang ahli
yang terlatih secara khusus atau biasanya dokter kesehatan kerja dan
tim yang terlibat sebaiknya berasal dari multidisiplin keilmuan yang
didukung dengan pelayanan kesehatan rujukan yang tersistem.
Tingkat 4 (pelayanan komprehensif):
Penyelenggara pelayanan ini biasanya bekerja sebagai tim
multidisiplin ; terdiri dari dokter spesialis, perawat kesehatan kerja,
ahli higienis kerja, ergonomis, psikolog, insinyur keselamtan, dsb.
9. Bagaimana prosedur pemeriksaan
kesehatan kerja?
Jenis Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
1. Awal bekerja
 Pra-kerja (pre-employment)
 Pra penempatan atau alih tugas (pre-palcement)
2. Selama bekerja
 Berkala (periodical examination)
 Khusus akibat pajanan tertentu (special exposure)
3. Akhir bekerja
 Pasca penempatan (post-placement)
 Pensiun (termination, exit)
Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Meliputi
 Pemeriksaan fisik lengkap
 Kesegaran jasmani
 Rontgen paru
 Laboratorium rutin
 Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Rangkaian Pemeriksaan
1. Data / identitas
 Nama, umur, alamat dst
 Termasuk : riwayat pekerjaan terdahulu ( + berapa
lama, jabatannya dan jenis paparan di lingkungan
kerja )
2. Anamnesis selengkap-lengkapnya
 Kemungkinan adanya penyakit saat ini
 RPD : TB, asma, alergi, kejiwaan, neurologis, HNP,
epilepsi, tifus, hepatitis, tumor, kardiovaskuler,
endokrin, ginjal, rematik dll
 Riwayat operasi, rawat RS
 RPK : penyakit kronis degeneratif, penyakit keturunan
 Wanita : tentang riwayat obgyn
3. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan sistematik
Pemeriksaan fisik standar harus dilakukan semua secara keseluruhan dan
sistematik. Penekanan-penekanan tertentu sesuai rencana penempatan
misalnya ketajaman penglihatan dengan test snellen untuk penempatan pada
tugas yang memerlukan visus yang baik atau pemeriksaan otologis dan
ketajaman pendengaran dengan test berbisik/garpu tala
4. Pemeriksaan penunjang
 Rontgen foto thorax
 Labolatorium: DL, UL dll
 Pemeriksaan khusus
a) Audiometri
b) Diatas 40 tahun: EKG
c) Pengolahan makanan: carrier tifus
 Ada beberapa perusahaan yang mensyaratkan
a) HbsAg
b) VRDL-TPHA
c) HIV
d) Test Narkoba.6
10. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
penyakit akibat kerja (PAK)?
1. Faktor Fisik  Kebisingan, suhu dan
kelembaban, kecepatan aliran udara / angin,
getaran / vibrasi mekanis, radiasi gelombang
elektromagnetik dan tekanan udara / atmosfir
2. Faktor Kimia  gas, uap, debu, kabut / mist.
Fume asap, larutan dan zat padat
3. Faktor Biologis  bakteri, virus, tumbuh-
tumbuhan dan hewan
4. Faktor fisiologis  sikap dan cara kerja, jam
kerja dan istirahat
5. Faktor mental  psikologis suasana kerja,
hubungan antara karyawan dan pengusaha
pemilihan kerja dan lain-lain
Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu
daya kerja seorang tenaga kerja
1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab
kelelahan mata
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran dan
akibat kelelahan psikologis
3. Gas dan uap diserap lewat pernafasan dan mempengaruhi
penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam
dari udara
4. Debu yang dihirup mengurangi penggunaan optimal alat
pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara
5. Parasit yang masuk tubuh akibat higiene di tempat kerja yang
buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya
6. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja menyebabkan
timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal bagian
tubuh tertentu
7. Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan bekerja
lamban atau setengahnya.7
11. Apa saja pencegahan dari penyakit akibat kerja?
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five levelof
prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:
1. Peningkatan kesehatan (health promotion).
Misalnya: penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pendidikan kesehatan,
meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan
pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
2. Perlindungan khusus (specific protection).
Misalnya: imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap
bahaya dan kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti
helm, kacamata kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan
panas, sarung tangan, dan sebagainya.
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik lemah untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation).
Misalnya: memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan kesehatan.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation),
Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat.
Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan keryawan-karyawan cacat di
jabatan yang sesuai.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mencegah PAK adalah sebagai berikut:
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada
sumbernya, misalnya menggantikan bahan kimia yang
berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau
menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk
mengurangi risiko lebih lanjut.
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD
Menurut KEPMENAKER 333/1989 hal yang harus dilaporkan
sebagai dokter dalamm tindakan pencegahan penyakit akibat kerja
adalah
1. Identitas: Nama, NIP, umur, Jenis kelamin, jabatan, unit kerja, lama
kerja, nama perusahaan, jenis perusahaan, alamat perusahaan
2. Anamnesis: riwayat pekerjaan, keluhan, riwayat penyakit
3. Hasil pemeriksaan mental dan fisik termasuk hasil pemeriksaan
tambahan.
4. Hasil pemeriksaan lingkungan kerja dan cara kerja : lingkungan
kerja, cara kerja, lama waktu paparan, APD
5. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja: pemeriksaan sebelum kerja,
sebelum penempatan, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
6. Resume. Faktor-faktor pendukung diagnosis dari anamnesis
sampai pemeriksaan lingkungan kerja, cara kerja dan waktu
paparan nyata
7. Kesimpulan: penderita menderita atau tidak menderita PAK serta
diagnosis.10
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
1. Subtitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan barang
yang tidak berbahaya. Contoh : Triclor Etilen,
CFC etc
2. Ventilasi Umum
Mengalirkan udara menurut perhitungan dalam
ruang kerja bahan berbahaya < NAB
3. Local Exhauster
Menghisap bahan-bahan tertentu keluar
ruangan dengan kipas
12. Apa saja kriteria dari penyakit akibat
kerja?
 Penyebab berhubungan dengan pekerjaan
 Penderita selalu kontak dengan bahan penyebab
dalam pekerjaan
 Sebelumnya tidak pernah menderita seperti ini
 Lesi mula-mula lokaal di tempat kontak
 Lesi membaik pada waktu cuti, timbul pada
waktu masuk kembali.7,8
13. Apa saja kategori dari penyakit akibat kerja
menurut WHO?
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh
pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah
pekerjaan, misalnya Carsinoma bronkhogenik
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah
satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab
lainnya, misalnya Bronkhitis khronis
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu
kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya
Asma.9
14. Apa tujuan dari pemeriksaan awal, berkala
dan akhir bekerja ?
Pemeriksaan awal dilakukan untuk mengetahui apakah
pekerja mampu melaksanakan pekerjaan tersebut dari
sudut pandang kesehatan dengan cakap dan aman.
Pemeriksaan berkala di maksudkan sebagai suatu
deteksi dini atas adanya perubahan kesehatan pekerja
yang dikaitkan dengan pekerjaannya serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan, sehingga
perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan,
yang dilaksanakan berdasarkan jadwal/interval waktu
yang ditetapkan.
Pemeriksaan akhir bekerja di dilakukan untuk
memeriksa semua aspek yang berhubungan dengan
kesehatan pekerja selama masa pengabdiannya.6
MIND MAPPING
Peraturan perundang-undangan terkait
kesehatan kerja

Prinsip-prinsip dasar kesehatan kerja

Kesehatan kerja

Pelayanan dasar kesehatan kerja

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif Faktor Risiko

Tersedianya
klinik dan Latihan dan
Pendidikan Pemeriksaan
tenaga medis di pendidikan Pengendalian
dan penyuluhan awal dan berkala
perusahaan pekerja faktor risiko
tentang Kesehatan
Pengobatan Penempatan Pencegahan
kesehatan kerja lingkungan kerja
terhadap pekerja yang dari penyakit
Pembinaan Pengendalian
penyakit akibat cacat secara akibat kerja
tentang bahaya
kerja dan selektif sesuai
kesehatan kerja lingkungan kerja
penyakit akibat kemampuan
hubungan kerja
DAFTAR PUSTAKA
1. Harrington JM, Gill ES. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2005.
2. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (online).2016
Diunduh dari: URL:
http://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor%2036%20Tahun%2
02014.pdf (Diakses 15 September 2016)
3. Modul Kesehatan Kerja Bagi Petugas Kesehatan. Jambi : Bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas/Keluarga Program Studi Pendidikan Dokter. 2011.
4. Arimunasti Budi, dkk. Pedoman Klinik di Tempat Kerja/Perusahaan. Direktorat Jenderal Bina Keseh
atan Masyarakat Departemen Kesehatan. 2009; hal 8-18.
5. Menteri Kesehatan RI. Lampiran I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman klinik di tempat kerja/perusahaan.Jakarta; Departemen
Kesehatan RI. 2009.
7. International Labour Organization (ILO). Keselamatan dan kesehatan kerja: Switzerland; 2004.
8. Buchari. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara; 2007
9. World Health Organization. International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems (ICD-10) in Occupational Health. Geneva: World Health Organization; 1999.
10. Organisasi Perburuhan Internasional. Hidup Saya, Pekerjaan Saya, Pekerjaan Yang Aman. Jakarta:
2008
11. International Labour Organization (ILO). Keselamatan dan kesehatan kerja: Switzerland; 2004
12. Indonesia Sehat 2010. Pedoman Klinik Di Tempat Kerja/Perusahaan. Jakarta;2007
TERIMA KASIH

You might also like