You are on page 1of 24

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70%

DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia)


TERHADAP KADAR ALT (Alanin
aminotransferase) PADA TIKUS JANTAN
GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)
YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Latar Belakang

Hati  organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8


kg atau kurang lebih 25% berat orang dewasa.

Sebagai pusat metabolisme tubuh  sangat rentan


terhadap paparan zat toksik

Parasetamol, penggunaan di masyarakat umum n sering

ES : Kerusakan sel hati  berupa nekrosis, yang ditandai


dengan penanda biokimia seperti ALT.
Perlu herbal yg berfungsi hepatoprotektor
Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun
binahong terhadap kadar ALT pada tikus
jantan galur Wistar yang diinduksi dengan
parasetamol?

Tujuan
- Untuk mengetahui efek ekstrak daun
binahong terhadap kadar ALT pada tikus
jantan galur Wistar yang diinduksi dengan
parasetamol.
- Mengetahui dosis yang paling efektif
sebagai hepatoprotektor
Binahong
binahong (Anredera cordifolia) berasal dari dataran
china dengan nama Dheng shan chi.

a. Klasifikasi Tanaman Binahong (Anredera


cordifolia )
 Kingdom : Plante (tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
 Superdifisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji)
 Divisio : Magnolyophyta (Berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)
 Sub-kelas : Hamamelidae
 Ordo : Caryophillales
 Famillia : Basellaceae
 Genus : Anredera
 Spesies : Anredera cordifollia (ten.) Steniss
b. Deskripsi

c.Kandungan Kimia
Daun binahong mengandung Asam oleanolik 
antiinflamasi.
Selain itu pada kultur in vitro di dalam daun
binahong juga terkandung senyawa aktif flavonoid,
alkaloid, terapenoid dan saponin (Manoi, 2009).
Maserasi
dilakukan dengan merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari (air, etanol,
air etanol atau pelarut lain ).
Etanol dapat melarutkan alkoloida biasa,
minyak menguap, glikosida, kurkumin,
kumarin, antrakinol, flavonoid, steroid,
dammar dan klorofil.
Kandungan zat aktif yg diduga berefek (+)
mpy sifat polar/non polar ?  menentukan
pelarut yg akan digunakan sbg cairan
penyari.
Indikator kerusakan hati

SGOT (serum
• terdapat dalam sel-sel organ tubuh,
glutamic terutama otot jantung, baru kemudian
oxaloacetic sel-sel hati, otot tubuh, ginjal, dan
pankreas.. Pada hepatoma terdapat
transaminase) peningkatan SGOT yang mencolok
atau AST

SGPT (Serum • terdapat di dalam sel-sel jaringan


tubuh  terbanyak dan sebagai
glutamic sumber utamanya adalah sel-sel hati.
pyruvic  sebagian besar terikat dalam
sitoplasma sehingga pada kerusakan
transaminase) membran sel hati kenaikannya lebih
atau ALT menonjol
• Kadar normal ALT untuk manusia  5-35 IU/I
adapun rasio AST : ALT adalah 1,15
• Adapun kisaran rata-rata kadar ALT untuk tikus
jantan galur Wistar menurut Sihombing and
Tuminah (2011)

1. Umur satu bulan :17,96 ±2.21 U/I.


2. Umur dua bulan : 14,62 ± 4,93 U/I.
3. Umur tiga bulan : 15,18 ± 3,70 U/I.
Hepatoksisitas Parasetamol

• Parasetamol dosis tinggi  metabolit reaktif N-acetyl-p-


benzoquinon imine (NABQI) berikatan dengan cystein
group protein  gangguan fungsi yang pada akhirnya
terjadi kerusakan sel atau nekrosis.

• Selain itu juga menyebabkan pembentukan lipid


peroksida  kerusakan sel hati
Hepatoprotektor Daun Binahong

• Flavonoid  kuersetin  bekerja secara khusus sebagai


antioksidan alami  menghambat lipid peroksidase
dengan mengeblok enzim Xantin oksidase dan juga
langsung membersihkan radikal hidroksil, peroksida dan
superoksida.
• Kuersetin juga mampu melindungi mekanisme
pertahanan antioksidan dengan meningkatkan absorbsi
dari vitamin C
• Silibin, yaitu suatu flavanol yang memiliki unit
fenilpropana tambahan yang tergabung sebagai dieter.
Silibin ini bersifat anti hepatotoksik
Kerangka konsep
Parasetamol dosis tinggi
Ekstrak daun
binahong
Cyt P450

Flavonoid:
Terbentuk N-acetyl-p-
benzoquinon imine
(NABQI) Kuersetin Silibin Asam
oleanolik

Deplesi Glutation (GSH) Oksidatif Tipe


Meningkatkan
stres reabsorbsi vit C saponin

Berikatan dengan cystein


group protein

Lipid peroksidase

Kerusakan makromolekul Nekrosis sel hati

Kerusakan sel hati


(kenaikan ALT)
hipotesis

H1: Ekstrak daun binahong dapat menghambat


peningkatan kadar ALT pada tikus jantan galur
Wistar yang diinduksi parasetamol.
H0 : Ekstrak daun binahong tidak dapat
menghambat peningkatan kadar ALT pada tikus
jantan galur Wistar yang diinduksi parasetamol.
Desain Penelitian Eksperimen murni dengan metoda metode
Waktu dan Tempat pre and post test
laboratorium with controlled
Farmakologi group
Fakultas
Penelitian design Muhammadiyah
Kedokteran Universitas
Subjek Penelitian Surakarta.
daun Padayang
binahong bulan September
diperoleh dari 2012
Desa
Gajihan, Kecamatan Gunungwungkal,
Hewan uji tikusKabupaten Pati,
putih jantan Jawa
galur Tengah
Wistar (Rattus
norvegicus), dengan usia kurang lebih 2-3
Besar Sampel bulan dengan berat badan 150-200 gram

Kriteria Restriksi

Identifikasi Variabel
Definisi
Operasional
Alat dan bahan

Skema Penelitian
Rencana Analisis
Data
Jadwal penelitian
Besar sampel  rumus federer

( K-1 ) (n – 1) > 15

(5-1)(n-1)>15
4n > 15+4
n > 4,75
n=5

Keterangan:

K : Jumlahkelompok
n : Jumlah sampel
dalam tiap kelompok
Desain Penelitian • Spektofotometer
Waktu dan Tempat • Kandang hewan uji coba
daun
Ekstrak daun binahong• Tabung binahong yang telah
reaksi
Penelitian dikeringkan kemudian •diekstraksi menggunakan
• Tikus Timbangan analitik
putih jantan galur Wistar
• Sentrifuge
metode maserasi• dengan cairan penyariaktifitas
yaitu etanol
Alat
Subjek Penelitian
Variabel
70%. Dibagi dalam
Sehat
Kriteria • Umur
dan mempunyai
• Tabung venojet
tiga• Ekstrak
dosis
kurang: lebih
daun 2-3
binahong
normal
bulan dengan
Hewan uji • Berat berbagai konsentrasi.
bebas
Dosisinklusi
I : 25 mg/200BB. badan antara 150-200 gram

Besar Sampel Dosis II: 50 mg/200 BB.


Dosis III: 100mg/200 BB
Kriteria Restriksi Variabel • kadar ALT
Skala : Rasio. • Tikus mati saat penelitian berlangsung
• Tikus menderita sakit saat penelitian
• Hewan percobaan, yang digunakan
Identifikasi Variabel terikat berlangsung.
Kriteria
adalah tikus putih jantan galur Wistar
umur 2-3 bulan dengan kisaran berat 150-
Definisi eksklusi
Kadar ALT dalam darah 200 gram dan sebanyak 30 ekor.
 kadar ALT darah tikus
• Parasetamol dengan dosis toksis
Operasional dalam IU/I yang merupakan hasilBB.metabolisme
Alat dan bahan
Variabel
dalam tubuh. Pengukuran
• 1440mg/kg
Terkendali
• Ektrakkadar
daun ALT
: galur, jenis kelamin,
dilakukan
binahong.
umur, berat badan, dan makanan

Skema Penelitian
Bahan
luar
dengan mengambil darah •
Taktikus
ALT reagen
•• Aquades putih :jantan
kit.
terkendali
Wistar  satu milliliter  dihitung kadar ALT
1000
• Etanol 70%.
ml.
galur genetik
Sakit, faktor
darahnya  spektofotometer, dengan metode kinetik
Rencana Analisis dalam satuan IU/I
Data Skala : Rasio
Jadwal penelitian
25ekor tikus yang telah ditimbang dan di
adaptasikan dengan diberimakan pelet

Tikus dikelompokan + diukr


kadar ALT nya pada hari
pertama

KONTROL (1) KONTROL (2) PERLAKUAN I PERLAKUAN II PERLAKUAN III

Diberi ekstrak daun Diberi ekstrak daun Diberi ekstrak daun


Diberi aquades 12
bunahong 25 mg/kg binahong 50 mg/kg binahong 100 mg/kg
hari
BB selama 10 hari BB selama 10 hari BB selama 10 hari

Di beri ekstrak Diberi Parasetamol Diberi Parasetamol Diberi Parasetamol Diberi Parasetamol
binahong 1440 mg/200gr 1440 mg/200gr tikus 1440 mg/200gr 1440 mg/200gr tikus
50mg/200gr tikus tikus pada hari ke pada hari ke 11 dan tikus pada hari ke pada hari ke 11 dan
selama 12 hari 11 dan 12 12 11 dan 12 12

Pengukuran kadar ALT pada


hari ke 13

Analisis data dengan uji ANOVA dibantu program SPSS. 17


Hasil Penelitian
Determinasi Tanaman

• Kunci determinasi tanaman Binahong adalah 1b, 2b, 3b,


4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43b, 54b, 59b, 61b, 62b, 63a,
64b, ………………….  Familia : Basellaceae
• 1b, ………………  Genus : Anredera
• 1a, ………………  Spesies : Anredera cordifolia
(Tenore.) Steen.
• (Steenis, 2005 ; Tjitrosoepomo, 2007)
Randemen

Berat Berat hasil


kering ekstraksi
700gr 159,2 gr

Jadi 1 gr daun
Binahong kering =
0,227 gr ekstrak kental.
Uji orientasi
• - dg replikasi (tdk hy 1 ekor)

Maka di ambil variasi dosis :


1. Dosis 25 mg/200gr tikus
2. Dosis 50 mg/200 gr tikus
3. Dosis 100 mg/200gr tikus
Hasil uji efek hepatoprotektor
Uji distribusi data

Hasil analisis Saphiro-Wilk didapatkan semua p


> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
data yang ada normal.
Uji Test Of Homogenecity Of Variance

Levene tes didapatkan nilai p =


0.036 ( p <0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa varian dari
data yang ada tidak homogen
Uji Kruskal-Wallis

nilai p = 0,045 (p <0,05), maka


dapat diambil kesimpulan bahwa
paling tidak terdapat satu
perbedaan kadar ALT akhir antar
kelompok
Uji Mann-Whitney

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas.


Jika nilai P < 0,05, maka terdapat perbedaan bermakna.
Sedangkan jika nilai P > 0,05, maka terdapat perbedaan
tidak bermakna.

You might also like