Professional Documents
Culture Documents
Modul 4 Skenario 4
dr. Cut Sidrah Nadira, M.Sc
Anggota :
Metti, seorang dokter muda, menerima kedatangan pasien yang matanya tertusuk jarum
yang diperkirakan masuk sekitar 5 mm. Berbagai pertanyaan langsung muncul dalam benaknya. Ia
yakin bahwa lapisan retina dan khoroid tidak akan terkena oleh jarum ini, tapi bagaimana dengan
kornea, iris, dan lensa? Bisakah diharapkan hal ini tidak akan mempengaruhi kanal Schlemm
sehingga menimbulkan glaukoma? Apakah kenyataan bahwa kornea, iris, dan lensa berasal dari
lapisan primer yang sama di masa embrio berpengaruh terhadap cedera ini? Ia berharap luka kecil
yang timbul tidak mengganggu epitel di konjungtiva atau pun otot siliaris, yang dapat menyebabkan
kelainan refraksi. Namun ia khawatir mata tersebut akan terinfeksi oleh jarum yang masuk, dan
gangguan pada kornea ini akan menyebabkan bayangan pengelihatan jatuh di luar fovea, sehingga
infromasi yang dihantarkan melalui saraf ke otak bagian belakang menjadi tidak sempurna.
Sementara itu ia masih teringat pasien sebelumnya yang datang dengan luka bakar
pada ektremitas superior sinistra, yang pada bagian tertentu mencapai subkutis. Apakah kulit ini
bisa kembali utuh setelah sembuh, atau perlukah diganti dengan kulit dari bagian tubuh lain?
Samakah asal usul embriologi antara berbagai kulit dan jaringan dibawahnya?
Bagaimana Anda menjelaskan kasus di atas?
Retina Koroid
=> Lapisan pembuluh darah pada mata,
=> Lapisan terdalam pada bola mata, tipis,
yang terletak diantara retina dan
transparan terdiri dari lapisan berpigmentasi
luar dan jaringan saraf dalam. sklera.
Glaukoma Konjungtiva
=> Suatu kelainan pada mata yang ditandai dengan => Membran tipis bening yang melapisi permukaan
peningkatan tekanan intra ocular yang menimbulkan bagian dalam kelopak mata dan menutupi bagian
kerusakan optikus, sehingga terjadi kelainan lapangan depan sklera (bagian putih mata), kecuali
pandang dan berakir pada kebutaaan kornea. Dan berfungsi untuk menjaga
kelembaban mata.
Iris Kelainan Refraksi
=> Keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada
=> Jaringan berwarna yang berbentuk cincin. retina tetapi di bagian depan atau belakang bitnik
kuning dan tidak terletak pada satu titik. Cth : Miopi
Berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk
dengan cara merubah ukuran pupil.
Terinfeksi
Fovea
=> Suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit
=> Anatomi mata yang terletak di tengah
penyakit sehingga menimbulkan gejala
makula (lapisan agak tebal dari pada
demam sebagai suatu rekasi tubuh
kornea).
menolak antigen tersebut.
6/20/2019 4
Jump 2 Jump 3
o Bagian apa saja yang mungkin terkena ketika tertususk jarum?
o Mengapa metti yakin lapisan retina dan koroid tidak terkena oleh
jarum?
=> karena pasien hanya tertusuk sekitar 5mm, sehingga tidak sampai
mengenai bagian retina dan koroid.
Diproduksi oleh corpus ciliar -> mengisi ruangan COA melalui canal chlemm->
tersumbat -> aqua humour tidak bisa menuju ke otak->(+) tekanan intra
okuler -> glaukoma
Jump 2 Jump 3
o Apakah ada kemungkinan hal ini mempengaruhi kanal schlemm?
o Apakah kornea, iris, dan lensa berasal dari lapisan primer yang
=> *kornea : ektoderm dan krista neuralis -> lapisan selaput bening.
*vesikula optik -> invaginasi -> tangkai optik -> lapisan luar & dalam
*lapisan luar->lapisan pigmen retina: - 4/5 posterior->pars optik retina -> retina
- faktor usia
-penglihatan terganggu.
=> Ya, karena kanal schlemm akan tersumbat sehingga cairan aquos humour akan
meningkat tekanannya
Jump 2 Jump 3
o Apakah kulit yang terbakar mencapai subkutis dapat kembali
sesudah sembuh ?
Refleks Regenerasi
Pupil Kulit
Mekanisme
Visual Mata Kulit
Tekanan Presepsi
Intraokular Rangsangan
Patologi
Makroskopis Mikroskopis
Fungsi Fungsi
2. KULIT
1. MATA
a) Embriologi Kulit
a) Embriologi Mata
b) Makroskopis Kulit
b) Makroskopis Mata
c) Mikroskopis Kulit
c) Mikroskopis Mata
d) Presepsi Ransangan
d) Refleks Pupil
e) Regenerasi Kulit
e) Mekanisme Visual
f) Tekanan Intraokuler
3. Patologi
Embriologi Mata
a. Ectoderm permukaan
* mangkok optik :
• Palpebra
• Glandula lakrimalis
N.opticus
CORNEA
Tunika
fibrosa
Tunika Fibrosa
• Tdd : SKLERA DAN KORNEA
SKLERA
5/6 bagian belakang (diameter 22mm), berwarna
putih,tidak tembus cahaya
Kutub belakang ditembus N.Opticus
Ketebalan di kutub belakang 1-2mm,menipis ke depan,
sehingga pd daerah equator ketebalan menjadi 0,4-
0,5mm
Tempat insersi otot2 penggerak bola mata
Mikroskopis sklera
Tersusun padat oleh berkas2 tipis serabut kolagen
CORNEA
Jernih , tembus cahaya., bersifat avaskular
Mendapat nutrisi dari difusi pembuluh perifer dalam limbus dan dari
humor aquous di bagian tengah
Substansia Propria
Membentuk massa kornea (90%)
Tdd serabut kolagen yang sejajar
Diantara serabut kolagen tdp fibroblas gepeng
Subtansi dasar : Kondroitin sulfat
Tidak ada pembuluh darah
EPITEL ANTERIOR
MEMBRANE BOWMAN
SUBTANSIA PROPRIA
MEMBRANE DESCEMENT
ENDOTEL
Tunika Vaskulosa
Corpus siliar
Iris
Koroid
Lapisan dari luar ke dalam :
Lamina Vasculosa
Lamina Vasculosa
Struktur umum sama, tetapi lebih banyak pembuluh darah
Lamina Capillarum
Banyak mengandung kapiler darah
RETINA
CHOROID
SCLERA
Korpus siliaris
• Struktur jaringan :
Jar.ikat longgar, kaya serabut elastis,
pembuluh dara dan melanosit
Jar. Otot polos dlm 3 berkas, disebut
M.cilliaris, berkas meridional, berkas radier,
dan berkas sirkuler. Fungsi serabut otot
adalah untuk akomodasi lensa
Diselubungi oleh lanjutan retina yg hanya 2
lapis
Tdpt Prosessus Siliaris
M.Siliaris dalam Korpus siliaris
SERABUT SIRKULER
SERABUT RADIER
SERABUT MERIDIONAL
Korpus Siliaris
PROCESSUS CILIARE
Prosessus Siliaris
Lipatan2 jaringan pengikat longgar
Corpus Siliaris
Diselubungi oleh epitel lanjutan retina
(2 lapis)
Lapisan luar : sel tidak berpigmen, berasal dari
sel sensorik menghasilkan Humor Aquos yang
mengisi Camera Oculi
Lapisan dalam : sel kolumnar yang banyak
mengandung melanin
Iris
Permukaan depan (dari tunika vasculosa)
Kasar karena adanya lipatan dan cekungan
Dibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman
pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit
Sel bipoler
Sel ganglion
Sel saraf asosiasi
Sel horizontal
Sel amakrin
Fungsi
Mengatur intensitas cahaya
Sel batang
Morfologi
Segmen luar dan dalam dipisahkan oleh suatu penyempitan
Jumlah
Sel kerucut 7 juta
Daerah fovea sentralis hanya sel kerucut
• Lensa Crystalina
• Corpus Vitreum
• Humor Aquaeus
Lensa crystalina
Pembentukan:
◦ Gelembung lensa dari epitel ektoderm
Bentuk:
◦ Bulat, agak pipih dengan 2 permukaan konveks
Ukuran:
◦ 4 mm x 10 mm,
Lokasi:
◦ Terletak antara iris (di depan) dan corpus vitreum (di belakang)
Struktur:
◦ Diselubungi oleh capsula lentis yang bening dan elastis (berasal dari mesoderm)
◦ Sebagian besar masa lensa: susunan serabut-serabut lensa yang berasal dari
pemanjangan sel-sel pembentuk lensa (epitel ektoderm).
Corpus vitreum
Bentuk:
◦ Bulat Seperti Bola, Mengisi Rongga Antara Retina Dan Lensa, Dibatasi
Membrana Hyaloidea Yang Tipis.
Struktur:
◦ Gelatin jernih, mengandung air sebanyak 99%
Struktur:
◦ Cairan tidak berbentuk
Penghasil:
◦ Pembuluh Darah Corpus Ciliare
Aliran:
◦ Camera Oculi Posterior
◦ Canalis schlemmii
◦ V.V. Ciliares
N. OPTICUS
Pembentukan:
◦ Berasal dari tangkai vesicula optica yang diikuti oleh arteri
Struktur:ganglion
◦ Berkas axon dari sel pada retina yang dimulai dari stratum
neurofibrarum retinae
• Glandula lacrimalis
Palpebra inferior
Mikroskopis
◦ Permukaan depan
Ditutupi oleh kulit berambut lanjutan dari kulit wajah dan subcutis
◦ Permukaan belakang
Ditutupi oleh conjunctiva palpebrae lanjutan dari conjunctiva bulbi: epitel silindris
berlapis dan lamina propria
◦ Bagian tengah :
M. Orbicularis oculi
M. Levator palpebrae
Kelenjar
Glandula meibom
Glandula Zeiss
(kelenjar sebasea)
Glandula molli
(glandula sudorifera)
PALPEBRA
GLANDULA LACRIMALIS
Lokasi/bagian:
◦ Daerah temporal-superior-anterior dari mata
◦ Pars orbitalis
Dipisahkan oleh aponeurosis m. Levator palpebrae
◦ Pars palpebralis
Mikroskopis
◦ Terdiri atas beberapa lobus dengan 6-12 ductus excretorius yang terpisah
◦ Berkumpul antara limbus anterior palpebra inferior dan permukaan bulbus oculi :
bermuara dalam
Kontraksi
otot sirkuler Miosis
Parasimpatis iris (pupil mengecil)
(konstriksi)
Rangsangan
saraf
Kontraksi
otot radial Midrosis
Simpatis iris (pupil membesar)
(dilatasi)
Mekanisme Refleks Cahaya Pupil
Kembali Terjadi konstriksi
Cahaya disinari
melewati saraf otot sphincter
pada mata
parasimpatis pada iris
Menuju nukleus
Cahaya
edinger- Iris merapat
mengenai retina
westphal
Impuls berjalan
Terjadi impuls melalui nervus Pupil mengecil
opticus (II)
Lapisan fleksiform
Lapisan nukleus
Mengatur Volume
Peningkatan Tekanan
Vena Episklera
Lapisan Epitel Proc.Siliaris
Aqueous Humor COP
(Lipatan Badan Siliaris)
Pupil
Transpor Aktif Ion Natrium
COA
Menarik Ion Cl dan
Bikarbonat
Nutrisi dibawa melalui Epitel-
epitel ke Transpor Aktif dan
Osmosis Air dari Kapiler Difusi Terfasilitasi
yang berada dibawahya
Embriologi kulit
1. Kulit mempunyai lapisan
• Ektoderm
berkembang menjadi
epidermis
• Mesoderm
berkembang menjadi
dermis
Epidermis
• Pada mulanya, mudigah diliputi selapis tunggal sel ektoderm
• Akhirnya minggu ke 7, permukaan ektoderm terdiri atas
epitelium kuboid
• Epitel ini membelah menjadi :
1. periderm
lapisan luar yang terdiri atas sel squamosa
2. lapisan basalis
lapisan ini akan membentuk stratum basalis
dan lapisan kulit lainnya
Sebelum minggu 11, sel lapisan basalis membentuk lapisan
intermediet yang berkembang menjadi :
– Berat 2,72 kg
5. Fungsi estetika
7. Fungsi ekskresi
9. Fungsi absorbsi
KULIT TEBAL
A . EPIDERMIS : B. DERMIS :
3. Stratum granulosum
4. Stratum lucidum
5. Stratum corneum
KULIT TIPIS
epidermisnya tipis .
3.Str.granulosum : terputus-putus
5.Str.corneum : tipis
– AVASKULER
•Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng Grainy menjadi protein (elerdin)
Penyebab Katarak :
• Katarak bisa muncul dengan berbagai sebab termasuk kondisi cacat bawaan
sejak lahir. Usia juga memberikan pengaruh yang sangat besar. Sementara
pemicu lain adalah seperti:
• Penambahan usia
• Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan
• Kebiasaan mengkonsumsi alkohol
• Paparan langsung dari sinar matahari
• Ada riwayat katarak dalam keluarga
2. Glaukoma
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan gejala
seperti:
• Kulit memerah
• Kulit mengelupas
• Luka melepuh
• Kulit hangus
• Pembengkakan
Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:
• Suhu panas. Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda yang panas.
• Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
• Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar matahari. Beberapa alat untuk menggelapkan warna kulit juga
bisa mengakibatkan luka bakar.
• Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia rumah tangga maupun industri.
Menurut William H. Blahd, Jr., MD, FACEP, dari American Board of Emergency Medicin, ada beberapa jenis luka bakar.
• Luka bakar tingkat pertama adalah luka bakar jenis ringan yang biasanya terjadi pada lapisan kulit ari alias lapisan kulit
terluar. Kulit tampak kemerahan dan sedikit nyeri karena menyentuh ujung-ujung saraf di kulit. Luka bakar ini biasanya
sembuh dengan perawatan obat rumahan berupa salep luka bakar yang bisa dibeli di apotek. Menurut Blahd, biasanya
luka bakar kategori ini tidak akan mengakibatkan lecet atau bekas di kulit.
• Luka bakar tingkat kedua atau luka bakar jenis sedang. Luka bakar tingkat dua melukai lapisan kulit ari dan lapisan kulit
di bawahnya, atau yang disebut kulit jangat. Contoh luka ini adalah kulit yang tersengat knalpot motor atau terkena air
yang mendidih. Kulit akan melepuh dan meninggalkan luka parut setelah sembuh.
• Luka bakar tingkat ketiga. Pada luka bakar ini, kerusakan meliputi kulit, lemak subkutis (jaringan lemak yang berada di
bawah kulit dan di atas otot). Luka bakar tingkat ketiga menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen dan
mengakibatkan ujung saraf dan pembuluh darah yang terkena dampak luka bakar tak berfungsi lagi.