You are on page 1of 97

Diskusi Pleno Kelompok 2

Modul 4 Skenario 4
dr. Cut Sidrah Nadira, M.Sc

Anggota :

• Aji Prima Putra • Ghisca Chairiyah Ami


• Andi Rahmat • Narisha Amelia Putri
• Chataya Syah Dhafa Siregar • Niswah Mardhiyatillah
• Cut Tasya Miranda • Nurul Munarti
• Dio Gusfanny • Salma Fitri
Modul 5
Mata, Kulit, dan Jaringan Pendukungnya

SKENARIO 5 : Mata dan Kulit yang Terluka

Metti, seorang dokter muda, menerima kedatangan pasien yang matanya tertusuk jarum
yang diperkirakan masuk sekitar 5 mm. Berbagai pertanyaan langsung muncul dalam benaknya. Ia
yakin bahwa lapisan retina dan khoroid tidak akan terkena oleh jarum ini, tapi bagaimana dengan
kornea, iris, dan lensa? Bisakah diharapkan hal ini tidak akan mempengaruhi kanal Schlemm
sehingga menimbulkan glaukoma? Apakah kenyataan bahwa kornea, iris, dan lensa berasal dari
lapisan primer yang sama di masa embrio berpengaruh terhadap cedera ini? Ia berharap luka kecil
yang timbul tidak mengganggu epitel di konjungtiva atau pun otot siliaris, yang dapat menyebabkan
kelainan refraksi. Namun ia khawatir mata tersebut akan terinfeksi oleh jarum yang masuk, dan
gangguan pada kornea ini akan menyebabkan bayangan pengelihatan jatuh di luar fovea, sehingga
infromasi yang dihantarkan melalui saraf ke otak bagian belakang menjadi tidak sempurna.
Sementara itu ia masih teringat pasien sebelumnya yang datang dengan luka bakar
pada ektremitas superior sinistra, yang pada bagian tertentu mencapai subkutis. Apakah kulit ini
bisa kembali utuh setelah sembuh, atau perlukah diganti dengan kulit dari bagian tubuh lain?
Samakah asal usul embriologi antara berbagai kulit dan jaringan dibawahnya?
Bagaimana Anda menjelaskan kasus di atas?
Retina Koroid
=> Lapisan pembuluh darah pada mata,
=> Lapisan terdalam pada bola mata, tipis,
yang terletak diantara retina dan
transparan terdiri dari lapisan berpigmentasi
luar dan jaringan saraf dalam. sklera.

Kornea Kanal Schlemm


=> Bagian depan mata yang tembus pandang yang
menutupi iris dan pupil. Dan berfungsi sebagai => Bagian dari limbus, struktur
pelindung bagian-bagian dalam mata. transisi antara sklera dan
kornea.

Glaukoma Konjungtiva
=> Suatu kelainan pada mata yang ditandai dengan => Membran tipis bening yang melapisi permukaan
peningkatan tekanan intra ocular yang menimbulkan bagian dalam kelopak mata dan menutupi bagian
kerusakan optikus, sehingga terjadi kelainan lapangan depan sklera (bagian putih mata), kecuali
pandang dan berakir pada kebutaaan kornea. Dan berfungsi untuk menjaga
kelembaban mata.
Iris Kelainan Refraksi
=> Keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada

=> Jaringan berwarna yang berbentuk cincin. retina tetapi di bagian depan atau belakang bitnik
kuning dan tidak terletak pada satu titik. Cth : Miopi
Berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk
dengan cara merubah ukuran pupil.

Otot Siliaris Subkutis


=> Lapisan yang terlrtak dibawah
=> Otot yang berada disekitar lensa mata
yang berfungsi untuk mengatur ketebalan dermis, tetapi bukan merupakan
dan pipihnya lensa mata. lapisan kulit.

Terinfeksi
Fovea
=> Suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit
=> Anatomi mata yang terletak di tengah
penyakit sehingga menimbulkan gejala
makula (lapisan agak tebal dari pada
demam sebagai suatu rekasi tubuh
kornea).
menolak antigen tersebut.
6/20/2019 4
Jump 2 Jump 3
o Bagian apa saja yang mungkin terkena ketika tertususk jarum?

=> bagian kornea, iris, dan lensa.

o Mengapa metti yakin lapisan retina dan koroid tidak terkena oleh
jarum?

=> karena pasien hanya tertusuk sekitar 5mm, sehingga tidak sampai
mengenai bagian retina dan koroid.

o Apa hubungan kanal schlemm dengan glaukoma?

=> glaukoma –> peningkatan tekanan intra okuler

kanal schlemm: jalan aqua humour menuju COA

Diproduksi oleh corpus ciliar -> mengisi ruangan COA melalui canal chlemm->
tersumbat -> aqua humour tidak bisa menuju ke otak->(+) tekanan intra
okuler -> glaukoma
Jump 2 Jump 3
o Apakah ada kemungkinan hal ini mempengaruhi kanal schlemm?

=>Ada,apabila terjadi penyumbatan di kanal schlemm maka terjadi glaukoma

o Apakah kornea, iris, dan lensa berasal dari lapisan primer yang

sama pada masa embrio?

=> *kornea : ektoderm dan krista neuralis -> lapisan selaput bening.

*iris dan lensa -> mesoderm

*vesikula optik -> invaginasi -> tangkai optik -> lapisan luar & dalam

*lapisan luar->lapisan pigmen retina: - 4/5 posterior->pars optik retina -> retina

- 1/5 anterior -> pars iridika -> iris.

*pars siliaris -> korpus silia : (luar) : m.siliaris. (dalam) : lensa


Jump 2 Jump 3
o Apa penyebab kelainan refraksi?

=> - faktor keturunan

- faktor gaya hidup

- faktor usia

o Apa yang terjadi jika mata terinfeksi?

=> -peradangan pada mata.

-penglihatan terganggu.

o Apakah tertusuknya jarum itu mempengaruhi kanal schlemm?

=> Ya, karena kanal schlemm akan tersumbat sehingga cairan aquos humour akan

meningkat tekanannya
Jump 2 Jump 3
o Apakah kulit yang terbakar mencapai subkutis dapat kembali

sesudah sembuh ?

=> Ya, tetapi tidak sesempurna seperti semula, dan penyembuhannya

akan berlangsung lama

o Bagaimana proses penggantian kulit dari tubuh yang lain?


=>pengabilan dengan cara pencangkokan kulit dari :
-kulit penderita sendiri
-kulit orang yang meninggal
-kulit hewan

o Bagamana proses pergantian kulit?


=> -lapisan basal akan membentuk sel baru
-lalu mengalami sitomorfosis sampai ke permukaan forneum
Embriologi

Refleks Regenerasi
Pupil Kulit
Mekanisme
Visual Mata Kulit

Tekanan Presepsi
Intraokular Rangsangan

Patologi
Makroskopis Mikroskopis

Fungsi Fungsi
2. KULIT
1. MATA
a) Embriologi Kulit
a) Embriologi Mata
b) Makroskopis Kulit
b) Makroskopis Mata
c) Mikroskopis Kulit
c) Mikroskopis Mata
d) Presepsi Ransangan
d) Refleks Pupil
e) Regenerasi Kulit
e) Mekanisme Visual

f) Tekanan Intraokuler
3. Patologi
Embriologi Mata

Mata berkembang dari


c. Ectoderm neural:
lapis embrional primitif :
* vesikel optik

a. Ectoderm permukaan
* mangkok optik :

*lensa mata *kornea - retina,

* adneksa *glandula lacrimalis - epitel pigmen retina

* konjungtiva *epidermis palpebra - muskulus dilatator pupil


- spingter pupil :
b. Krista Neuralis ~ iris
*keratosit kornea *endotel kornea *iris ~ serat n. optikus
*jalinan trabekulum*stroma *koroid d. Mesoderm :
*(otot siliaris, fibroblas dari sklera, vitreus * otot extraokuler
dan selaput meningen) dari n. optikus * endotel pembuluh darah orbita
* bola mata
TAHAPAN PERKEMBANGAN
EMBRIOLOGIS BOLA MATA

1. Tahap Vesikel Optik. 2. Tahap Mangkok Optik.

 Pada janin 5 mm, vesikel optik berinvaginasi


membentuk mangkok optik. Tepi
 Pada janin 2,5 mm (2 minggu) terbentuk plika
mangkok optik mengitari fisura optik dan
neuralis, kemudian menyatu membentuk tuba
bersamaan dengan itu lempeng lensa
neuralis pada minggu ke–3.
invaginasi membentuk mangkok, kemudian
menjadi bola berongga yang dikenal dengan
 Pada janin 9 mm (4 minggu), tuba neuralis
vesikel lensa.
membentuk Vesikel Optik berhubungan
 Pada janin 9 mm (4 minggu) : vesikel lensa
dengan otak depan melalui tangkai optik dan
melepaskan diri dari ektoderm
penebalan ektoderm permukaan (lempeng
permukaan dan terletak bebas dekat tepian
lensa) yang berhadapan dengan ujung vesikel
mangkok optik.
optik
PERKEMBANGAN EMBRIOLOGIS
2. Sclera & Otot Extraoculer.
STRUKTUR SPESIFIK.
• Terbentuk pada janin 20 mm (7 minggu)
dan selesai pada saat janin 5 bulan.
1. Palpebra & Apparatus Lacrimalis.

a. Kuncup palpebra mulai terbentuk pada


janin 16 mm (6 minggu), menyatu pada
janin 37 mm (8 minggu), kemudian
4. Retina.
memisah pada bulan ke–5.  Lapisan luar mangkok optik menjadi lapisan
pigmen epitelium retina pada janin 10 mm (5
b. Saluran lakrimalis : dari korda epital
minggu).
membentuk saluran sesaat sebelum lahir
 Lapisan dalam mangkok optik membentuk 9
lapisan retina yang lainnya.
 Pada bulan ke–8, makula lebih tebal dari
bagian lain retina dan terjadi pencekungan
3. Lensa Mata.
makula lutea.
 Janin 13 mm (6 minggu) sel-sel dinding posterior vesikel lensa  Makula berkembang secara anatomis sampai
memanjang dan mengisi vesikel lensa. bayi berumur 6 bulan sesudah lahir.

 akhirnya penuh pada janin 26 mm (7 minggu),

 Pembentukan lensa ini selesai pada bulan ke–7.


MAKROSKOPIS
DAN
MIKROSKOPIS MATA
Mata terdiri atas :
• Bulbus oculi

• Palpebra

• Glandula lakrimalis

• Otot penggerak bola mata


Bulbus Oculi
 Dinding bulbus oculi
Tunika nervosa
Tunika vaskulosa
Tunika fibrosa

 Isi bulbus oculi


Lensa kristalina
Corpus vitreus
Humor Aquous

 N.opticus
CORNEA
Tunika
fibrosa
Tunika Fibrosa
• Tdd : SKLERA DAN KORNEA
 SKLERA
 5/6 bagian belakang (diameter 22mm), berwarna
putih,tidak tembus cahaya
 Kutub belakang ditembus N.Opticus
 Ketebalan di kutub belakang 1-2mm,menipis ke depan,
sehingga pd daerah equator ketebalan menjadi 0,4-
0,5mm
 Tempat insersi otot2 penggerak bola mata
Mikroskopis sklera
 Tersusun padat oleh berkas2 tipis serabut kolagen

 Arah serabut kolagen meridional dan ekuatorial

 Permukaan luar sebagian dilapisi oleh konjungtiva sklerae bagian dari


konjungtiva bulbi

 Permukaan dalam berbatasan dgn choroid dipisahkan oleh sel endotel

 Perbatasan dgn kornea:


 Sulcus sklera

 Celah melingkar disebut Canals of Schlemm dgn batas2 sel endotel

• Anyaman pembuluh darah dari dalam


Tunika fibrosa

 CORNEA
 Jernih , tembus cahaya., bersifat avaskular

 Mendapat nutrisi dari difusi pembuluh perifer dalam limbus dan dari
humor aquous di bagian tengah

 Tidak melengkung secara uniform/seragam

 Bagian tengah mempunyai lengkung yg lebih kecil dibanding daerah tepi

 Permukaan posterior lebih melengkung dibanding anterior

 Peralihan kornea dgn sklera disebut limbus


Lapisan kornea, tdd 5 lapis :
• Epitel kornea
Lanjutan epitel konjungtiva bulbi
Epitel berlapis gepeng tak bertanduk(5-6 lapis)

• Lamina elastika anterior / Membrana


Bowman
Homogen
Tdk mengandung sel
Dibentuk oleh perpadatan subtansi antar sel dengan
serabut kolagen halus yg tersebar tak beraturan
Lapisan kornea

 Substansia Propria
 Membentuk massa kornea (90%)
 Tdd serabut kolagen yang sejajar
 Diantara serabut kolagen tdp fibroblas gepeng
 Subtansi dasar : Kondroitin sulfat
 Tidak ada pembuluh darah

 Lamina elastika posterior/ Membrana Descement


 Homogen
 Serabut kolagen halus
•Sel endotel, berupa selapis sel kuboid
Lapisan kornea

EPITEL ANTERIOR

MEMBRANE BOWMAN

SUBTANSIA PROPRIA

MEMBRANE DESCEMENT
ENDOTEL
Tunika Vaskulosa

• Lapisan vaskulosa tdd:


Koroid

Corpus siliar

Iris
Koroid
Lapisan dari luar ke dalam :

 Stratum Perichondrium (lamina Subarachnoid)


 Berbatasan langsung dgn sklera

 Anyaman longgar serabut kolagen dan serabut elastis

 Sel endotel, gepeng, dam nelanosit berpigmen

 Lamina Vasculosa

 Lamina Vasculosa
 Struktur umum sama, tetapi lebih banyak pembuluh darah

 Lamina Capillarum
 Banyak mengandung kapiler darah

 Lamina Vitrea (membrana Bruch)


 Membran jernih setebal 2mikromtr berbatsan dgn retina sampai orra serrata
Retina-choroid-sklera

RETINA

CHOROID

SCLERA
Korpus siliaris
• Struktur jaringan :
 Jar.ikat longgar, kaya serabut elastis,
pembuluh dara dan melanosit
 Jar. Otot polos dlm 3 berkas, disebut
M.cilliaris, berkas meridional, berkas radier,
dan berkas sirkuler. Fungsi serabut otot
adalah untuk akomodasi lensa
 Diselubungi oleh lanjutan retina yg hanya 2
lapis
 Tdpt Prosessus Siliaris
M.Siliaris dalam Korpus siliaris

SERABUT SIRKULER

SERABUT RADIER

SERABUT MERIDIONAL
Korpus Siliaris

PROCESSUS CILIARE
Prosessus Siliaris
Lipatan2 jaringan pengikat longgar
Corpus Siliaris
Diselubungi oleh epitel lanjutan retina
(2 lapis)
 Lapisan luar : sel tidak berpigmen, berasal dari
sel sensorik  menghasilkan Humor Aquos yang
mengisi Camera Oculi
 Lapisan dalam : sel kolumnar yang banyak
mengandung melanin
Iris
 Permukaan depan (dari tunika vasculosa)
 Kasar karena adanya lipatan dan cekungan

 Ditutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel kornea

 Dibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman
pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit

 Lapisan berikutnya: jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman pembuluh


darah

 Permukaan belakang (dari tunika vasculosa)


 Halus

 Tdp M.dilatator pupil dan M.spincter pupil

 Ditutupi oleh epitel

 Margo pupillaris iridis  tepi yg membatasi iris

 Fungsi pigmen  mengurangi intensitas cahaya


Iris
Potongan melalui corpus ciliaris dan iris
Perubahan pupil dan kecembungan lensa
Tunika Nervosa
RETINA
 Pars Optica retina
 Mengandung fotoreseptor, kecuali dapa papilla N. Opticus
 Mulai dari fovea centralis, cekungan didaerah belakang, meluas
kedepan sampai adanya Corpus siliaris dengan batas Ora
Serrata

 Pars coeca retina


 Mulai dari Ora Serrata
 Tidak mengandung fotoreseptor
 Mencakup: pars siliaris retina, pars iridis retina, dan papilla
N.opticus
Ora Serrata
PARS OPTICA RETINAE
PARS COECA RETINAE
Lapisan retina
1. Stratum pigmentum retinasel2 5. Stratum nuclear interna
pigmen  Inti2 sel bipoler, sel horizon, sel amakrin,
dan sel muller
2. Membran limitan eksterna
6. Stratum plexiforme interna
 Zonula adherens dari sel batang dan sel cones
 Anyaman sinapsis antara sel bipoler dan sel
 Anyaman akhiran tonjolan sel muller ganglion
 Membagi sel batang dan cones mjd segmen  Tonjolan kolateral sel muller
luar dan segmen dalam
7. Stratum ganglionaresel ganglion
3. Stratum nuclear eksterna
8. Stratum neurofibroma
 Inti2 sel batang dan cones
 Lapisan axon dari sel2 ganglion menuju
4. Stratum plexiforme eksterna pembentukkan N.Opticus di Papilla
N.Opticus
 Anyaman pertemuan ujung2 : sel2
fotoreseptor, sel bipoler, sel horizontal, 9. Membrana limitans interna
percabangan kolateral sel muller  Anyaman ujung2 tonjolan sel2 muller
Lapisan Pars Optica Retina
Sel2 dalam retina :
 Sel pigmen
 Komponen sel saraf
 Fotoreseptor
 Sel batang (rod)
 Sel kerucut (cones)

 Sel bipoler
 Sel ganglion
 Sel saraf asosiasi
 Sel horizontal
 Sel amakrin

 Komponen sel penopang sel muller


Sel pigmen
 Bentuk
 Kolumnar, inti didasar

 Memiliki mikrovilli pada daerah puncak sel

 Memiliki smooth endoplasmic yg terlibat dlm esterifikasi vitamin A

 Mengandung pigmen melanin

 Mengandung banyak mitokondria

 Fungsi
 Mengatur intensitas cahaya

 Memasok vitamin A untuk sel fotoreseptor

 Fagositosis ujung2 sel fotoreseptor yang dilepaskan


Sel2 fotoreseptor
 Jenis
 Sel kerucut

 Sel batang

 Morfologi
 Segmen luar dan dalam dipisahkan oleh suatu penyempitan

 Segmen luar spt sel kerucut dan sel batang pipih

 Segmen luar berisi tumpukan gelembung pipih

 Isi gelembung : sel batang rhodopsin dan sel kerucut iodhopsin

 Segmen dalam berisi inti, mitokondria, butir glikogen,


poliribososm
Sel sel fotoreseptor
 Fungsi
 Sel kerucut : penginderaan warna

 Sel batang : penginderaan kurang cahaya

Jumlah
Sel kerucut 7 juta
Daerah fovea sentralis hanya sel kerucut

Paling banyak tdp di fovea sentralis

Makin menjauh dari fovea sentralis berkurang

Sel batang 120 juta


Didaerah pinggir paling banyak

Makin ke arah fovea sentralis jumlah makin kurang

Tidak ada sel reseptor pada :


Daerah retina pars coeca

Daerah Papilla N.Opticus


ISI BULBUS OCULI

• Lensa Crystalina

• Corpus Vitreum

• Humor Aquaeus
Lensa crystalina
 Pembentukan:
◦ Gelembung lensa dari epitel ektoderm

 Bentuk:
◦ Bulat, agak pipih dengan 2 permukaan konveks

 Ukuran:
◦ 4 mm x 10 mm,

 Lokasi:
◦ Terletak antara iris (di depan) dan corpus vitreum (di belakang)

 Struktur:
◦ Diselubungi oleh capsula lentis yang bening dan elastis (berasal dari mesoderm)

◦ Bagian depan: lapisan epitel kuboid selapis

◦ Sebagian besar masa lensa: susunan serabut-serabut lensa yang berasal dari
pemanjangan sel-sel pembentuk lensa (epitel ektoderm).
Corpus vitreum
 Bentuk:
◦ Bulat Seperti Bola, Mengisi Rongga Antara Retina Dan Lensa, Dibatasi
Membrana Hyaloidea Yang Tipis.

 Struktur:
◦ Gelatin jernih, mengandung air sebanyak 99%

◦ Fibril-fibril halus mirip kolagen, asam hialuron

◦ Di Tengah Dilalui Canalis Hyaloideus

◦ Membrana hyaloidea di daerah corpus ciliare merupakan tempat


bertumpunya serabut-serabut: apparatus suspensorius lentis = zonula
zinnii, yang menyebar ke capsula lentis daerah ekuator

 Fungsi Zonula Zinnii:


◦ Untuk mengatur akomodasi lensa melalui kontraksi m. Ciliare
HUMOR AQUAEUS
 Lokasi:
◦ Mengisi camera oculi anterior dan camera oculi posterior

 Struktur:
◦ Cairan tidak berbentuk

◦ Kandungan air: 98,6 % dan garam nacl & sedikit protein

 Penghasil:
◦ Pembuluh Darah Corpus Ciliare

 Aliran:
◦ Camera Oculi Posterior

◦ Camera Oculi Anterior

◦ Canalis schlemmii

◦ V.V. Ciliares
N. OPTICUS
 Pembentukan:
◦ Berasal dari tangkai vesicula optica yang diikuti oleh arteri

 Struktur:ganglion
◦ Berkas axon dari sel pada retina yang dimulai dari stratum
neurofibrarum retinae

◦ Berkumpul pada papilla n. Optici yang menembus dinding


bulbus oculi pada kutub belakang, meninggalkan bulbus oculi

◦ Tunica fibrosa bulbus oculi melanjutkan menjadi bungkus:


vaginae n. Optici

◦ A. Centralis retinae et v. Centralis retinae yang semula di luar


jaringan saraf, kini berada di tengah n. Opticus.
N.Opticus
Alat pendukung penginderaan
• Palpebra

• Glandula lacrimalis

• Otot-otot penggerak bulbus oculi


PALPEBRA
 Struktur:
◦ Dua lipatan jaringan yang berfungsi melindungi mata:
 Palpebra superior

 Palpebra inferior

 Mikroskopis
◦ Permukaan depan
 Ditutupi oleh kulit berambut lanjutan dari kulit wajah dan subcutis

◦ Permukaan belakang
 Ditutupi oleh conjunctiva palpebrae lanjutan dari conjunctiva bulbi: epitel silindris
berlapis dan lamina propria

◦ Bagian tengah :
 M. Orbicularis oculi

 Tarsus (lempeng jaringan pengikat padat) mengandung glandula meibomi

 M. Levator palpebrae
Kelenjar
Glandula meibom

(modifikasi dari kelenjar sebasea)

Glandula Zeiss

(kelenjar sebasea)

Glandula molli

(glandula sudorifera)
PALPEBRA
GLANDULA LACRIMALIS
 Lokasi/bagian:
◦ Daerah temporal-superior-anterior dari mata

◦ Pars orbitalis
 Dipisahkan oleh aponeurosis m. Levator palpebrae

◦ Pars palpebralis

 Mikroskopis
◦ Terdiri atas beberapa lobus dengan 6-12 ductus excretorius yang terpisah

◦ Kelenjar tubulo-alveoler, serosa

 Muara Kelenjar Dan Aliran Sekrit:


◦ Fornix Conjunctivae Superior

◦ Menyebar ke seluruh permukaan conjunctiva dan cornea

◦ Berkumpul antara limbus anterior palpebra inferior dan permukaan bulbus oculi :
bermuara dalam

◦ Canaliculus lacrimalis sup. Et inf.

◦ Saccus lacrimalis, ductus naso-lacrimalis, cavum nasi


Glandula lakrimalis
Refleks Pupil
Refleks pupil Refleks pupus
Intensitas Pupil mengecil
v
Cahaya besar (agar cahaya yg masuk tdk terlalu banyak)

yang masuk Intensitas Pupil membesar


kecil (untuk menangkap lebih banyak cahaya)

• Fungsi: membantu mata beradaptasi secara cepat terhadap


keadaan & perubahan cahaya.
• Ukuran normal: 3-4 mm
• Dapat mengecil hingga 1,5 mm
• Pelebaran maksimal hingga 8 mm

Isokoria Pupil kiri dan kanan berukuran hampir sama


Anisokoria Pupil kiri dan kanan berbeda ukuran
Pengaturan diameter pupil

Kontraksi
otot sirkuler Miosis
Parasimpatis iris (pupil mengecil)
(konstriksi)
Rangsangan
saraf
Kontraksi
otot radial Midrosis
Simpatis iris (pupil membesar)
(dilatasi)
Mekanisme Refleks Cahaya Pupil
Kembali Terjadi konstriksi
Cahaya disinari
melewati saraf otot sphincter
pada mata
parasimpatis pada iris

Menuju nukleus
Cahaya
edinger- Iris merapat
mengenai retina
westphal

Impuls berjalan
Terjadi impuls melalui nervus Pupil mengecil
opticus (II)

 Semakin kecil pupil, semakin besar fokus yang bisa didapatkan


 Dengan lubang yang sangat kecil, seluruh berkas cahaya melewati bagian
tengah lensa
 Fokus yang paling baik adalah ketika cahaya melalui bagian tengah lensa
MEKANISME VISUAL

Direfraksi oleh diproyeksikan dari


Cahaya
aparatus optik retina sebelah dalam Sel-sel ganglion

Lapisan fleksiform

Lapisan nukleus

Chiasma optik N. optikus Hiperpolarisasi Lap. Sel batang dan


Potensial reseptor
sementara kerucut

Tractus optik Badan geniculare Optic radiasi


Visual cortex Persepsi visual
Aqueous Humor Mengatur Bebas Dibentuk & Direabsorbsi
Cairan Intraokuler
Vitreous Humor (Badan Kaca) Massa dari gelatin

Mengatur Volume

Mengatur Tekanan Intraokuler

Peningkatan & Tersumbatnya Perubahan Volume (Tekanan


Saluran Aqueous Humor Vitreous)

Peningkatan Tekanan
Vena Episklera
Lapisan Epitel Proc.Siliaris
Aqueous Humor COP
(Lipatan Badan Siliaris)

Pupil
Transpor Aktif Ion Natrium

COA
Menarik Ion Cl dan
Bikarbonat
Nutrisi dibawa melalui Epitel-
epitel ke Transpor Aktif dan
Osmosis Air dari Kapiler Difusi Terfasilitasi
yang berada dibawahya
Embriologi kulit
1. Kulit mempunyai lapisan
• Ektoderm
berkembang menjadi
epidermis
• Mesoderm
berkembang menjadi
dermis
Epidermis
• Pada mulanya, mudigah diliputi selapis tunggal sel ektoderm
• Akhirnya minggu ke 7, permukaan ektoderm terdiri atas
epitelium kuboid
• Epitel ini membelah menjadi :
1. periderm
lapisan luar yang terdiri atas sel squamosa
2. lapisan basalis
lapisan ini akan membentuk stratum basalis
dan lapisan kulit lainnya
Sebelum minggu 11, sel lapisan basalis membentuk lapisan
intermediet yang berkembang menjadi :

• Stratum germinativum / • Stratum Granulosum


stratum basale
mengandung
akan menghasilkan sel
butir kecil kerato
baru. Kelak akan membentuk
hialin
rigi dan lekuk yang
direflexikan sebagai sidik • Stratum corneum
jari terbentuk
• stratum spinosum sebelum minggu ke
berisi sel besar 21
Dermis
• Berasal dari mesoderm
• Selama periode embrionik, berkembang
menjadi mesenkim dan menonjol ke
ekdoderm
• ± 11 minggu, sel mesenkim membentuk
komponen dermis
• Pembentukan jaringan kolagen dan elastin
menyebabkan pelipatan pada batas dermis dan
epidermis, sehingga membentuk papila dermis
• Sebelum akhir trimester I, papila ini mempunyai
kapiler
• Lapisan dermis yang lebih dalam (sub korium)
mengandung jaringan lemak
Makroskopis KULIT
• Kulit adalah organ terbesar manusia
– Luas 1,89 meter persegi

– Setiap cm persegi mengandung 6 juta sel


dan 5000 ujung saraf perasa

– Berat 2,72 kg

– Ketebalan antara 2-3 mm


Fungsi Kulit
1. Fungsi perlindungan; sebagai sawar anatomis dan imunologis

2. Fungsi pengindraan, raba, suhu, tekanan, getar

3. Fungsi pengatudan suhu tubuh, melalui pembuluh darah

4. Fungsi pengaturan penguapan

5. Fungsi estetika

6. Fungsi penimbunan (lipid dan air) serta produksi vitamin D

7. Fungsi ekskresi

8. Fungsi sawar tahan air

9. Fungsi absorbsi
KULIT TEBAL

• Mempunyai lekukan-lekukan epidermis yg khas pd tiap individu dan sifatnya


herediter disebut FINGER MARK (sidik jari) , timbul sejak janin usia 3-4
bulan dan tak berubah

LAPISAN KULIT TEBAL :

A . EPIDERMIS : B. DERMIS :

1. Stratum basale 1. Stratum papillare

2. Stratum spinosum 2. Stratum retikulare

3. Stratum granulosum

4. Stratum lucidum

5. Stratum corneum
KULIT TIPIS
 epidermisnya tipis .

- Paling tipis : kelopak mata

- Paling tebal : Kulit punggung dan bahu

 Klj.keringat lbh sedkt drpd kulit tebal. Mengandung folikel rambut ,

 kecuali KULIT GLANS PENIS .

 LAPISAN – LAPISAN KULIT TIPIS

- EPIDERMIS (lebih tipis)

1.Str.basale : spt kulit tebal

2.Str.spinosum : lbh tipis

3.Str.granulosum : terputus-putus

4.Str.lucidum : tidak ada

5.Str.corneum : tipis

- DERMIS : Str.papillare tidak teratur


Mikroskopis KULIT
1. EPIDERMIS
– EPITEL BERLAPIS GEPENG BERTANDUK (TIPIS / TEBAL)

– AVASKULER

– PADA TELAPAK :TEBAL

– PADA UJUNG JARI MEMILIKI POLA UNIK : SIDIK JARI


1. STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK LAPISAN PADA EPIDERMIS

• Lapisan kulit yang paling luar


• Terdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng yang mati 2. STRATUM LUSIDUM
• Tidak berinti
• Terdapat langsung di bawah
• Protoplasmanya telah berubah
lapisan korneum
menjadi keratin/zat tanduk
• Lapisan sel terang
• Terdiri dari 15-30 lapisan sel
keratin • Lapisan sel gepeng tanpa inti

3. STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN • Protoplasma yang berubah

•Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng Grainy menjadi protein (elerdin)

• Hanya ada pada kulit yang tebal,


(lapisan bulir padi)
tampak lebih jelas di telapak
•Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), tangan dan kaki
•terdapat inti diantaranya.
•tampak jelas di telapak tangan dan kaki
LAPISAN PADA EPIDERMIS

4. STRATUM SPINOSUM/ STRATUM


5. STRATUM BASALE
MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER

• Terdiri dari 5-8 lapisan • Lapisan epidermis yang paling


dalam, berkontak dengan dermis
• Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)
• Terdiri atas sel-sel berbentuk
• Sel berbentuk poligonal yang
kubus/kolumnar
besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis. • Terdiri dari sel pembentuk melanin
yang mengandung pigmen.
• Terdapat sel langerhans
• Sel-sel basal mengadakan mitosis
• Lapisan ini memproduksi keratin
dan berfungsi reproduktif
• Keratin merupakan protein yang
tidak larut air – menjaga
kelembaban kulit
Lapisan dermis

– Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot,


Saraf
– Mendapat suplai darah dan saraf
– Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis.
– Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
– Terdiri dari 2 bagian :
• Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pemb darah
• Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut,
pemb darah, saraf, kolagen.
Lap subkutis/ hipodermis

• Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas


jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening
Persepsi rangsang

1. Rangsangan di kulit ( misal, dicubit,memegang air dingin,disentuh)


akan diterima di ujung –ujung saraf reseptor ( penerima rangsang)

2. Kemudian diteruskan ke saraf tepi

3. Lalu masuk ke sistem saraf pusat di sumsum ulang belakang

4. Kemudian stimulus diteruskan sampai thalamus (pusat penyebaran


impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensoris ini

5. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensoris di otak besar


(cerebral cortex), yang disebut korteks sensoris

6. Sehingga kita dapat merasakan panas,dingin,sakit pada kulit kita


Saraf – saraf pada kulit

• Paccini , merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap


rangsangan berupa tekan

• Ruffini, ujung saraf untuk merasakan rangsangan panas

• Meisner, ujung saraf yang peka terhadap sentuhan

• Krause, ujung saraf yang peka terhadap rangsangan dingin

• Lempeng merkel , ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan,


terletak didekat permukaan kulit

• Ujung saraf tanpa selaput , ujung saraf perasa rangsangan


nyeri
Regenerasi kulit
Regenerasi
• Pembentukan sel baru untuk menggantikan sel
yang mati/rusak
• Proses regenerasi sel dimulai sejak usia anak-
anak hingga usia 30 tahun
• Proses regenerasi dan degenerasi akan selalu
terjadi dalam tubuh kita
Regenerasi kulit pada Penyembuhan luka

Tahapan proses penyembuhan 2. Proliferasi 3. Maturasi


1. Fase inflamasi • Fase ini merupakan fase
• Proses granulasi ( untuk
• Saat luka terjadi dan yang terakhir dan
mengisi ruang kosong
melibatkan platelet terpanjang pada proses
menyebabkan pada luka )
penyembuhan luka
vasokontriksi.bertujuan untuk • Angiogenesis • Akhir dari proses ini
mencegah pendarahan lebih
(pertumbuhan kapiler didapatkan parut luka yang
lanjut
baru ) tujuan untuk matang
• Fase inflamasi memungkinkan
suplai oksigen kedalam • Tujuan : menyempurnakan
pergerakan leukosit (utamanya
neutrofil).neutrofil jaringan terbentuknya jaringan baru

selanjutnya memfagosit dan menjadi jaringan


• Proses kontraksi ( untuk
membunuh bakteri dan masuk penyembuhan yang baru yang
ke matriks fibrin dalam
menarik kedua tepi luka kuat dan bermutu
persiapan membentuk jaringan agar saling berdekatan )
baru
• Mode Tipe penyembuhan
a. Primary intention
=> dimana terdapat sedikit jaringan yang
hilang
b. Delayed primary intention
=> luka operasi yang mengalami infeksi
c. Secondary intention
=>kehilangan jaringan yang signifikan
Patologi Mata
1. Katarak
Katarak merupakan sebuah penyakit Gejala Katarak :
yang menyebabkan lensa mata menjadi • Penglihatan menjadi kabur
keruh dan menyebabkan penglihatan • Sulit untuk melihat pada malam hari
berkurang bahkan kebutaan. Penyakit • Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
ini bisa mengganggu berbagai aktifitas • Ada lingkaran putih dalam sumber cahaya seperti
karena mata tidak bisa melihat dengan lampu
baik dan lebih parah pada malam hari. • Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus
Katarak sering berkembang sesuai lebih sering berganti.
dengan waktu dan bisa terjadi sejak • Penglihatan mata menjadi ganda
kecil

Penyebab Katarak :
• Katarak bisa muncul dengan berbagai sebab termasuk kondisi cacat bawaan
sejak lahir. Usia juga memberikan pengaruh yang sangat besar. Sementara
pemicu lain adalah seperti:
• Penambahan usia
• Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan
• Kebiasaan mengkonsumsi alkohol
• Paparan langsung dari sinar matahari
• Ada riwayat katarak dalam keluarga
2. Glaukoma

Gejala-gejala glaukoma dapat berupa:


Glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan
yang ditandai dengan terjadinya kerusakan •Nyeri pada mata
pada saraf optik yang biasanya diakibatkan •Sakit kepala
oleh adanya tekanan di dalam mata. Menurut •Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya
Badan Kesehatan Dunia atau WHO, glaukoma
•Mata memerah
merupakan penyebab kebutaan kedua
terbesar di seluruh dunia setelah katarak. Di •Mual atau muntah
Indonesia sendiri, berdasarkan data yang •Mata berkabut (khususnya pada bayi)
didapat oleh Kementrian Kesehatan •Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya
(kemenkes), prevalensi penderita glaukoma
tidak dapat melihat obyek sama sekali
pada tahun 2007 mencapai 4,6 per 1000
penduduk.

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan


intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat
terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak
serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan
saraf optik yang menghubungkan mata ke otak juga. Hingga kini, belum jelas kenapa
produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa
tersumbat.
3. Rabun mata
a. Miopi
Miopi yang juga dikenal dengan sebutan Rabun Jauh
atau Mata Minus ( Miopi ) adalah sebuah gangguan mata
yang ditandai tidak bisa melihat benda dari jarak jauh
dengan baik, sedangkan untuk benda yang dekat bisa
dilihat dengan jelas. Miopi dapat terjadi karena bola
mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan
kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk
tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak
buram. Penderita penyakit ini dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata negatif (cekung).

Penyebab Mata Miopi antara lain :


• Turunan (hederiter)
• Gaya membaca yang tidak sehat. seperti membaca sambil tidur-tiduran membaca ditempat yang gela
membaca dibawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang langsung.
• Faktor usia.
• Kurang bisa menjaga keamanan dan kesehatan mata.
• Kebiasaan dengan jarak pandang.
• Terlalu lama mata berada dibalik media transparan yang tidak cocok untuk mata.
b. Hipermetropi
Hipermetropi atau Hiperopia atau
rabun dekat adalah kelainan
refraksi mata dimana bayangan dari
sinar yang masuk ke mata jatuh di
belakang retina. Hal ini dapat
disebabkan karena bola mata yang
terlalu pendek atau kelengkungan
kornea yang kurang. Penderita
kelainan mata ini tidak dapat
membaca pada jarak yang normal
(30 cm) dan harus menjauhkan
bahan bacaannya untuk dapat Penyebab Mata Hipermetropi antara lain :
membaca secara jelas. Penderita
• Kornea mata yang terlalu datar dan
juga akan sulit untuk melakukan
kegiatan yang membutuhkan dengan kelengkungan yang kurang
ketelitian tinggi. Perbaikan
• Lensa kehilangan sifat elastis sehingga
penglihatan dapat dilakukan dengan
memakai kacamata dengan lensa tidak dapat cembung
sferis positif (cembung).
• Faktor genetik
• Faktor usia
Patologi Kulit
1. Jerawat (Akne Vulgaris)
Penyakit kulit jerawat atau disebut
(akne vulgaris) yakni salah satu
jenis penyakit kulit disebabkan
oleh bakter yang mampu tumbuh
pada wajah, dagu, hidung, kepala
dan pada bagian punggung. Bakteri
penyebab jerawat adalah
Propionibacterium Acnes. Salah
satu faktor terkena jerawat yaitu
kurang menjaga kebersihan wajah.
2. Luka Bakar

Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan gejala
seperti:
• Kulit memerah
• Kulit mengelupas
• Luka melepuh
• Kulit hangus
• Pembengkakan
Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:
• Suhu panas. Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda yang panas.
• Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
• Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar matahari. Beberapa alat untuk menggelapkan warna kulit juga
bisa mengakibatkan luka bakar.
• Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia rumah tangga maupun industri.
Menurut William H. Blahd, Jr., MD, FACEP, dari American Board of Emergency Medicin, ada beberapa jenis luka bakar.
• Luka bakar tingkat pertama adalah luka bakar jenis ringan yang biasanya terjadi pada lapisan kulit ari alias lapisan kulit
terluar. Kulit tampak kemerahan dan sedikit nyeri karena menyentuh ujung-ujung saraf di kulit. Luka bakar ini biasanya
sembuh dengan perawatan obat rumahan berupa salep luka bakar yang bisa dibeli di apotek. Menurut Blahd, biasanya
luka bakar kategori ini tidak akan mengakibatkan lecet atau bekas di kulit.
• Luka bakar tingkat kedua atau luka bakar jenis sedang. Luka bakar tingkat dua melukai lapisan kulit ari dan lapisan kulit
di bawahnya, atau yang disebut kulit jangat. Contoh luka ini adalah kulit yang tersengat knalpot motor atau terkena air
yang mendidih. Kulit akan melepuh dan meninggalkan luka parut setelah sembuh.
• Luka bakar tingkat ketiga. Pada luka bakar ini, kerusakan meliputi kulit, lemak subkutis (jaringan lemak yang berada di
bawah kulit dan di atas otot). Luka bakar tingkat ketiga menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen dan
mengakibatkan ujung saraf dan pembuluh darah yang terkena dampak luka bakar tak berfungsi lagi.

You might also like