You are on page 1of 22

Laporan Kasus

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar

MALARIA
Pangeran Baso

Pembimbing :
dr. Adnan Ibrahim, Sp.PD
PENDAHULUAN
 Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa
dari genus Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan
nyamuk Anopheles.

 Malaria masih merupakan masalah kesehatan utama


negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Ada
empat spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia
yaitu Plasmodium falciparum, plasmodium vivax,
plasmodium malariae dan plasmodium oval.
 Plasmodium Vivax dan plasmodium Falciparum
merupakan penyebab lebih dari 95% kasus malaria di
dunia.

 Menurut WHO, sekitar 40% kasus malaria di dunia


disebabkan oleh P.vivax. Kasus malaria vivax walaupun
jarang fatal tapi merupakan penyebab utama morbiditas
dan mempengaruhi ekonomi baik tingkat individu
maupun nasional.
Identitas Pasien
Laporan kasus
 Nama : Tn. F
 Umur : 23 tahun
 Jenis Kelamin : Pria
 Alamat : ASMIL Kostrad Kariango

Anamnesis
Pasien laki-laki masuk RS. Pelamonia dengan keluhan Demam (+)
dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Demam
disertai menggigil dan berkeringat. Tapi hari ini sudah tidak demam. Pasien
juga mengeluh sakit kepala (+). Nyeri ulu hati (+) disertai mual (+) sudah 2
hari, tidak ada muntah (-). Flu (-), batuk (-), sesak (-), sakit perut (-). Nafsu
makan dan minum baik, BAB dan BAK lancar..
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat di rawat di Rumah sakit, sudah 2x dengan Malaria.
Riwayat Hipertensi (-).
Riwayat DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
 Sakit (Sedang)
 Kesadaran (Composmentis)
 Hygiene (Sedang)
 Status Gizi (Normal)

B. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit, regular, kuat angkat
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 38 °C
PEMERIKSAAN FISIK

1. Kepala 4. Hidung
• Bentuk kepala : Normocephali • Bentuk : Simetris
• Simetris : Kiri - Kanan • Perdarahan : (-)
• Deformitas : (-) 5. Mulut
2. Mata • Bibir : Kering (-), sianosis (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Lidah kotor : (-)
• Konjungtiva : Anemis (+/+) • Caries gigi : (-)
• Sklera : Ikterus (-)
6. Leher
• Pupil : Bulat Isokor kiri-kanan
• Inspeksi : Simetris
3. Telinga
• Palpasi : Pembesaran KGB (-),
• Pendengaran : Dalam batas
Pembesaran tiroid (-)
normal
• Nyeri tekan : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
7. Kulit
• Hiperpigmentasi : (-) 9. Cor
• Ikterus : (-) • Inspeksi : Iktus cordis tidak
• Petekhie : (-) tampak
• Sianosis : (-)
• Palpasi : Iktus cordis tidak
• Pucat : (-)
teraba
8. Thorax • Perkusi:
• Inspeksi: Dada simetris kiri-kanan, - Batas kanan : ICS IV linea
Iktus cordis tidak tampak parasternalis kanan,
• Palpasi : Vocal fremitus sama kiri- - Batas kiri : ICS V linea
kanan midclavicularis kiri,
• Perkusi: Sonor pada kedua - Batas atas : ICS II linea
lapangan paru parasternalis kanan
• Auskultasi: Bunyi pernapasan • Auskultasi : Bunyi jantung I
vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing
(-/-) dan II regular, murmur (-),
Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
10. Abdomen 11. Punggung
• Inspeksi:Datar, simetris, • Tampak dalam batas
mengikuti gerak napas, benjolan normal
(-), caput medusae (-) • Tidak terlihat kelainan
bentuk tulang belakang
• Auskultasi : Peristaltik (+)
kesan normal
12. Genitalia
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
 Tidak dievaluasi
• Lien : Tidak teraba
13. Ekstremitas atas dan
• Ginjal : Tidak teraba, nyeri bawah
ketok paravertebra (-)  Pitting edema (-)
• Perkusi: Thympani, asites (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah Rutin, Selasa 20 Februari 2018  Widal Test, Selasa 20 Februari 2018
• WBC : 5,33 x 103/uL (n) • S. Typhi O : Non Reaktif
• RBC : 5,20 x 106/uL (n) • S. Para Typhi AO : Non Reaktif
• HGB : 12,5 gr/dL (n) • S. Para Typhi BO : 1/40
• PLT : 93 x 103/uL (↓) • S. Typhi H : Non Reaktif
• LED : 84 mm (↑) • S. Para Typhi AH : Non Reaktif
• S. Para Typhi BH : 1/80
 DDR Slide, Selasa 20 Februari 2018
 Anti Dengue , Rabu 21 Februari 2018
(+) Plasmodium Vivax
• IgG : Non Reaktif
 Fungsi Hati, Selasa 20 Februari 2018.
• IgM : Non Reaktif
• SGOT : 14,0 U/L (n)
• SGPT : 17,0 U/L (n)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah Rutin, Kamis 22 Februari 2018
 WBC : 9,39 x 103/uL (n)
 RBC : 5,34 x 106/uL (n)
 HGB : 13,1 gr/dL (n)
 PLT : 150 x 103/uL (n)
 LED : 66 mm (↑)
DIAGNOSIS dan PROGNOSIS
 Diagnosis Kerja
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis dengan
Malaria ec Plasmodium vivax.

 Prognosis
Quad ad vitam : Dubia ad bonam
Quad ad functionam : Dubia ad bonam
Quad ad sanationam : Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
 IVFD RL 20 tpm

 Neurobion amp / hari / drips

 Ranitidin amp / 8 jam / iv

 Sanmol / drips

 Cefotaxim 1 gr / 12 jam / iv

 Methylprenisolon 8 mg 3x1

 Darplex tab 3 x 1 (Selama 3 hari)

 Primaquin tab 1 x 1 (Selama 14 hari)


RESUME
Pasien laki-laki usia 24 tahun masuk RS Pelamonia dengan
keluhan Demam yang dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Demam
dirasakan terus menerus. Demam disertai menggigil dan berkeringat
serta sakit kepala. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati disertai
mual, tapi tidak ada muntah. Tidak ada Flu, tidak ada batuk maupun
sesak, tidak ada sakit perut. Nafsu makan dan minum baik, BAB dan
BAK lancer. Riwayat di rawat di Rumah sakit, sudah 2x dengan
Malaria.
Pada pemeriksaan fisis didpatkan status generalis, sakit sedang.
Status vitalitas didapatkan TD 120/80 mmHg, Pernapasan 20
x/menit, Nadi 80 x/menit, suhu 38 oC. Pada pemeriksaa fisis lainnya
yaitu tampak Anemis pada conjungtiva, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening pada leher, pada thorax didapatkan bunyi
pernapasan vesikular, dan tidak ada bunyi tambahan berupa wheezing
(-/-) dan ronkhi (-/-) dan bunyi jantung I/II murni regular. Pada
abdomen didapatkan peristaltik (+) kesan normal.
Dari pemeriksaan laboratorium pada hari Selasa, 20
Februari 2018, di dapatkan hasil Darah rutin, WBC : 5,33 x
103/uL (n), RBC : 5,20 x 106/uL (n), HGB : 12,5 gr/dL (n),
Trombositopenia : PLT : 93 x 103/uL (↓), LED : 84 mm (↑).
Dan pemeriksaan Fungsi Hati dalam batas normal, SGOT :
14,0 U/L dan SGPT : 17,0 U/L. Pada pemeriksaan Widal Test,
di dapatkan hasil, S. Para Typhi BO : 1/40 dan S. Para Typhi
BH : 1/80. Pada pemeriksaan DDR Slide, didapatkan (+)
Plasmodium Vivax. Kemudian, pada hari Rabu, 21 Februari
2018 dilakukan pemeriksaan Anti Dengue didapatkan hasil IgG
: Non Reaktif dan IgM : Non Reaktif.
Pembahasan
Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium, pada pasien ini dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami Malaria ec plasmodium vivax.
Berdasarkan keluhan pasien yaitu berupa demam (+) yang di
alami sudah 6 hari, kemudian di dapatkan trias malaria, yaitu
periode dingin, periode panas dan periode berkeringat. Gejala
lain seperti nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik juga di
dapatkan anemia pada conjungtiva. Pasien juga pernah di rawat
di rumah sakit dengan diagnosa Malaria.
Pada pemeriksaan DDR juga di dapatkan hasil (+) Plasmodium
vivax
Penatalaksanaan
Pengobatan Malaria vivax
Lini Pertama : Kloroquin + Primakuin
Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

Hari Jenis obat

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥15 th

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

I
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

II
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

III
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
 Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk
pengobatan malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin
bertujuan membunuh parasit stadium aseksual dan seksual.
Pemberian primakuin selain bertujuan untuk membunuh
hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di
eritrosit.
 Dosis total klorokuin = 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari),
primakuin = 0,25 mg/kgBB/hari (selama 14 hari). Apabila
pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat
badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan
umur,
 Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28
setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut :
klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan
parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh. Pengobatan tidak
efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:

 Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

 Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak


berkurang atau timbul kembali setelah hari ke-14.
Pengobatan Malaria vivax resisten klorokuin
Lini kedua : Kina + Primakuin
Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari),
primakuin = 0,25 mgBB (selama 14 hari). Dosis obat juga dapat
ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan
umur sebagai berikut :

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

Hari Jenis obat

0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th

1-7 Kina * * 3x½ 3x1 3x2 3x3

1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
 Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin
yang ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali
perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB dan
primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5
mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan
menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur.
Pengobatan Malaria Vivax yang relaps
Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur

Hari Jenis obat


0-1 bln 2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th ≥ 15 th

1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

2 Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2

Primakuin - - ½ 1 1½ 2

14-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2
Terima Kasih

You might also like