Professional Documents
Culture Documents
MALARIA
Pangeran Baso
Pembimbing :
dr. Adnan Ibrahim, Sp.PD
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa
dari genus Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan
nyamuk Anopheles.
Anamnesis
Pasien laki-laki masuk RS. Pelamonia dengan keluhan Demam (+)
dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Demam
disertai menggigil dan berkeringat. Tapi hari ini sudah tidak demam. Pasien
juga mengeluh sakit kepala (+). Nyeri ulu hati (+) disertai mual (+) sudah 2
hari, tidak ada muntah (-). Flu (-), batuk (-), sesak (-), sakit perut (-). Nafsu
makan dan minum baik, BAB dan BAK lancar..
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat di rawat di Rumah sakit, sudah 2x dengan Malaria.
Riwayat Hipertensi (-).
Riwayat DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Sakit (Sedang)
Kesadaran (Composmentis)
Hygiene (Sedang)
Status Gizi (Normal)
B. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, regular, kuat angkat
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 38 °C
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala 4. Hidung
• Bentuk kepala : Normocephali • Bentuk : Simetris
• Simetris : Kiri - Kanan • Perdarahan : (-)
• Deformitas : (-) 5. Mulut
2. Mata • Bibir : Kering (-), sianosis (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Lidah kotor : (-)
• Konjungtiva : Anemis (+/+) • Caries gigi : (-)
• Sklera : Ikterus (-)
6. Leher
• Pupil : Bulat Isokor kiri-kanan
• Inspeksi : Simetris
3. Telinga
• Palpasi : Pembesaran KGB (-),
• Pendengaran : Dalam batas
Pembesaran tiroid (-)
normal
• Nyeri tekan : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
7. Kulit
• Hiperpigmentasi : (-) 9. Cor
• Ikterus : (-) • Inspeksi : Iktus cordis tidak
• Petekhie : (-) tampak
• Sianosis : (-)
• Palpasi : Iktus cordis tidak
• Pucat : (-)
teraba
8. Thorax • Perkusi:
• Inspeksi: Dada simetris kiri-kanan, - Batas kanan : ICS IV linea
Iktus cordis tidak tampak parasternalis kanan,
• Palpasi : Vocal fremitus sama kiri- - Batas kiri : ICS V linea
kanan midclavicularis kiri,
• Perkusi: Sonor pada kedua - Batas atas : ICS II linea
lapangan paru parasternalis kanan
• Auskultasi: Bunyi pernapasan • Auskultasi : Bunyi jantung I
vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing
(-/-) dan II regular, murmur (-),
Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
10. Abdomen 11. Punggung
• Inspeksi:Datar, simetris, • Tampak dalam batas
mengikuti gerak napas, benjolan normal
(-), caput medusae (-) • Tidak terlihat kelainan
bentuk tulang belakang
• Auskultasi : Peristaltik (+)
kesan normal
12. Genitalia
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Tidak dievaluasi
• Lien : Tidak teraba
13. Ekstremitas atas dan
• Ginjal : Tidak teraba, nyeri bawah
ketok paravertebra (-) Pitting edema (-)
• Perkusi: Thympani, asites (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin, Selasa 20 Februari 2018 Widal Test, Selasa 20 Februari 2018
• WBC : 5,33 x 103/uL (n) • S. Typhi O : Non Reaktif
• RBC : 5,20 x 106/uL (n) • S. Para Typhi AO : Non Reaktif
• HGB : 12,5 gr/dL (n) • S. Para Typhi BO : 1/40
• PLT : 93 x 103/uL (↓) • S. Typhi H : Non Reaktif
• LED : 84 mm (↑) • S. Para Typhi AH : Non Reaktif
• S. Para Typhi BH : 1/80
DDR Slide, Selasa 20 Februari 2018
Anti Dengue , Rabu 21 Februari 2018
(+) Plasmodium Vivax
• IgG : Non Reaktif
Fungsi Hati, Selasa 20 Februari 2018.
• IgM : Non Reaktif
• SGOT : 14,0 U/L (n)
• SGPT : 17,0 U/L (n)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin, Kamis 22 Februari 2018
WBC : 9,39 x 103/uL (n)
RBC : 5,34 x 106/uL (n)
HGB : 13,1 gr/dL (n)
PLT : 150 x 103/uL (n)
LED : 66 mm (↑)
DIAGNOSIS dan PROGNOSIS
Diagnosis Kerja
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis dengan
Malaria ec Plasmodium vivax.
Prognosis
Quad ad vitam : Dubia ad bonam
Quad ad functionam : Dubia ad bonam
Quad ad sanationam : Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Sanmol / drips
Cefotaxim 1 gr / 12 jam / iv
Methylprenisolon 8 mg 3x1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
I
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
II
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2
III
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
IV-XIV Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk
pengobatan malaria vivax dan ovale. Pemakaian klorokuin
bertujuan membunuh parasit stadium aseksual dan seksual.
Pemberian primakuin selain bertujuan untuk membunuh
hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di
eritrosit.
Dosis total klorokuin = 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari),
primakuin = 0,25 mg/kgBB/hari (selama 14 hari). Apabila
pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat
badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan
umur,
Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 28
setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut :
klinis sembuh (sejak hari keempat) dan tidak ditemukan
parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh. Pengobatan tidak
efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin
yang ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan 1 kali
perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB dan
primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5
mg/kgBB/hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan
menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur.
Pengobatan Malaria Vivax yang relaps
Jumlah tablet menurut kelompok golongan umur
1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
2 Klorokuin ¼ ½ - 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
14-14 Primakuin - - ½ 1 1½ 2
Terima Kasih