You are on page 1of 13

KONSEP GENDER DALAM KESPRO

PEREMPUAN
DEFFI UPRIANTI BAKRI
PENGERTIAN GENDER DAN
SEKSUALITAS
Gender
 Peran sosial dimana peran laki-laki dan
perempuan ditentukan perbedaan
fungsi, peran dan tanggung jawab yang
dapat berubah atau diubah sesuai
perubahan zaman yang dikonstrusikan
oleh masyarakat dan budayanya karena
sesorang lahir sebagai laki-laki atau
perempuan. (WHO 1998).
 Gender adalah pandangan masyarakat
tentang perbedaan peran, fungsi dan
tanggung jawab antara perempuan dan
atau laki–laki yang merupakan hasil
konstruksi sosial budaya dan dapat
berubah dan atau diubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Seks ( Jenis Kelamin )

 Jenis kelamin merupakan


perbedaan antara perempuan
dengan laki-laki secara biologis
sejak seseorang lahir. jenis
kelamin berkaitan dengan tubuh
laki-laki dan perempuan, dimana
laki-laki memproduksikan
sperma, sementara perempuan
menghasilkan sel telur dan
secara biologis mampu untuk
menstruasi, hamil dan
menyusui.
 Seks adalah perbedaan jenis
kelamin yang telah ditentukan
oleh Allah SWT berdasarkan
fungsi biologis.
Budaya yang Mempengaruhi Gender

 Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan


dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan mereka dilahirkan
sebagai wanita/pria.
 Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan, merawat anak-
anak dan suami. Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi
keluarga serta melindungi keluarga dari ancaman.
 Masyarakat menghubungkan jenis kelamin seseorang dengan perilaku
tertentu yang seharusnya dilakukan biasanya disebut dengan area ” kegiatan
wanita” dan ”kegiatan laki-laki”.
 Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia,
tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut oleh masyarakat
tersebut.
 Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat,
tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya: di dalam
suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi
pembantu rumah tangga, sedang LAKI LAKI mempunyai pilihan yang lebih
luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
 Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya.
Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan
dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
 Sejak program Keluarga Berencana (KB) Nasional
diperkenalkan tahun 1970-an, sampai dengan sekarang, yang
menjadi peserta KB masih didominasi oleh kaum perempuan
(istri). Padahal dari dulu alat kontrasepsi untuk suami (kaum
laki-laki) sudah ada. Kenyataannya, sampai hari ini pun masih
sangat sedikit para suami yang mau memakai alat kontrasepsi
(ber-KB).
 Dalam sistem tradisi purusa mengutamakan garis laki-laki
atau bapak (suami) untuk menjadi ahli waris dalam suatu
keluarga, sebagai akibatnya tentu laki-laki (suami) dalam
keluarga memiliki posisi yang sangat istimewa. Bagi mereka,
tradisi yang mereka kenal sejak dahulu kala tersebut,
merupakan tradisi yang sakral dan harus diteruskan secara
turun temurun
Diskriminasi Gender
 Pada hakikatnya, manusia
memiliki kedudukan yang
setara antara laki-laki dan
perempuan.
 Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam
masyarakatmanusia, ini
disebabkan karena
kecenderungan manusian
untuk membeda-bedakan
yang lain. Inti dari
diskriminasi adalah
perlakuan berbeda.
ketidakadilan (diskriminasi) gender
 Marginalisasi (Peminggiran)
 banyak pekerja perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program
pembangunan seperti internsifikasi pertanian yang hanya memfokuskan petani laki-laki.
Perempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan pertanian dan industri yang lebih
memerlukan keterampilan yang biasanya lebih banyak dimiliki laki-laki SEDANGKAN
pembantu rumah tangga menyerap lebih banyak perempuan dari pada laki-laki.
ketidakadilan (diskriminasi) gender
 Subordinasi (Penomorduaan)
 Subordinasi pada dasarnya adalah
keyakinan bahwa salah satu jenis
kelamin dianggap lebih penting atau
lebih utama dibanding jenis kelamin
lainnya. Sudah sejak dahulu ada
pandangan yang menempatkan
kedudukan dan peran perempuan
lebih rendah dari laki- laki.
 Sebagai contoh apabila seorang
isteri yang hendak mengikuti tugas
belajar, atau hendak berpergian ke
luar negeri harus mendapat izin
suami, tetapi kalau suami yang akan
pergi tidak perlu izin dari isteri.
ketidakadilan (diskriminasi) gender
Beban Ganda (Double Dourden)
 Dalam suatu rumah tangga
pada umumnya beberapa jenis
kegiatan dilakukan laki-laki,
dan beberapa dilakukan oleh
perempuan. Berbagai
observasi, menunjukkan
perempuan mengerjakan
hampir 90% dari pekerjaan
dalam rumah tangga.
Sehingga bagi mereka yang
bekerja, selain bekerja di
tempat kerja juga masih harus
mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
Kekerasan (Violence)
 artinya suatu serangan terhadap
fisik maupun integritas mental
psikologis seseorang.
 kekerasan tidak hanya menyangkut
serangan fisik saja seperti
perkosaan, pemukulan dan
penyiksaan, tetapi juga yang bersifat
non fisikkekerasan tidak hanya
menyangkut serangan fisik saja
seperti perkosaan, pemukulan dan
penyiksaan, tetapi juga yang bersifat
non fisik seperti pelecehan seksual
sehingga secara emosional terusik.
 Pelaku kekerasan bermacam-
macam, ada yang bersifat individu,
baik di dalam rumah tangga sendiri
maupun di tempat umum, ada juga
di dalam masyarakat itu sendiri.
 Pelaku bisa saja suami/ayah,
keponakan, sepupu, paman,
mertua, anak laki-laki, tetangga,
majikan.

You might also like