Professional Documents
Culture Documents
STASE MANAJEMEN
KELOMPOK 1
Ilham Wahyudi 1814901110040
M. Aulia Azwar 1814901110061
Rudianor 1814901110096
Raudatul Nur Hikmah 1814901110087
Mariatul Kiftiyah 1814901110056
Ratna Windari 1814901110086
Rizqa Hadiyati 1814901110095
Ledia Wandari Saputri 1814901110047
Norlatifah 1814901110076
Jabal Rahmah 1814901110042
Puspita Wulandari 1814901110084
Endah Sevianawati 1814901110027
RUANG NURI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN
BANJARBARU
PROFIL RUANGAN:
VISI :
Profesional dan unggul dalam perawatan
bedah
MISI :
INPUT
Man
Material
Money
Methode
Marketing/Mutu
TENAGA KESEHATAN (PERAWAT)
g. Bidan 0 0 0 - -
h. Perawat Gigi 0 0 0 - -
Total 10 20 26 70 100
Berdasarkan jenjang karir
1 Perawat Klinis I 11 55
2 Perawat Klinis II 4 20
Berdasarkan
Total data jenjang karir Pada ruang Nuri lantai 2 Perawat Klinis I paling banyak dari pada Perawat Klinis
20 II DAN III yaitu 100
11 orang dengan persentase 55%.
BERDASARKAN PELATIHAN YANG DIIKUTI
No Jenis Pelatihan Jumlah
1. Pelatihan BTCLS 12
2. Pelatihan Kredensial 1
3. Pelatihan Assesor 1
4. Pelatihan Kompetensi 1
7. Pelatihan Presptorship 3
9. Pelatihan CI 1
11. ACLS 1
12. EKG 1
13. Ketoasidosis 1
14. PPGD 1
18. MBT 1
19. CWCCA 1
21 Pelatihan Triage 1
Total 38
Berdasarkan data pelatihan yang diikuti Pada ruang nuri lantai 2 yang paling
tinggi adalah pelatihan BTCLS sebanyak 12 orang
Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir
Keluar
3. April 81 5 81 0
Berdasarkan data Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir yaitu bulan Februari - April yang paling
banyak pada bulan Maret yaitu masuk 124 orang.
10 PENYAKIT TERBANYAK 3 BULAN TERAKHIR DI RSD IDAMAN
BANJARBARU
No Nama Penyakit Jumlah
1 Fraktur 28
2 Apendisitis 13
3 Hill 27
4 Tumor 15
5 Abses 18
6 Ileus 6
7 Impaksi 11
8 DM 14
9 Hemoroid 7
10 CKR 14
Berdasarkan data Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Nuri adalah Fraktur sebanyak 28 orang.
MATERIAL
Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana rumah sakit, sumbangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan badan layanan Umum Daerah (BLUD).
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pengadaan alat diruangan dilakukan dengan
proses mengajukan anggaran dan barang dengan cara mengamprah di akhir tahun dan
minta apa yang dibutuhkan dengan cara memberikan surat telaah yang ditujukan kepada
direktur rumah sakit, dengan mendapatkan disposisi dari kepala seksi sarana keperawatan,
kepala bidang keperawatan, wakil direktur pelayanan medik, kepala bagian keuangan, dan
pejabat keuangan. Misalnya untuk penyedian alat kesehatan, kepala ruangan meminta
disposisi kepada bagian penunjang medik dan untuk kebutuhan alat rumah tangga surat
disposisi diberikan kepada bagian umum dan logistik dan perlengkapan yang akhirnya
disetujui oleh direktur untuk pengadaan alat tersebut dan untuk alat baru perlu waktu dan
jika alat yang berkelanjutan seperti kertas EKG akan tersedia langsung.
METHODE
Hasil observasi dan wawancara pada tanggal 7 Mei 2019, didapatkan bahwa
model asuhan keperawatan SP2KP yang diterapkan pada Ruang Nuri
(Perawatan Bedah) dengan metode tim dan adanya supervisor dalam
metode ini. Terjalin kerjasama yang baik antara Katim dan Perawat
Pelaksana. Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa sebagian
besar perawat di ruang nuri sudah memahami peran dan tugasnya masing-
masing baik itu sebagai ketua tim atau perawat pelaksana. Kepala ruangan
mengatakan bahwa model asuhan keperawatan SP2KP yang digunakan ini
adalah mix atau campuran dari metode primer dan tim.
MARKETING/MUTU
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode
pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSD Idaman Banjarbaru Penilaian risiko
jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien
dewasa menggunakan scoring MORSE. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan
kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk
tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang stiker berwarna KUNING di tempEL di
dinding/di beD klien/digelang klien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud
penempelan striker tersebut tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko
jatuh. Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian
risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. Dari hasil
wawancara dan dari data terdahulu tidak terdapAt kejadian jatuh di rumah sakit.
PROSES
Berdasarkan observasi tanggal 7-8 Mei 2019 didapatkan operan dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi, untuk pagi ke sore, sore ke malam hanya dilakukan diruangan saja. Timbang terima sudah
dijalankan secara maksimal. Timbang terima dilakukan dan diikuti oleh semua perawat yang telah dinas di nurse
station. Setelah timbang terima di ruangan, semua perawat keliling untuk melihat keadaan pasien. Timbang terima
di ruang Nuri menekankan pada intervensi yang sudah dilakukan dan intervensi yang akan diberikan atau
tindakan kolaboratif yang belum atau sudah dilaksanakan, dan keluhan pasien saat perawat ruangan keliling.
Motivasi
Kepala ruangan memotivasi katim dan perawat pelaksana saat timbang terima pergantian dinas
malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita dan kadang-kadang saat pergantian dinas pagi ke sore.
Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan 07-08 mei 2019, pendelegasian sudah berjalan dengan
baik dengan mementingkan tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Saat observasi pendelegasian
dari kepala ruangan ke katim dan katim ke perawat pelaksana serta mahasiswa yng berdinas berjalan baik
sesuai dengan tiga komponen.
Supervisi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan 7-8 Mei 2019, supervisi sudah dilakukan oleh
kepala ruangan. Saat wawancara tugas supervisi dilakukan katim.
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan
sudah dilaksanakan secara optimal oleh ruangan
FUNGSI PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Indikator Mutu
Berdasarkan wawancara diruangan evaluasi kinerja perawat rutin dilakukan
diruangan bersama ketua tim dan perawat pelaksana. Perhitungan BOR, ALOS,
TOI dilakukan tiap bulan pada setiap tahun dan untuk infeksi nasokomial
dilakukan oleh tim PPI di rumah sakit. Namun setiap ruang memiliki perawat yang
diberikan pelatihan PPI guna melakukan pencegahan infeksi nasokomial di setiap
ruangan rumah sakit.
Audit Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan didapatkan
bahwa untuk audit dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan nuri sudah ada
pengauditan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi audit dokumentasi
langsung dilakukan oleh kabid keperawatan rumah sakit, yaitu dengan cara
melihat kelengkapan dari dokumentasi di ruangan yang sudah diisi saat
melakukan asuhan keperawatan
Survei Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil survei yang diberikan kepada pasien pada
tanggal 7-9 Mei 2019, mengenai kepuasan pasien terhadap
kinerja perawat. Didapatkan hasil kuesioner tentang Kepuasan
Pasien terhadap Pelayanan Perawat yang dibagikan kepada 2
responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawat
di Ruang Nuri adalah puas yaitu sebanyak (100 %).
OUTPUT
Indikator Pelayanan Efisiensi Ruangan
Pasien Keluar
No. Tanggal Jumlah Tempat Tidur Jumlah Hari Perawatan
(Hidup+Mati)
237 112
1 Februari 29
335 124
2 Maret 29
333 81
3. April 29
29
BTO = Jumlah Pasien Keluar
BOR = Jumlah Hari
Jumlah Tempat Tidur
Perawatan x 100% = 317 = 11 atau 11 kali
Dirawat
Jumlah Pasien
Keluar
Hasil Evaluasi (Instrumen ABC)
Instrumen
Berdasarkan data pengumpulan data Instrumen A hasil rata-ratanya
adalah 100%.
Berdasarkan Pengumpulan Data Dari Pertanyaan Instrumen B
Didapatkan Angka Kepuasan Pasien Yang Merasa Puas Sebesar
(81,3%) Dan Merasa Tidak Puas Sebesar (18,7%).
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Jumlah tenaga perawat ners 6 orang,
Masih banyaknya 1. perawat 1. Bisa melanjutkan ke jenjang 1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
sarjana keperawatan S1 dan diploma D3 sebanyak 14 perawat selanjutnya untuk menambah pelayanan yang lebih professional, makin
III keperawatan 14 orang. (70%) dari 20 perawat. wawasan dan ilmu tingginya kesadaran masyarakat akan
2. Ruangan memiliki 16 SAK 2. SAK yang dimiliki tidak 2. Dapat meningkatkan mutu pentingnya kesehatan, kebijakan
3. Sudah ada struktur organisasi yang lengkap pelayan dan mempercepat pemerintah tentang kesehatan dan
dibuat 3. Belum dicetaknya struktur penyembuhan pasien. adanya peningkatan standar masyarakat
4. Sumber pembiayaan ruangan berasal organisasi, hanya dalam 3. Adanya struktur organisasi yang harus dipenuhi
dari dana rumah sakit, sumbangan bentuk file yang jelas terlihat 2. Asuhan keperawatan tidak sesuai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja 4. Jika meminta alat-alat baru 4. Adanya dana APBD dan untuk SAK, dan memperlama hari rawat.
Daerah (APBD) dan badan layanan akan memerlukan waktu. meningkatkan pelayanan 3. Tidak jelasnya pembagian peran dalam
Umum Daerah (BLUD). 5. Masih adanya 8 dari 20 rumah sakit Dukungan dana ruangan
5. Adanya perawat yang mengikuti perawat yang tidak BLUD untuk peningkatan SDM 4. Terlambatnya pemasukan alat baru
pelatihan sebanyak 12 perawat mengikuti pelatihan BTCLS. dan fasilitas rumah sakit. karena terkendala waktu.
sudah mendapatkan pelatihan 6. – Adanya kesempatan 5. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
BTCLS. 7. Perawat berpotensi salah untuk meningkatkan pelayanan yang lebih professional, makin
6. Semua perawat mengetahui prinsip- dalam memberikan obat kemampuan kerja melalui tingginya kesadaran masyarakat akan
prinsip tentang teknik penyampaian akibat nama obat yang pelatihan dan meningkatkan pentingnya kesehatan, kebijakan
timbang terima dihadapan pasien. membingungkan (LASA) pendidikan pemerintah tentang kesehatan dan
7. Tidak ada poster daftar nama untuk karena obat yang tidak 6. – adanya peningkatan standar masyarakat
obat High Alert (ada label High Alert berlabel. 7. Membangun kembali yang harus dipenuhi.
yang sudah tertempel pada obat) dan kesadaran dengan 6. Kondisi pasien tersampaikan secara
LASA (tidak ada poster label nama menempelkan label LASA pada menyeluruh karena berhadapan langsung
dan label yang tertempel pada obat) obat dan menempelkan poster dengan pasien
di ruangan ataupun di dekat 7. Resiko terjadi kesalahan pemberian obat
penyimpanan obat. dikarenakan nama obat yang mirip yang
merugikan masalah kesehatan pasien.
Prioritas Masalah
Dimana yang menjadi prioritas adalah:
1 SAK tidak lengkap, tidak sesuai Kesalahan dalam Kurangnya perhatian oleh 2500
dengan jenis 10 kasus penyakit penentuan asuhan tenaga kesehatan dan rumah
tertinggi keperawatan dan tidak sakit
memenuhi standar yang
sudah ditetapkan rumah
sakit.
2 Sudah ada struktur organisasi Struktur organisasi hanya Kurang optimal upaya 1200
yang dibuat. berbentuk file, belum di pembuatan struktur
cetak. organisasi
3 Tidak ada poster daftar nama Tidak ada perhatian dari Kurangnya upaya pencegahan 2000
untuk obat High Alert (ada label pihak rumah sakit untuk untuk masalah pentingnya
High Alert yang sudah tertempel menempelkan poster, dan daftar obat high alert, LASA,
pada obat) kurangnya inisiatif dari dan cytotoxic.
ANALISIS MASALAH FISH BONE
Belum optimal
METODE (M3) pembuatan SAK (SAK
tidak lengkap)