You are on page 1of 39

DESIMINASI AWAL

STASE MANAJEMEN
KELOMPOK 1
Ilham Wahyudi 1814901110040
M. Aulia Azwar 1814901110061
Rudianor 1814901110096
Raudatul Nur Hikmah 1814901110087
Mariatul Kiftiyah 1814901110056
Ratna Windari 1814901110086
Rizqa Hadiyati 1814901110095
Ledia Wandari Saputri 1814901110047
Norlatifah 1814901110076
Jabal Rahmah 1814901110042
Puspita Wulandari 1814901110084
Endah Sevianawati 1814901110027
RUANG NURI RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN
BANJARBARU
PROFIL RUANGAN:

RSD Idaman Banjarbaru terletak di Jalan


Trikora No. 115 Guntung Manggis Landasan
Ulin 70721 Kota Banjarbaru Kalimantan
Selatan.

Ruang Nuri merupakan salah satu ruangan di


RSD Idaman Banjarbaru yang merupakan
ruang Bedah

VISI :
Profesional dan unggul dalam perawatan
bedah
MISI :

Menjamin dan meningkatkan


profesionalisme tenaga Menciptakan konrdinasi dan
Menciptakan suasana lingkungan
keperawatan yang handal dalam komunikasi yang efektif dengan
kerja yang sehat dengan
perawatan bedah sesuai dengan semua pelayanan yang terlibat
mengutamakan kekompakan dan
perkembangan ilmu dan teknologi didalam melaksanakan asuhan
budaya berfikir positif
dengan tetap megedepankan secara komprehensif
sikap terapeutik.

Berperan, berkontribusi dan


mepasilitasi penelitian
keperawatan bedah yang
berkelanjutan
Motto Ruangan Nuri
“cermat dalam berfikir tanggap dalam pelayanan”

INPUT
Man
Material
Money
Methode
Marketing/Mutu
TENAGA KESEHATAN (PERAWAT)

BERDASARKAN JENIS DAN TINGKAT PENDIDIKAN


Berdasarkan jenis dan tingkat No Jenis Tenaga PNS TKK Jlh
PNS
TKK
(%)
pendidikan ruang Nuri lantai 2 yang (%)

paling banyak adalah Perawat Mahir 1 Medis 6 1 7 30% 5%

(DIII) dengan jumlah 13 orang, 2 Keperawatan

dengan pegawai PNS 2 orang a.Perawat


6 1 6 30% 5%
Profesional (Ners)
dengan persentase 10 % dan TKK
11 orang dengan persentase 55 %. b.Perawat Profesional (S.Kep) 0 1 1 - 5%

c.Perawat Mahir (DIII-SKM) 0 0 0 - -

d. Perawat Mahir (DIII) 2 11 13 10% 55%

e. Perawat Kesehatan (SPK-SKM) 0 0 0 - -

f. Perawat Kesehatan (SPK) 0 0 0 - -

g. Bidan 0 0 0 - -

h. Perawat Gigi 0 0 0 - -

3 Non Keperawatan 0 3 3 - 15%

4 Non Medis 0 3 3 - 15%

Total 10 20 26 70 100
Berdasarkan jenjang karir

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

No Jenis Tenaga Jumlah %

1 Perawat Klinis I 11 55

2 Perawat Klinis II 4 20

3 Perawat Klinis III 5 25

Berdasarkan
Total data jenjang karir Pada ruang Nuri lantai 2 Perawat Klinis I paling banyak dari pada Perawat Klinis
20 II DAN III yaitu 100
11 orang dengan persentase 55%.
BERDASARKAN PELATIHAN YANG DIIKUTI
No Jenis Pelatihan Jumlah

1. Pelatihan BTCLS 12

2. Pelatihan Kredensial 1

3. Pelatihan Assesor 1

4. Pelatihan Kompetensi 1

5. Pelatihan PPI Dasar 1

6. Pelatihan ICU Dasar 1

7. Pelatihan Presptorship 3

9. Pelatihan CI 1

10. Pelatihan Luka Modern 5

11. ACLS 1

12. EKG 1

13. Ketoasidosis 1

14. PPGD 1

15. Diklat MTBT 1

16. Pengelolaan TBC 1

17. Pengelolaan kusta 1

18. MBT 1

19. CWCCA 1

20 Pelatihan Case Manager 2

21 Pelatihan Triage 1

Total 38

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data pelatihan yang diikuti Pada ruang nuri lantai 2 yang paling
tinggi adalah pelatihan BTCLS sebanyak 12 orang
Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir
Keluar

No. Bulan Masuk

APS Hidup Meninggal

1. Februari 107 0 112 0

2. Maret 124 0 124 0

3. April 81 5 81 0

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir yaitu bulan Februari - April yang paling
banyak pada bulan Maret yaitu masuk 124 orang.
10 PENYAKIT TERBANYAK 3 BULAN TERAKHIR DI RSD IDAMAN
BANJARBARU
No Nama Penyakit Jumlah

1 Fraktur 28

2 Apendisitis 13

3 Hill 27

4 Tumor 15

5 Abses 18

6 Ileus 6

7 Impaksi 11

8 DM 14

9 Hemoroid 7

10 CKR 14

Sumber: Data Sekunder RSD Idaman Banjarbaru 2019

Berdasarkan data Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Nuri adalah Fraktur sebanyak 28 orang.
MATERIAL

Berdasarkan data daftar barang kesehatan maupun


barang non kesehatan di Ruang Nuri menunjukan
bahwa material atau fasilitas yang berada di ruangan
Nuri cukup lengkap dengan kebutuhan ruangan
MONEY

Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana rumah sakit, sumbangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan badan layanan Umum Daerah (BLUD).

Hasil wawancara dengan kepala ruangan pengadaan alat diruangan dilakukan dengan
proses mengajukan anggaran dan barang dengan cara mengamprah di akhir tahun dan
minta apa yang dibutuhkan dengan cara memberikan surat telaah yang ditujukan kepada
direktur rumah sakit, dengan mendapatkan disposisi dari kepala seksi sarana keperawatan,
kepala bidang keperawatan, wakil direktur pelayanan medik, kepala bagian keuangan, dan
pejabat keuangan. Misalnya untuk penyedian alat kesehatan, kepala ruangan meminta
disposisi kepada bagian penunjang medik dan untuk kebutuhan alat rumah tangga surat
disposisi diberikan kepada bagian umum dan logistik dan perlengkapan yang akhirnya
disetujui oleh direktur untuk pengadaan alat tersebut dan untuk alat baru perlu waktu dan
jika alat yang berkelanjutan seperti kertas EKG akan tersedia langsung.
METHODE

Hasil observasi dan wawancara pada tanggal 7 Mei 2019, didapatkan bahwa
model asuhan keperawatan SP2KP yang diterapkan pada Ruang Nuri
(Perawatan Bedah) dengan metode tim dan adanya supervisor dalam
metode ini. Terjalin kerjasama yang baik antara Katim dan Perawat
Pelaksana. Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa sebagian
besar perawat di ruang nuri sudah memahami peran dan tugasnya masing-
masing baik itu sebagai ketua tim atau perawat pelaksana. Kepala ruangan
mengatakan bahwa model asuhan keperawatan SP2KP yang digunakan ini
adalah mix atau campuran dari metode primer dan tim.
MARKETING/MUTU

Sasaran Keselamatan Pasien

SKP 1 (Ketepatan Identifikasi Pasien)

Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas


pasien. Ada 2 cara identitas yaitu menggunakan NAMA dan
TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda Pengenal
resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada
kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi
dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
SKP 2 (Komunikasi Efektif)

Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background –


Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.Background :
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini. Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini. Rumah sakit konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat,
baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang
diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi
tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
SKP 3 (Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai)

BerdasArkan hasil pengkajian di ruangan tanggal 7-9 didapAtkan


hasil bahwa didalam tempat obat/kamar obat tidak terdapat daftAr
obat high alert dan hanya sebaGian jenis obat yang di katogorikan
obat high alert tidak terpasang stiker tetapi sudah di tempatkan di
tempat yang berbEda.
 SKP 4 (Kepastian tepat-- lokasi, tepat-- prosedur, tepat—pasien operasi)
Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien
dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi
selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi, perawat.
 SKP 5 (Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan)
Semua petugas dirumah sakit termasuk dokter melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik
HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 – 30 detik
Adapun angka kejadian flebitis selama 3 bulan terakhir di Ruang Nuri tidak ada kejadian Flebitis, di ruang nuri setiap 3 hari penggantian
infus untuk pencegahan terjadinya flwbiris
 SKP 6 (Pengurangan Risiko Jatuh)

Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode
pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSD Idaman Banjarbaru Penilaian risiko
jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien
dewasa menggunakan scoring MORSE. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan
kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk
tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang stiker berwarna KUNING di tempEL di
dinding/di beD klien/digelang klien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud
penempelan striker tersebut tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko
jatuh. Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian
risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. Dari hasil
wawancara dan dari data terdahulu tidak terdapAt kejadian jatuh di rumah sakit.
PROSES

Fungsi Perencanaan (Planning)


Fungsi Pengorganisasian
Fungsi Pengaturan Staf (Staffing)
FUNGSI PERENCANAAN

SOP dan SAK


Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala ruangan mengenai SPO di ruang Nuri sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh
RSD. Idaman Banjarbaru Perawat selalu berusaha agar selalu melakukan setiap tindakan yang dilakukan ke pasien berdasarkan SPO
yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien.
Standar kinerja
Wawancara: apa saja kebijakan yang berlaku di ruangan ini, tata tertib dan standar pelayanan minimal yang disepakati
Observasi: Kebjikan, tata tertib tertulis, standar pelayanan minimal yang disepakati
Kuisioner: persepsi perawat pelaksana tentang Kebjikan, tata tertib tertulis, standar pelayanan minimal yang disepakati
FUNGSI PENGORGANISASIAN
Pembagian tugas
Uraian tugas kepala ruang pelayanan rawat inap
Urayan tugas supervisor
Uraian tugas ketua tim
Uraian tugas perawat pelaksana di ruang rawat
Pengaturan pengorganisasian pasien
FUNGSI PENGATURAN STAF (STAFFING)

ORIENTASI STAF PERAWAT BARU


Kebijakannya sebelum bertugas dirumah sakit, perawat baru perlu menjalani orientasi selama 6 minggu sebagai persiapan melaksanakan
tugas. Dirumah sakit Idaman khususnya diruang Nuri setiap perawat baru diorientasi selama kurang lebih 3 bulan. Selama 3 bulan itu,
2 minggu rolLing /ruangan yang ada di RS Idaman Banjarbaru. Selama diorentasi diruangan ada lembar penilaian khususnya yang
menyangkut etik dan skill. Hasil dari nilai tersebut dijadikan acuan dasar kridensial dan penempatan tiap ruangan.
Pengaturan jadwal dinas
Di Ruangan Nuri, Pengaturan Jadwal Dinas Dilakukan Oleh Kepala Ruangan Dengan Menempatkan supervisor dan KATIM Pada
Shift Pagi Dan Perawat Pelaksana Paling Banyak Yang Dinas Pada Shift Pagi.
Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan
Menurut Perhitungan Menggunakan Rumus Dari PPNI :
Jumlah seluruh tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 22 orang, untuk tenaga keperawatan di Ruang Nuri ada 20 orang jadi di Ruang Nuri kekurangan tenaga kerja keperawatan sebanyak
2 orang.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7-8 mEi 2019 diperoleh data jumlah kebutuhan perawat sebagai berikut:
Tingkat ketergantungan minimal 2 pasien : Kebutuhan jam perawatan
Jam perawatan langsung
Minimal= 2 jam x 2 orang = 4 jam= 240 menit
Jam perawatan tidak langsung
Minimal = 1 jam x 2 orang = 2 jam= 120 menit
Jam Penyuluhan
Minimal= 15 menit x 2 orang = 30 menit
Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam satu hari untuk 2 orang pasien adalah 390 menit atau 6.5 jam.
Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perhari adalah 6,5 jam : 2 pasien = 3.25 jam = 3 jam
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan
jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:
FUNGSI PENGARAHAN (ACTUATING)

Timbang terima (Hand Over)

Berdasarkan observasi tanggal 07 - 08 Mei 2019 didapatkan operan dilakukan 2


kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke pagi, pagi ke sore, sore ke
malam. Timbang terima sudah dijalankan. Timbang terima dilakukan dan diikuti
oleh semua perawat yang telah dinas di nurse station. Setelah timbang terima di
ruangan, semua perawat keliling untuk melihat keadaan pasien, namun hal ini
hanya pada pergantian shift malam ke pagi. Timbang terima di ruang merak
hanya menyampaikan keluhan pasien saat ini dan menekankan pada intervensi
yang sudah dilakukan dan intervensi yang akan diberikan atau tindakan
kolaboratif yang belum atau sudah dilaksanakan, dan keluhan pasien saat
perawat ruangan keliling.
Preconfren

Berdasarkan observasi tanggal 7-8 Mei 2019 didapatkan operan dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi, untuk pagi ke sore, sore ke malam hanya dilakukan diruangan saja. Timbang terima sudah
dijalankan secara maksimal. Timbang terima dilakukan dan diikuti oleh semua perawat yang telah dinas di nurse
station. Setelah timbang terima di ruangan, semua perawat keliling untuk melihat keadaan pasien. Timbang terima
di ruang Nuri menekankan pada intervensi yang sudah dilakukan dan intervensi yang akan diberikan atau
tindakan kolaboratif yang belum atau sudah dilaksanakan, dan keluhan pasien saat perawat ruangan keliling.
Motivasi
Kepala ruangan memotivasi katim dan perawat pelaksana saat timbang terima pergantian dinas
malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita dan kadang-kadang saat pergantian dinas pagi ke sore.
Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan 07-08 mei 2019, pendelegasian sudah berjalan dengan
baik dengan mementingkan tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Saat observasi pendelegasian
dari kepala ruangan ke katim dan katim ke perawat pelaksana serta mahasiswa yng berdinas berjalan baik
sesuai dengan tiga komponen.
Supervisi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan 7-8 Mei 2019, supervisi sudah dilakukan oleh
kepala ruangan. Saat wawancara tugas supervisi dilakukan katim.
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan
sudah dilaksanakan secara optimal oleh ruangan
FUNGSI PENGENDALIAN (CONTROLLING)

Indikator Mutu
Berdasarkan wawancara diruangan evaluasi kinerja perawat rutin dilakukan
diruangan bersama ketua tim dan perawat pelaksana. Perhitungan BOR, ALOS,
TOI dilakukan tiap bulan pada setiap tahun dan untuk infeksi nasokomial
dilakukan oleh tim PPI di rumah sakit. Namun setiap ruang memiliki perawat yang
diberikan pelatihan PPI guna melakukan pencegahan infeksi nasokomial di setiap
ruangan rumah sakit.
Audit Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan didapatkan
bahwa untuk audit dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan nuri sudah ada
pengauditan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi audit dokumentasi
langsung dilakukan oleh kabid keperawatan rumah sakit, yaitu dengan cara
melihat kelengkapan dari dokumentasi di ruangan yang sudah diisi saat
melakukan asuhan keperawatan
Survei Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil survei yang diberikan kepada pasien pada
tanggal 7-9 Mei 2019, mengenai kepuasan pasien terhadap
kinerja perawat. Didapatkan hasil kuesioner tentang Kepuasan
Pasien terhadap Pelayanan Perawat yang dibagikan kepada 2
responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawat
di Ruang Nuri adalah puas yaitu sebanyak (100 %).
OUTPUT
Indikator Pelayanan Efisiensi Ruangan

Pasien Keluar
No. Tanggal Jumlah Tempat Tidur Jumlah Hari Perawatan
(Hidup+Mati)

237 112

1 Februari 29

335 124

2 Maret 29

333 81

3. April 29

Total 905 317

29
BTO = Jumlah Pasien Keluar
BOR = Jumlah Hari
Jumlah Tempat Tidur
Perawatan x 100% = 317 = 11 atau 11 kali

jumlah Tempat Tidur 29

x Jumlah Hari Dalam 1


TOI = (Jumlah Tempat Tidur x periode) - Hari perawatan)
Periode Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

905 x 100% = (29 x 89 ) - 905


317
29 x 89 = 5,2 atau 5 hari

= 35,0% GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya x 1000 permil


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
= 0 x 1000 permil = 31.700permil

ALOS = Jumlah Lama 317

Dirawat
Jumlah Pasien
Keluar
Hasil Evaluasi (Instrumen ABC)

Instrumen
Berdasarkan data pengumpulan data Instrumen A hasil rata-ratanya
adalah 100%.
Berdasarkan Pengumpulan Data Dari Pertanyaan Instrumen B
Didapatkan Angka Kepuasan Pasien Yang Merasa Puas Sebesar
(81,3%) Dan Merasa Tidak Puas Sebesar (18,7%).
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN

1. IDENTIFIKASI MASALAH
Jumlah tenaga perawat ners 6 orang,
Masih banyaknya 1. perawat 1. Bisa melanjutkan ke jenjang 1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
sarjana keperawatan S1 dan diploma D3 sebanyak 14 perawat selanjutnya untuk menambah pelayanan yang lebih professional, makin
III keperawatan 14 orang. (70%) dari 20 perawat. wawasan dan ilmu tingginya kesadaran masyarakat akan
2. Ruangan memiliki 16 SAK 2. SAK yang dimiliki tidak 2. Dapat meningkatkan mutu pentingnya kesehatan, kebijakan
3. Sudah ada struktur organisasi yang lengkap pelayan dan mempercepat pemerintah tentang kesehatan dan
dibuat 3. Belum dicetaknya struktur penyembuhan pasien. adanya peningkatan standar masyarakat
4. Sumber pembiayaan ruangan berasal organisasi, hanya dalam 3. Adanya struktur organisasi yang harus dipenuhi
dari dana rumah sakit, sumbangan bentuk file yang jelas terlihat 2. Asuhan keperawatan tidak sesuai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja 4. Jika meminta alat-alat baru 4. Adanya dana APBD dan untuk SAK, dan memperlama hari rawat.
Daerah (APBD) dan badan layanan akan memerlukan waktu. meningkatkan pelayanan 3. Tidak jelasnya pembagian peran dalam
Umum Daerah (BLUD). 5. Masih adanya 8 dari 20 rumah sakit Dukungan dana ruangan
5. Adanya perawat yang mengikuti perawat yang tidak BLUD untuk peningkatan SDM 4. Terlambatnya pemasukan alat baru
pelatihan sebanyak 12 perawat mengikuti pelatihan BTCLS. dan fasilitas rumah sakit. karena terkendala waktu.
sudah mendapatkan pelatihan 6. – Adanya kesempatan 5. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
BTCLS. 7. Perawat berpotensi salah untuk meningkatkan pelayanan yang lebih professional, makin
6. Semua perawat mengetahui prinsip- dalam memberikan obat kemampuan kerja melalui tingginya kesadaran masyarakat akan
prinsip tentang teknik penyampaian akibat nama obat yang pelatihan dan meningkatkan pentingnya kesehatan, kebijakan
timbang terima dihadapan pasien. membingungkan (LASA) pendidikan pemerintah tentang kesehatan dan
7. Tidak ada poster daftar nama untuk karena obat yang tidak 6. – adanya peningkatan standar masyarakat
obat High Alert (ada label High Alert berlabel. 7. Membangun kembali yang harus dipenuhi.
yang sudah tertempel pada obat) dan kesadaran dengan 6. Kondisi pasien tersampaikan secara
LASA (tidak ada poster label nama menempelkan label LASA pada menyeluruh karena berhadapan langsung
dan label yang tertempel pada obat) obat dan menempelkan poster dengan pasien
di ruangan ataupun di dekat 7. Resiko terjadi kesalahan pemberian obat
penyimpanan obat. dikarenakan nama obat yang mirip yang
merugikan masalah kesehatan pasien.
Prioritas Masalah
Dimana yang menjadi prioritas adalah:

No Data Masalah Faktor Penyebab Skor

1 SAK tidak lengkap, tidak sesuai Kesalahan dalam Kurangnya perhatian oleh 2500
dengan jenis 10 kasus penyakit penentuan asuhan tenaga kesehatan dan rumah
tertinggi keperawatan dan tidak sakit
memenuhi standar yang
sudah ditetapkan rumah
sakit.
2 Sudah ada struktur organisasi Struktur organisasi hanya Kurang optimal upaya 1200
yang dibuat. berbentuk file, belum di pembuatan struktur
cetak. organisasi
3 Tidak ada poster daftar nama Tidak ada perhatian dari Kurangnya upaya pencegahan 2000
untuk obat High Alert (ada label pihak rumah sakit untuk untuk masalah pentingnya
High Alert yang sudah tertempel menempelkan poster, dan daftar obat high alert, LASA,
pada obat) kurangnya inisiatif dari dan cytotoxic.
ANALISIS MASALAH FISH BONE

MONEY (M4) MARKETING (M5)


Dana supervisi tidak ada
diatur dalam APBD dan
BLUD

Tidak ada dana khusus Tidak ada poster daftar nama


untuk supervisi untuk obat High Alert (ada label
High Alert yang sudah tertempel
pada obat)
SAK yang dimiliki ruangan
tidak lengkap Belum optimal
pemasangan
penanda/poster obat High
Alert
METODE (M3) Lulusan Ners 6 orang, S1 1 orang
dan D3 Berjumlah 14 orang. SDM
sudah cukup namun pelaksanaan
terhadap pasien resiko kesalahan
pemberian obat belum optimal

Kurang kesadaran tenaga Tidak dipasangnya poster


kesehtan terkait resiko Kepala ruangan sekaligus
obat High Alert
kesalahan pemberian obat memegang peran supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)


MONEY (M4) MARKETING (M5)
Dana supervisi tidak ada
diatur dalam APBD dan
BLUD

Tidak dibuatnya SAK diruangan


Tidak ada dana khusus
yang mencakup 10 penyakit
untuk supervisi
terbanyak yang ada diruangan

Belum optimal
METODE (M3) pembuatan SAK (SAK
tidak lengkap)

Lulusan Ners 6 orang, S1 1 orang


dan D3 Berjumlah 14 orang. SDM
sudah cukup namun pelaksanaan
untuk membuat atau melengkapi
SAK belum optimal
SAK yang ada diruangan
tidak lengkap, tidak
mencakup 10 penyakit
terbanyak yang ada
diruanagan Kurang optimal
perencanaan untuk Kepala ruangan sekaligus
membuat SAK yang kurang memegang peran supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)


MONEY (M4) MARKETING (M5)
Dana supervisi tidak ada
diatur dalam APBD dan
BLUD
Belum dicetaknya struktur
organisasi tetapi struktur
organisasi namun sudah dibuat
dalam bentuk file
Tidak ada dana khusus
untuk supervisi

Kurang optimal upaya


METODE (M3) pembuatan struktur
organisasi
Lulusan Ners 6 orang, S1 1
orang dan D3 Berjumlah 14
pembuatan struktur orang. SDM sudah cukup namun
belum adanya pemasangan
organisasi karena
struktur organisasi
tidak jelasnya
pembagian peran
dalam ruangan karena
struktur organisasi Sudah ada struktur
yang belum tercetak Kepala ruangan sekaligus
organisasi yang dibuat
memegang peran supervisi

MATERIAL (M2) MAN (M1)


Planning Of Action (POA)

INDIKATOR BIAYA PENANGG


No MASALAH TUJUAN KEGIATAN KEBERHASILA WAKTU UNG
N JAWAB
1 Kurang optimal Untuk mencegah 1. Membangun kembali Dilakukannya Role play 1. Bingkai ± Puspita
upaya resiko kesalahan kesadaran dengan pembuatan dilaksanak 45.000,- Wulandari
penanggulangan pemberian obat membuat poster dan poster dan an pada 2. Poster ±
resiko kesalahan dengan nilai stiker obat High Alert stiker obat tanggal 13 30..000,- Anggota :
dalam pemberian capaian 100% 2. Melakukan sosialisai High Alert oleh Mei – 26 3. Stiker 100 Mariatul
obat High Alert tentang jenis obat High mahasiswa Mei 2019 pic ± Kiftiyah
Alert stase 50.000,- Rudianor
manajemen. 4. Tranfortasi Ratna
dan dapat ± 15.000,- Windari
diimplementas
ikan diruangan
2. Kurang optimal Untuk 1. Membangun kembali Dilakukanny Role play 1. ATK Mariatul
pembuatan mencegah kesadaran untuk a dilaksanak ± Kiftiyah
SAK (SAK tidak kesalahan membuat asuhan pembuatan an pada 100.
lengkap) dalam keperawatan yang SAK yang tanggal 13 000, Anggota :
pembuatan sesuai dengan SAK kurang oleh Mei – 26 - Rudianor
asuhan 2. Melakukan sosialisasi kerjasama Mei 2019 2. Perc Ratna
keperawatan tentang pembuatan antara pihak etak Windari
dengan nilai SAK yang kurang rumah sakit an ± Endah
capaian 100 % dan 60.0 Sepiana
mahasiswa 00,- Wati
stase Muhamm
manajemen ad Aulia
dan dapat Azwar
diimplement
asikan
diruangan
3 Kurang Adanya pembuatan Dilakukannya Role play 1. Spanduk Rizqa
optimal struktur struktur pembuatan dilaksanak besar 1,5 Hadiyati
upaya organisasi organisasi an pada cm x 1
pembuatan agar yang karena tidak tanggal 13 cm ± Anggota :
struktur struktur jelasnya Mei – 26 80.000,- Endah
organisasi peran jelas pembagian Mei 2019 2. Bingkai Sevianaw
terlihat peran dalam sesui ati
ruangan ukuran ± Muhamm
karena 100.000,- ad Aulia
struktur Azwar
organisasi Jabal
yang belum Rahmah
tercetak.
TERIMAKASIH

You might also like