You are on page 1of 36

MANAJEMEN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM PROFESI NERS
2019
KELOMPOK 1
STASE MANAJEMEN NURI
1. LAILIS SAADAH
2. LASMIATY
3. MUHAMMAD RISWAN HIDAYAT
4. YENNI NOOR FAHRIDHA
5. YURIDA
6. ANNISA AMELIA RAHMAYANTI
7. SRI MAULIDA
8. DENI PRIATNA
9. ELLYSA SEPRINA
10. FARISA MUNIRA
11. CHANDRA HANDIKA
Misi Ruangan
Menjamin dan meningkatkan
profesionalisme tenaga Menciptakan konrdinasi dan
Menciptakan suasana lingkungan
keperawatan yang handal dalam komunikasi yang efektip dengan
kerja yang sehat dengan
perawatan bedah sesuai dengan semua pelayanan yang terlibat
mengutamakan kekompakan dan
perkembangan ilmu dan didalam melaksanakan asuhan
budaya berfikir positif
teknologi denagn tetap secara konfrehensip
megedepankan sikap terapeutik.

Berperan, berkontribusi dan


mepasilitasi penelitian
keperawatan bedah yang
berkelanjutan
VISI

Profesional dan unggul dalam perawatan


bedah
Motto Ruangan Nuri
“cermat dalam berfikir tanggap dalam pelayanan”

Kapasitas Unit Ruang


Ruang Nuri merupakan ruangan bedah yang bertempat di lantai
dua, Ruang Nuri memiliki beberapa ruangan diantaranya 8 ruang
rawat inap, 1 ruang kepala ruangan, 2 nurse station,1 Kamar
Perawat, 1 administrasi, dan 10 toilet untuk karyawan maupun
pasien.
Man
Tenaga Perawat Pasien dalam 3 bulan terakhir

Jumlah tenaga perawat yang No. Bulan Masuk


APS
Keluar

Hidup Mati

ada dikumala berjumlah 20 1. Februari 107 0 112 0

perawat, diantaranya 7 Ners, S1 2. Maret 124 0 124 0

Keperawatan 1 orang dan 12 3. April 81 0 81 0

orang berasal dari D3


Keperawatan.
Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Nuri
2019

No Nama Penyakit Jumlah

1 Fraktur 28

2 Apendisitis 13

3 Hill 27

4 Tumor 15

5 Abses 18

6 Ileus 6

7 Impaksi 11

8 DM 14

9 Hemoroid 7
CKR 14
M2 (MATERIAL)
Kelengkapan peralatan di Ruang Nuri sudah cukup lengkap dan sudah memenuhi
standar.
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan/M3 Metode
Diruang Nuri Menggunakan SP2KP dengan metode Primer dan Tim

Pada Dinas Pagi, Sore, dan Malam menggunakan


metode tim yaitu karu + katim menjalankan tugas
manejerial dan asuhan keperawatan, sedangkan
perawat pelaksana murni bertugas menjalankan
asuhan keperawatan.
Asuhan Keperawatan
No. Item Penilaian Persentasi
1 Pengkajian 100

2 Dignosa keperawatan 100

3 Intervensi keperawatan 100

4 Implementasi 100

5 Evaluasi 100

Rata-rata 100
Pembiayaan (M4-Money)

Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana rumah sakit, sumbangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan badan layanan Umum Daerah (BLUD).

No Jenis pembiayaan Jumlah

1 BPJS 157
2 Jasa Raharja 3
3 SKTM 18
4 Swasta 31
5 Umum 1
Total 210
Pemasaran (M5-Marketing/Mutu)
• Program keselamatan pasien merupakan usaha untuk menurunkan angka kejadian yang
Keselamatan
tidak diharapkan selama masa perawatan di rumah sakit, hal ini mempengaruhi
Pasien (Patient
Safety)
kepuasan pasien dan akan merugikan rumah sakit.

• Tidak ada kejadian flebitis selama 3 bulan terakhir di Ruang Nuri


Angka Flebitis

• Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medik Ruang Nuri tidak ditemukan
Resiko Jatuh
pasien dengan resiko jatuh
Fungsi manajemen keperawatan di ruangan

Ruang Nuri dipimpin oleh kepala ruangan dan


supervisor serta dibantu oleh 3 ketua tim.
Standar Operasional Prosedur
• Adapun unsur metode yang ada di Ruang Nuri Rumah Sakit
Daerah Idaman Banjarbaru sudah mempunyai beberapa
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk proses tindakan
keperawatan. Standar Operasional prosedur yang sudah ada di
Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru
Standar Kinerja
Dari aspek penilaian yaitu pengkajian,
diagnosa, rencana tindakan, evaluasi dan
catatan perkembangan didapatkan sudah
sesuai dengan penerapan standar asuhan
keperawatan.
ALUR PELAYANAN PASIEN MASUK DAN KELUAR

1. Ruang
1. poliklinik 1. IGD perawatan TPPO
lain

Pulang sembuh
Pulang pasien Ruang
Administrasi Perawatan
Pindah ruangan Rawat Inap
meninggal
Ketenagaan
• Sistem Penghitungan Tenaga

Berdasarkan data observasi yang didapat di ruang Nuri pada tanggal 7-9 Mei
2019 jumlah pasien sebanyak 2 orang. Adapun jumlah pasien yang berada di
ruangan Nuri Lantai 2 adalah 2 orang.
• Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7-8 mai 2019 diperoleh data jumlah kebutuhan perawat sebagai
berikut:
• Tingkat ketergantungan minimal 2 pasien : Kebutuhan jam perawatan
• Jam perawatan langsung
• Minimal= 2 jam x 2 orang = 4 jam= 240 menit
• Jam perawatan tidak langsung
• Minimal = 1 jam x 2 orang = 2 jam= 120 menit
• Jam Penyuluhan
• Minimal= 15 menit x 2 orang = 30 menit
• Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam satu hari untuk 2 orang pasien adalah 390 menit atau 6.5 jam.
• Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perhari adalah 6,5 jam : 2 pasien = 3.25 jam = 3 jam
• Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu.
Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama
40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:
• [ (3x 52 x 7 x 29]+ 125%
• TP =
• 41 (mg) x 40 (jam)

• 31.668+ 125%
• =
• 1640

• = 19,3 = 19 orang

• Jadi, jumlah seluruh tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 19 orang, untuk tenaga
keperawatan di Ruang Nuri ada 20 orang jadi di ruang kumala kelebihan tenaga kerja
keperawatan sebanyak 1 orang.
Pengaturan Jadwal Dinas

• pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala Ruangan dengan


menempatkan KATIM pada shift pagi dan perawat pelaksana paling banyak yang
dinas pada shift pagi. Pembagian perawat yang berdinas setiap harinya seimbang
anatara shift pagi, siang, dan malam, selalu ada perawat penanggung jawab
disetiap shift. Apabila shift pagi, maka perawat penanggung jawab adalah KATIM,
dan untuk shift siang dan malam yang bertanggung jawab adalah perawat yang
berdinas dan diserahi tanggung jawab oleh KATIM.

Fungsi Pengarahan
Timbang terima (Hand Over)
• Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan.
Pre dan Post Conferent

Berdasarkan observasi pre conference dilakukan setiap pergantian shif, semua perawat di
ruangan mengikuti namun di beberapa pergantian shif ada perawat yang tidak mengikuti.
Saat wawancara perawat diruangan mengatakan isi dari pre conference adalah rencana
tindak lanjut. Waktu pergantian shift malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita, pagi ke sore
sekitar 14.00 wita, sore ke malam sekitar 21.45 wita.

Berdasarkan observasi post conference dilakukan setiap pergantian shif, semua perawat
di ruangan mengikuti namun di beberapa pergantian shif ada perawat yang tidak
mengikuti. Saat wawancara perawat diruangan mengatakan isi dari post conference
adalah hasil tindak lanjut. Waktu pergantian shift malam ke pagi sekitar pukul 08.00
wita, pagi ke sore sekitar 14.00 wita, sore ke malam sekitar 21.45 wita.
Motivasi Kepada Perawat
• Kepala ruangan memotivasi katim dan perawat pelaksana saat timbang terima
pergantian dinas malam ke pagi sekitar pukul 08.00 wita dan kadang-kadang saat
pergantian dinas pagi ke sore.
Pendelegasian

• Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan 07-09 Mei2019,


pendelegasian sudah berjalan dengan baik dengan mementingkan tanggung
jawab, kemampuan dan wewenang. Saat observasi pendelegasian dari kepala
ruangan ke katim dan katim ke perawat pelaksana serta mahasiswa yng berdinas
berjalan baik sesuai dengan tiga komponen.
Supervisi

• Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan 07-09 Mei 2019, supervisi sudah
dilakukan oleh ruangan. Saat wawancara tugas supervisi dilakukan katim. Saat shif
sore ke malam supervisi dilakukan oleh tenaga kerja lain diluar ruangan untuk
mendata jumlah pasien dan kegawatan pasien.
Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas


secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan sudah dilaksanakan secara optimal oleh ruangan.
Output
Indikator Pelyanan Efesiensi Ruangan, SAK
(instrumen ABC)

•Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS,


BTO, TOI)
BOR
• BOR adalah presentasBOR = Jumlah Hari Perawatan x 100%
• Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari Dalam 1 Periode
• = 905 x 100%
• 29 x 89
• = 35,0%

ALOS = Jumlah Lama Dirawat
Jumlah Pasien Keluar
= 905 = 3 atau 3 hari
317

BTO = Jumlah Pasien Keluar


Jumlah Tempat Tidur
= 317 = 11 atau 11 kali
29
• TOI = ((Jumlah Tempat Tidur x periode) - Hari perawatan)
• Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
• = (29 x 89 ) - 905
• 317
• = 5,2 atau 5 hari
GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya x 1000 permil
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
= 0 x 1000 permil = 31.700permil
317
Instrumen ABC Pelaksanaan SAK

• Instrumen Dokumentasi
Hasil evaluasi penerapan SAK (instrumen ABC)
1.Instrumen A
Berdasarkan data pengumpulan data Instrumen A hasil rata-ratanya adalah 100%.
No. Item Penilaian Persentasi

1 Pengkajian 100

2 Dignosa keperawatan 100

3 Intervensi keperawatan 100

4 Implementasi 100

5 Evaluasi 100

Rata-rata 100

100 %
Hasil Kepuasan Pasien
• Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13 April 2019

NO Kepuasan pasien Persentasi (%)

1 Puas 100
2 Kurang Puas 0
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG
Prioritas Masalah ANCAMAN
1.
• prioritas maslah1. manajemen
Jumlah tenaga perawat ners 6 orang, sarjana
keperawatan S1 dan diploma III keperawatan 14
dari 20 perawat.
keperwatan diruang perawatan.
Masih banyaknya perawat D3 sebanyak 14 perawat (70%) 1. Bisa melanjutkan ke jenjang selanjutnya untuk menambah
wawasan dan ilmu
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional, makin tingginya kesadaran
orang. masyarakat akan pentingnya kesehatan, kebijakan
pemerintah tentang kesehatan dan adanya peningkatan
standar masyarakat yang harus dipenuhi.

1. Ruangan memiliki 16 SAK 1. SAK yang dimiliki tidak lengkap


1. Asuhan keperawatan tidak sesuai dengan SAK, dan
1. Dapat meningkatkan mutu pelayan dan mempercepat memperlama hari rawat.
penyembuhan pasien.
1. Belum dicetaknya struktur organisasi, hanya dalam bentuk
file 1. Tidak jelasnya pembagian peran dalam ruangan
1. Sudah ada struktur organisasi yang dibuat
1. Adanya struktur organisasi yang jelas terlihat
1. Jika meminta alat-alat baru akan memerlukan waktu.

1. Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana 1. Terlambatnya pemasukan alat baru karena terkendala
1. Adanya dana APBD dan untuk meningkatkan
rumah sakit, sumbangan Anggaran Pendapatan waktu.
dan Belanja Daerah (APBD) dan badan layanan pelayanan rumah sakit
Umum Daerah (BLUD). Dukungan dana BLUD untuk peningkatan SDM dan
fasilitas rumah sakit.
2. Adanya perawat yang mengikuti pelatihan 1. Masih adanya 8 dari 20 perawat yang tidak mengikuti
• Metode pembobotan diataspelatihan
menghasilkan
BTCLS. urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu,
sebanyak 12 perawat sudah mendapatkan
keterbatasan sumber daya dan kewenangan, urutan prioritas sesuai masalah adalah :
pelatihan BTCLS.
3.
• Belum optimalnya pelaksanaan pemulangan pasien (disscharge planning).
Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip
1. – 1. Adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan 1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
tentang teknik penyampaian timbang terima yang lebih professional, makin tingginya kesadaran
kerja melalui pelatihan dan meningkatkan pendidikan
dihadapan pasien. masyarakat akan pentingnya kesehatan, kebijakan
pemerintah tentang kesehatan dan adanya peningkatan
1. – standar masyarakat yang harus dipenuhi.
1. Tidak ada poster daftar nama untuk obat High 2. Kondisi pasien tersampaikan secara menyeluruh
Alert (ada label High Alert yang sudah tertempel 1. Perawat berpotensi salah dalam memberikan obat akibat karena berhadapan langsung dengan pasien.
pada obat) dan LASA (tidak ada poster label nama obat yang membingungkan (LASA) karena obat
yang tidak berlabel.
PLAN OF ACTION (POA)
BIAYA
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN INDIKATOR KEBERHASILAN WAKTU PENANGGUNG JAWAB

1 Kurang optimal Untuk mencegah 1. Membangun kembali Dilakukannya Role play Puspita
upaya resiko kesalahan kesadaran dengan pembuatan dilaksanakan Wulandari
penanggulangan pemberian obat membuat poster dan poster dan pada tanggal
resiko kesalahan dengan nilai stiker obat High Alert stiker obat 13 Mei – 26 Anggota :
dalam pemberian capaian 100% 2. Melakukan sosialisai High Alert oleh Mei 2019 Mariatul
obat High Alert tentang jenis obat High mahasiswa Kiftiyah
Alert stase Rudianor
manajemen. Ratna
dan dapat Windari
diimplementasi
kan diruangan
TERIMA KASIH

You might also like