You are on page 1of 49

LAPORAN HASIL TUTORIAL

KELOMPOK 10
 FADILAH SARI (04061001001)
 RISKI NOFANI (04061001027)
 SEISKA MEGA (04061001035)
 MAGDALENA ARIANI (04061001048)
 HERABARADENA PUTRI (04061001050)
 RITAHERLINA (04061001056)
 M.RILWANU (04061001060)
 ALMUBDI JAYA (04061001118)
 YUVARANI .R (04061001137)
 THAVAMALAR .S (04061001138)
 TENGKU NURAIHAN (04061001142)
 NURUL HUSNA (04061001143)
Stimulus 1

Mrs. Bunga, 38 years old (G3P2A0), from middle income


family comes to the public health center with chief
complain vagina bleeding. She also complains
abdominal cramping, and has missed her period for
about 8 weeks. The patient also feels nausea,
sometimes has vomiting and breast tenderness. A
year ago she complained about vagina discharge with
smelly odor and sometimes accompanied by vulvar
itchy. The youngest child is 6 years old. Her husband is
a truck driver.
Stimulus 2:

Physical examination findings:


Height: 155 cm, Weight 50 kg, Blood Pressure =
120/80 mmHg, pulse rate 80 x/mnt, RR 20
x/mnt. Palpebral conjunctival looked normal,
hyperpigmented Areola of breasts.
Stimulus 2
Gynaecological examination:
External examination:
Abdomen flat and souffe, symmetric, uterine fundal not palpable,
there is no mass, no pain tenderness and no free fluid sign.
Internal Examination
 Speculum examination: portio livide, external uterine ostium close
with blood comes out from external uterine ostium, there is no
vaginal discharge, cervical erosion, laceration, or polyp.
 Bimanual examination: cervix is soft, the external uterine ostium
close, no cervical motion tenderness, uterine size about 8 weeks
gestation, both adnexa and parametrium within norma limit.
Stimulus 2:

 Laboratoy findings
 Hb 10 g/dL, Ht 31%, RBC 3,1 mill/mm, WBC
15.000, diff. count: 0/4/4/4/30/50/8
 ESR 20 mm/hour.
 Blood film: anemia normocytic normochrome
with eukositosis ang absolute lymphocytosis.
 Urine: pregnancy test (βHCG) positif.
 G3P2A0 : hamil tiga kali, melahirkan dua kali, dan belum pernah abortus.
 Vaginal bleeding : perdarahan yang keluar melalui vagina.
 Abdominal cramping : nyeri yang diakibatkan oleh spasme otot pada daerah abdomen.
 Breast tenderness : sensitivitas yang meningkat abnormal pada payudara, berupa nyeri
yang dirasakan pada suatu rangsangan sentuhan atau tekanan.
 Nausea : sensasi ingin muntah.
 Vomiting : pengeluaran isi lambung melalui mulut akibat rangsang pada n. vagus.
 Vaginal discharge with smelly odor : secret atau caairan dari vagina yang berbau busuk.
 Vulvar itchy : sensasi ingin digaruk yang terjadi pada vulva.
 Hyperpigmented areola of breast : perubahan warna areoa pada kelenjar mammae
menjadi lebih gelap.
 Souffle : lemas, tidak ada kontraksi otot yang menyebabkan ketegangan.
 Portio livide : cirri kehamilan dimana ditemukan perubahan keunguan pada portio.
 Cervical erosion : pengikisan pada lapisan cervix.
 Laceration : robekan
 Polyp : suatu massa yang menonjol yang berasal dari membrane mukosa.
 Leucocytosis : peningkatan leukosit melebihi normal.
 Absolute lymphocitosis : peningkatan imfosit secara nyata
 βHCG :hormone yang dihasilkan oeh sel trofoblast.
 Mrs Bunga, 38 tahun (G3P2A0) dari keluarga ekonomi menengah dengan keluhan utama
perdarahan vagina datang ke puskesmas.
 Dia juga mengatakan bahwa ia sudah tidak menstruasi seama 8 minggu.
 Pasien juga merasa mual, kadang-kadang muntah dan breast tenderness.
 Setahun yanglalu, ada vagina discharge dengan bau busuk dan kadang-kadang gatal pada vuva.
 Anak terakhir berusia 6 tahun dan suaminya supir truk.
 Pemeriksaan fisik: areola payudara hiperpigmentasi.
 Pemeriksaan dalam:
 Portio livide
 Darah keluar dari OUE yang tertutup
 Pada pemeriksaan bimanual ditemukan adanya ukuran uterus seusia 8 minggu kehamilan.
 Lab:
 Hb menurun
 Ht menurun
 RBC menurun
 WBC meningkat
 Diff count: peningkatan limfosit dan monosit
 ESR meningkat
 Blood film: Leucocytosis Absolute, lymphocitosis, βHCG, dan anemia normocytic
normochrome.
 Bagaimana anatomi, fisiologi pada kehamilan 8 minggu?
 Factor resiko
 Bagaimana pengaruh usia terhadap kehamilan yang dialaminya?
 Bagaimana pengaruh jarak kehamilan 6 tahun?
 Bagaimana pengaruh G3P2A0 terhadap kehamilan dalam kasus ini?
 Apa hubungan antara pekerjaan suaminya dengan infeksinya satu tahun lalu?
 Perdarahan vagina pada kehamilan (8 minggu):
 Etiologi
 Dampak
 Factor resiko
 Mekanisme
 Abdominal cramping pada kehamilan:
 Etiologi
 Dampak
 Mekanisme
 Siklus menstruasi
 Bagaimana siklus menstruasi yang normal?
 Mengapa sikus menstruasi terhenti selama kehamilan (tidak menstruasi
selama 8 minggu)?
 Bagaimana hubungan nausea, vomiting, dan breasts tenderness dengan
kehamilan?
 Infeksi setahun yang lalu:
 Penyakit apa saja yang mennyebabkan vaginal discharge berbau busuk?
 Apa dampaknya terhadap organ reproduksi dan kehamilan sekarang?
 Mengapa vaginal discharge sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan
ginekologi?
 Bagaimana penegakan diagnosis?
 Anamnesis tambahan
 Interpretasi pemeriksaan fisik, ginekologi dan lab
 Pemeriksaan tambahan yang diperlukan
 Diagnosis banding
 Diagnosis kerja
 Definisi
 Etiologi
 Epidemiologi
 Factor resiko
 Manifestasi klinis
 Patofisiologi
 Penatalaksanaan
 Prognosis dan komplikasi
Mrs. Bunga (38 tahun), G3P2A0 mengalami
abortus, dengan factor predisposisi infeksi.
 Ukuran mencapai seukuran buah anggur – diameter
sekitar 2.5 cm. Sudah berbentuk manusia.
 Telah terjadi pembentukan kelopak mata dan telinga ;
kadang-kadang terlihat adanya pangkal hidung.
 Tungkai dan lengan sudah terbentuk secara lengkap.
 Jari-jari sudah semakin panjang dan terpisah satu
sama lain.
 Genitalia eksterna sudah terbentuk

 Fisiologi:
 Sirkulasi melalui tali pusat di mulai
 Penyatuan vili chorealis belum terlalu dalam.
kemampuan rahim
untuk menerima
bakal janin atau Penurunan
embrio kemampuan untuk
Usia >35
dibuah
kesulitan untuk
sel telur tua
melekat di lapisan
dalam ovarium Kehilangan kemampuan untuk
lendir rahim atau
menghasilkan hormone,
endometrium
terutama estrogen dan
sulit untuk ovulasi
progesterone

Risiko keguguran
 Infertilitas sekunder yang diduga disebabkan oleh ibu
memakai kontrasepsi:
 Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga
implantasi terganggu dan abortus terjadi
 Menghambat pergerakan tuba
 Kelebihan progesterone bisa meningkatkan infeksi
terhadap kandida albicans, sehingga ditemukan
fluor albus
 Sedangkan efek samping serius dari AKDR bisa terjadi
infeksi pelvic dan endometritis. Jika timbul kehamilan
dengan AKDR in situ, 50 % pasien akan mengalami
abortus.
 Tidak ada
 Adapun pekerjaan suami Mrs. Bunga sebagai
sopir truk bisa diduga sebagai factor risiko
timbulnya infeksi menular seksual pada
Mrs. Bunga. Hal ini disebabkan oleh gaya
hidup seorang sopir di Indonesia biasanya
memilki gaya hidup seks bebas. Hal ini akan
mempermudah transmisi bakteri, jamur, atau
pun virus penyebab infeksi pada Mrs. Bunga.
Etiologi:

 Abortus
 Kehamilan ektopik terganggu
 Mola hidatidosa
Factor resiko
 Usia ibu lanjut
 Risiko ibu terkena aneuploidi adalah 1:80, pada usia diatas 35
tahun karena angka kejadian kelainan kromosom/trisomi akan
meningkat setelah usia 35 tahun.
 Riwayat obstetric/ginekologi yang kurang baik
 Riwayat infertilitas
 Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan (Misalnya
DM, penyakit imunologi sistemik)
 Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dll)
 Paparan dengan zat kimia (rokok, obat-obatan, alcohol, radiasi ,
dll)
 Trauma abdomen / pelvis
 Kelainan kromosom (trisomi/monosomi)
Mekanisme
Terjadi perdarahan desidua basalis (karena kerusakan
sebagian atau seluruh bagian mudigah yang
disebabkan oleh recurent infeksi dan lingkungan
endometrium terganggu saat infeksi STD tahun lalu)
 diikuti nekrosis jaringan sekitar villi koriales tidak
dapat menembus desidua
menyebabkan hasil consepsi terlepas
sebagian/seluruhnya
sehingga menjadi benda asing di uterus
kontraksi uterus untuk mengeluarkan isisnya
 vagina bleeding
Dampak:

 Perdarahan, perforasi, syok, dan infeksi.


 Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
Etiologi

 Jawab:
 Reaksi fisiologis dari rahim secara periodic karena rahim sedang berisi
(sejak trisemester kedua kehamilan).
 Gangguan asupan oksigen ke rahim sehingga aliran darah pun menjadi
tidak lancar.
 Asupan gizi ibu hamil yang kurang bagus.kemungkinan karena adanya
pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament
merenggang untuk menyokong rahim.
 Kekurangan Ca  diatas Umur sekitar 20 tahun biasanya kadar kalsium
dalam tubuh kita jadi berkurang.
 Recurrent infeksi di uterus  menyebabkan inflamasi pada plasenta,
selaput ketuban terjadi inflamsi dibawah abdomen abdominal
cramping.
 Usaha uterus untuk mengeluarkan benda asing
Dampak:

 Premature
 Abortus
 Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas
menempel pada dinding uterus (melakukan
implantasi) dan melepaskan hormon korionik
gonadotropin.
 Hormon ini juga memperpanjang usia corpus
luteum.
 Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron
 Payudara (tegang dan membesar),
 Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara.
 Progesteron berperan dalam perkembangan system alveoli kelenjar
susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan
menyebabkan sensasi noduler pada payudara.
 Chorionic somatotropin (HCG) ini menyebabkan pembesaran payudara
yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap
sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting
susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan
sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu).
 Rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Hiperemesis
pada kehamilan digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari
trimester pertama. Disebabkan oleh rangsangan HCG terhadap lambung
dimana sekresi asam lambung akan meningkat
Penyakit apa saja yang mennyebabkan vaginal
discharge berbau busuk?

 Factor resiko suami supir truk


 Vaginitis bakterilalis
 Vaginitis trikominiasis
 Vaginitis akibat jamur
Apa dampaknya terhadap organ reproduksi dan
kehamilan sekarang?

 Jika trikomoniasis, maka dampaknya adalah :


 Premature rupture membrane
 BBLR (berat badan lahir rendah)
 Abortus
 Jika vaginosis bakterialis, maka dampaknya adalah :
 Abortus spontan pada TS I dan II
 Kelahiran premature
 Ruptus membrane premature
Mengapa vaginal discharge sudah tidak
ditemukan pada pemeriksaan ginekologi?

 Kemungkinan sudah sembuh.


 Kemungkinan infeksi naik ke endometrium
Anamnesis tambahan

 Berat badan sebelum hamil


 Riwayat kehamilan sebelumnya
 Riwayat trauma
 Riwayat keluarnya jaringan dari vagina
 Peningkatan suhu badan
 Riwayat penyakit sebelumnya
 Riwayat pengobatan sebelumnya
 Riwayat kontrasepsi
Pemeriksaan fisik, ginekologi dan lab
Hasil pemeriksaan fisik Nilai normal Interpretasi

Height-155cm
Weight-50kg normal
-BP 120/80mmHg 120/80mmHg normal

- HR 80x/m 60-100x/m normal


- RR 20 x/minute 16-24 normal
-palpebralconjunctival looked normal
normal
-hyperpigmentation areolar of breast - Linea nigra-hiperpigmentasi kulit di daerah areolar,puting
susu,midline abdomen bawah dan umbilikus sampai pubis akibat
peningkatan estrogen dan progesteron yang berlebihan yang
memicu kepada perlepasan MSH(melanosit stimulating hormon)
yang mernsangkeluarnyamelanosfor..menunjukkan tanda kehamilan
Gynecologigical examination
External examination
Abdominal flat and soufle,symmetric,uterine fundal not
palpable,there is no mass, no pain tenderness and no normal
Pemeriksaan fisik, ginekologi dan lab
Internal examination
Speculum examination
Portio livide Kemerah-merahan Tanda Chardwick-terjadinya perubahan warna pada porsio akibat
adanya bendungan vaskuler..menunjukkan terjadinya kehamilan

Externum uterine ostium close Masih belum terjadinya dilatasi serviks yg menunjukkan tanda2
kehamilan
Blood come out from OUE Terjadinya perdarahan disebabkan oleh
abortus,tumor,molahidatidosa,lacerasi,perlukaan
Dlm kasus perdarahan oue mungkin disebabkan terjadinya aborsi

No vaginal discharge,cervical erotion,laceration or polyp Normal

Bimanual examinationcervix is soft Tanda kehamilan

Uterine sizw about 8 weeks gestation Tanda kehamilan

Both adnexa and parametrium within normal limits Normal


Pemeriksaan fisik, ginekologi dan lab
Pemeriksaan laboratorium Pada kasus normal Interpretasi

Hb (gr/dl) 10 12-16 Anemia ringan


 Kadar Hb 10-8 gram: anemia ringan.
 Kadar Hb 8-5 gram: anemia sedang.
 Kadar Hb kurang dari 5 gram: anemia
berat.
Indikasi penurunan Hb: anemia, kekurangan
vitamin, mineral, dan asam amino, perdarahan,
infeksi dan peradangan

Ht(%) 31 35-45 menurun

RBC(mill/mm) 3,1 4,2-5,4 Menurun

WBC 15,000mm3 5,000-10,000 Meningkat-infeksi, inflamasi, penyakit imun,


hipersensitifitas, gangguan metabolik
Diff count 0/4/4/30/50/8 0-1/0-4/0-3/40- Peningkatan limfosit-adanya infeksi kroniks
60/13-46/3-9 Indikasi Differential count
-Ganguan metabolik
-Penyakit infeksi
-Proses peradangan
-Penyakit imun
-Gangguan lain (toksoplasmosis, limfofitosis
infeksiosa)
-Penyakit keganasan, pemyakit kolagen-
vaskular
-Alergi

ESR 20mm/hour <10mm/hour Meningkat-infeksi

Blood film

Anemia nomocyter nomocrome Terjadinya anemia dengan bentuk dan


ukuran yang normal

leukositosis infeksi

Absolute limfositosis Infeksi kroniks


 Pemeriksaan tambahan yang diperlukan

 USG
 Menentuan adanya kehidupan janin atau
tidak,
 Melihat gerakan dan denyut jantung janin
 Untuk mengethui keadaan plasenta
apakah sudah terjadi pelepasan atau
belum
 Kutur mikroorganisme
Gejala dan tanda Mola hidatidosa Abortus imminens KET
Vagina bleeding + + +
Riwayat infeksi +/- +/- -
Pembesaran uterus Tidak sesuai umur kehamilan (> Sesuai umur kehamilan Sesuai umur kehamilan
besar)

Portio livide + + +
OUE tertutup + + +
Laserasi cervix - - -
Beta HCG + + +
Riwayat infeksi - +/- -
Demam - - -
Leukositosis - +/- -
Vaginal discharge - - -
Nyeri tekan pada uterus + - -

Nyeri goyang pada cervix - - +

Parametrium dan adneksa Normal Normal Ada janin

Janin - Hidup Hidup/mati


Definisi

 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil


konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasan ialah hamil kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
 Abortus imminens adalah suatu abortus tingkat
permulaan dan merupakan ancaman terjadinya
abortus, ditandai dengan perdarahan pervaginam,
ostium uteri eksterna masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.
Epidemiologi

 Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar


antara 10 dan 15 % (Prawirohardjo dan Wiknjosastro,
2000).
 Rekurensi terjadinya abortus sebanyak 20 % jika
terdapat riwayat 1 kali abortus spontan sebelumnya,
35 % jika terdapat riwayat 2 kali abortus spontan
sebelumnya, 50 % jika terdapat riwayat 3 abortus
spontan sebelumnya, dan 30 % jika terdapat riwayat 3
kali abortus spontan sebelumnya dan telah 1 kali
mengalami partus spontan ( Naylor, 2005)
Klasifikasi
 Abortus spontan abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi
dari luar.
 Abortus buatan (pengguguran=aborsi=abortus provokatus)
 Abortus medisinalis
 Abortus kriminalis

Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:


 Abortus membakat (imminens)
 Abortus insipiens.
 Abortus inkomplit
 Abortus komplit
 Missed abortion
 Abortus habitualis
 Abortus infeksiosa
 Abortus septik
Etiologi:

 Factor genetic
 Kelainan congenital uterus
 Autoimun
 Defek fase luteal
 Infeksi
 Hematological
 Lingkungan
 Factor risiko
 Usia ibu lanjut
▪ Risiko ibu terkena aneuploidi adalah 1:80, pada usia diatas 35 tahun
karena angka kejadian kelainan kromosom/trisomi akan meningkat
setelah usia 35 tahun.
 Riwayat obstetric/ginekologi yang kurang baik
 Riwayat infertilitas
 Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan
(Misalnya DM, penyakit imunologi sistemik)
 Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dll)
 Paparan dengan zat kimia (rokok, obat-obatan, alcohol,
radiasi , dll)
 Trauma abdomen / pelvis
 Kelainan kromosom (trisomi/monosomi)
Manifestasi klinis

 Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu


 Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
 Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus
 Pemeriksaan ginekologi :
 Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau
tidak bau busuk dari vagina
 Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup,ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak jaringan berbau busuk dari
ostium
 Vaginal toucher : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglasi tidak
menonjol dan tidak nyeri
 Pemeriksaan Penunjang
 Tes Kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
 Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
 Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
 Memeriksa vital sign
 Tirah baring sampai perdarahan berhenti
 Spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi
 Tambahan hormon progesteron atau derivatnya untuk
mencegah terjadinya abortus lebih lanjut
 Antibiotic
▪ penisilin atau ampisilin ditambah gentamisin dan metronidazol
 Kuratase minimal 6 jam setelah antibiotika yang adekuat
diberikan  bila janin sudah mati
 Jika janin mati, ibu dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan
kemudian (jika perlu gunakan kontrasepsi kondom atau pil).
 Tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2
minggu
 Prognosis dan komplikasi
 Prognosis:
 Pada kasus : BAIK
 Beta HCG masih positif
Komplikasi:

Jangka pendek Jangka panjang Kehamilan selanjutnya


 Abortus incipiens  Nyeri panggul  Kehamilan ektopik
 Sepsis menahun  Persalinan
 Perdarahan lebih  Penyakit radang premature
banyak panggul  Abortus spontan
 Trauma genital dan  Oklusi tuba
abdominal  Infertilitas
 Perforasi uterus sekunder
 Keracunan bahan
abortifasien

You might also like