You are on page 1of 31

DISTOSIA

Adalah : kesulitan dalam jalannya persalinan.


Dibagi menjadi 3 golongan :
Kelainan Tenaga (kelainan His)  POWER
Kelainan Janin  PASSENGER
Kelainan Jalan lahir  PASSAGE
DISTOSIA KARENA KELAINAN
TENAGA (“POWER”)
Definisi : His yang tidak Normal, kekuatan dan sifatnya,
sehingga menghambat kelancaran Persalinan.

His Normal :
– Tonus otot rahim diluar his tidak tinggi, meningkat saat
his. Terdapat 2 fase pembukaan serviks : fase laten
dan fase aktif.
– Kontraksi dimulai pada salah satu kornu, kanan/kiri,
kemudian menjalar keseluruh otot rahim.
– “ Fundal Dominan “ fundus berkontraksi lebih dulu,
lebih lama dari bagian lain.
– Sifat His : lamanya, kuatnya, teraturnya, frekuensinya
dan relaksasinya serta nyerinya.
INERSIA UTERI

Adalah : his yang sifatnya lebih lemah dan lebih jarang


dibandingkan dengan his yang normal.
Dibagi atas 2 keadaan :
Inersia Uteri Primer  kelemahan His sejak permulaan
persalinan.
Inersia Uteri Sekunder  kelemahan His yang timbul
setelah adanya His yang kuat dan teratur dan dalam
waktu yang lama.
Pengelolaan :
– Periksa kemajuan persalinan : keadaan serviks,
presentasi & posisi janin, turunnya bagian terbawah
janin dan keadaan panggul.
 tentukan sikap; misalnya :
- letak kepala : perbaikan His  Oksitosin drip 5 Unit
dalam 500 ml D5% mulai 8 tetes/menit, dinaikan 4
tetes tiap 30 menit sampai 20 tetes / menit.
– Bila CPD : SC.
– Bila partus lama (>18 jam) : akhiri persalinan.
TETANIA UTERI
Adalah : His yang terlampau kuat dan terlalu sering
sehingga tidak ada Relaksasi Rahim.
Dapat menyebabkan :
– Partus Presipitatus (Persalinan kurang 3 jam).
– Luka jalan lahir yang luas : Serviks,Perineum,Vagina.
– Perdarahan Intrakranial pada bayi.
Pengelolaan :
– Obat penenang : Morfin, Luminal dll, asal janin tidak
akan lahir dalam waktu dekat (4-6 jam) kemudian.
– Bila ada Obstruksi SC.
– Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat
dilakukan, karena janin tiba-tiba lahir dan cepat.
Pengelolaan :
– Bila dijumpai pada awal persalinan : Evaluasi
menyeluruh  cari penyebab.
– Partus lama / terlantar :
Infus D5% atau NACL 0.9% 1 liter dalam 1 jam I.
Bila his nyeri berlebihan  Inj Pethidin 50 mg.
Antibiotika : Ampisillin / Amoksillin inj.
Bila perlu SC.
INCOORDINATE UTERINE ACTION
(AKSI UTERUS TAK BERKOORDINASI)

Adalah : sifat His yang berubah – ubah tidak koordinasi,


dan sinkronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya
Tidak efisien untuk pembukaan serviks  dapat terjadi
partus tak maju akibat lingkaran kontriksi.
Penanganan :
– Kurangi rasa takut, cemas, tonus otot dengan
analgesia dan penenang seperti : morfin, valium /
diazepam.
– Bila partus lama  akhiri persalinan (EV / EF / SC).
DISTOSIA KARENA KELAINAN LETAK
DAN BENTUK JANIN (“ PASSENGER ”)
KELAINAN PADA LETAK KEPALA
LETAK DEFLEKSI (LETAK KEPALA TENGADAH).
a.Presentasi puncak kepala :
– bagian terbawah adalah puncak kepala  VT teraba
ubun-ubun besar (UUB).
– 1% dari seluruh persalinan.
– Etiologi : kelainan panggul, kepala bentuk bundar,
janin kecil / mati, kerusakan dasar panggul.
– Dalam persalinan ubun-ubun di depan Glabela di
bawah bawah simfisis sebagai Hipomoklion, lingkaran
kepala yang melewati panggul adalah Planum Fronto-
Oksiput (34 cm)  partus lebih lama; 75% dapat
lahir Spontan.
– Komplikasi :
Ibu : partus lama robekan jalan lahir yang luas.
Janin : moulage yang hebat  mortalitas 9% .
b. Presentasi muka (Face Presentation)
– Letak muka defleksi (tengadah)  bagian yang terletak
paling rendah adalah muka.
– Letak Defleksi maksimal, Oksiput + punggung
berhubungan rapat.
– 0.27 - 0.5 % dari seluruh persalinan.
– Etiologi :
Primer : anensefalus, hidrosefalus, anomali
kongenital, struma, sigroma koli, lilitan tali pusat di
leher.
Sekunder : panggul sempit, tangan disamping
kepala, anak besar , placenta Previa /letak rendah,
grande multi para, hidramnion, perut gantung,
posisi, uterus miring.
– Diagnosis :
VT teraba dagu, mulut, hidung, dan Orbita.
Dagu berputar kedepan (mento anterior 80-90%)
atau kebelakang (mento posterior, jarang).
Bila Mento Posterior menetap (posisi mento
posterior persisten )  kepala tak mungkin lahir,
karena defleksi maksimal.
– Pengelolaan :
– Ǿ lengkap : Versi Ekstrasi atau EF / EV.
– Ǿ kecil : SC
– Primigravida : SC.
– Persalinan :
80 – 90% dapat lahir biasa, dengan Planum
Trakeo Parietale : 36cm
Ibu miring ke samping sebelah dagu.
Pengakhiran persalinan (bila Indikasi (+) )

 Anak hidup : EV / EF; SC (mento Posterior).


 Anak mati : Embriotomi,

– Komplikasi :
Presentasi puncak,
Mortalitas : Ibu  3% , janin  15%.
c. Presentasi Dahi
Posisi kepala antara Fleksi dan Defleksi 
dahi pada posisi terendah dan paling depan.
Etiologi  anak kecil /mati, penempatan
dahi persistem, seperti letak muka.
Persalinan  maksila (fosa kanina) sebagai
Hipomoklion dibawah simfisis.
Lingkaran kepala : plano maxille parietale :
35 cm atau diameter mento oksipitalis : 12.5
cm.
Dapat lahir Spontan  coba reposisi jadi
letak belakang kepala atau letak muka.
Janin hidup : Indikasi + syarat terpenuhi 
EV/EF, SC.
Janin mati : Embriotomi.
Prognosis : Letak muka.
Diagnosis : VT teraba ubun-ubun, Orbita,
Glabella, pangkal hidung, dagu tidak teraba.
Etiologi :
– Primigravida tua : kelainan his; Multi / Grande multi :
Inersia.
– Herediter, emosi, ketakutan.
– Salah pimpinan persalinan / salah pemberian
Oksitosin / penenang.
– Kelainan letak janin / CPD  bagian terbawah janin
tidak rapat dengan SBR.
– Kelainan bentuk Uterus : Uterus Bikornis Unikolis.
– Kehamilan prematur, serotinus.
LETAK SUNGSANG

Janin membujur dalam rahim, kepala di fundus dan


bokong di bawah.
Klasifikasi :
– Letak Bokong (“Frank Breech”).
– Letak sungsang sempurna (“Complete Breech”)
75%.
– Letak sungsang tidak sempurna (“Incomplete
Breech”)
Letak kaki sempurna / tidak sempurna 24%
Letak lutut sempurna / tidak sempurna1%.

Posisi Bokong ditentukan oleh sakrum  ada 4 posisi


yaitu : Kiri / Kanan depan, Kiri / Kanan Belakang
Etiologi :
– Fiksasi kepala pada PAP tidak baik / tidak ada :
Panggul sempit, Hidrosefalus, Anensefalus,
Plasenta Previa, Tumor Pelvis.
– Janin mudah bergerak : multi para,
Hidramnion, janin kecil
– Kehamilan ganda.
– Kelainan Uterus : mioma uteri, uteri
arkuatus/bikornis
– Janin sudah lama mati.
– Tidak diketahui.
Diagnosis :
– Kepala di fondus, bagian bawah bokong. DJJ paling
jelas diatas pusat.
– VT : teraba os. Sakrum, tuber Ischii, Anus, kadang-
kadang kaki (pada letak kaki).
Rontgen : bayangan kepala di fundus.
Prognosis :
– Ibu : Robekan perineum, risiko infeksi >
– Anak : Asfiksia akibat tali pusat terjepit kepala dan
panggul, setelah tali pusat lahir  janin harus lahir
dalam 8 menit.
Penanganan :
– Hamil : Versi luar pada UK 34 – 38 minggu
– Kontra Indikasi :Panggul sempit, Hipertensi, Perdarahan
Ante Partum / Plasenta Previa, Hamil kembar.
– Persalinan :
Pervaginam :
a.Spontan.
b.Manual aid (“Partial Extraction”)
Bokong  spontan.
Bahu–lengan  Klasik (Deventer),Lovset,Muller.
Kepala  Mauriceau, de Snoo, Naujoks, Praque
terbalik.
c.Ekstraksi (“Total Extraction”)
Ekstraksi bokong.Ekstraksi kaki.
Bedah Caesar :
 Primi tua,riw. Infertilitas, riw. obstetri jelek, janin
besar, CPD.
LETAK LINTANG
Sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang
ibu secara tegak lurus atau mendekati 90º .
Jika sudut kurang 90º  mengolak (“Oblique”)
Klasifikasi :
– Menururt letak kepala : kepala di kiri / kanan.
– Menurut posisi punggung : depan, belakang, atas,
bawah
Insidens : 0.5 – 2%
Etiologi :
– Fiksasi kepala tidak ada : panggul sempit,
Hidrosefalus, Anensefalus, Plasenta Previa, tumor
pelvis.
– Janin kembar monster.
– Janin mudah bergerak : Hidramnion,
multiparitas, janin kecil, janin mati.
– Kelainan Uterus : Bikornis, Arkuatus, Septum.
Diagnosis :
– Perut membuncit kesamping.
– Fundus lebih rendah dari UK, Fundus / Bagian bawah
kosong.
– Balotemen (kepala) di kanan/kiri.
– DJJ setinggi pusat di kanan/kiri.
– VT : teraba iga, skapula, bahu, ketiak.
Ketiak  tentukan letak kepala (mis: melipat ke
kanan  kepala ke kanan)
Skapula  tentukan letak punggung.
Klavikula  tentukan letak dada.
– Rontgen : letak janin melintang.
Prognosis
– Ibu : Ruptura uteri (Spontan/Introgenik),
partus lama, KPD  Infeksi .
– Anak : Kematian 25 – 40% karena prolap
tali pusat, trauma persalinan, hipoksia, KPD
Penanganan :
– Hamil : Versi luar pada UK 34 – 38 mgg  letak
Kepala / letak sungsang.
– Persalinan :
a. Pervaginam : Versi – Ekstraksi (ø
lengkap),Embriotomi (bayi mati).
b. Bedah Caesar : Anak hidup, Aterm, panggul
normal.
Beberapa cara janin lahir spontan :
– Evolusi Spontanea.
Menurut Denman : bahu lahir, bokong–perut–
dada,kepala.
Menurut Douglas : bahu–dada–perut–bokong,
kepala.
– Conduplicatio Corpore.
Kepala perut berlipat bersama lahir memasuki
panggul.
PRESENTASI GANDA

– Keadaan dimana bagian kecil janin menumbung


disamping bagian besar janin dan bersama memasuki
panggul.
– Etiologi : PAP tidak dimasuki semuanya oleh bagian
terbawah janin : Panggul sempit, janin kecil / mati,
multi para , Gemelli.
– Pengelolaan :
- Reposisi.
- Bedah Caesar.
KELAINAN DALAM BENTUK JANIN
PERTUMBUHAN JANIN YANG BERLEBIHAN
– Berat janin > 4000 gram = “Bayi Besar “
– Frekuensi : 5.3% (4000 gram); 0.4% (> 5400
gram).
– Predisposisi : DM , Post Maturitas, Grande Multi.
– Pengelolaan :
Bila CPD (+)  SC.
Bila CPD (-)  Pervaginam (Resiko Distosia bahu).
Prognosis :
Bayi : Asfiksia, “ Brachial Palsy“, Kematian
janin.
Ibu: Robekan jalan lahir.
HIDROSEFALUS
Definisi : Penimbunan cairan serebrospinal dalam
ventrikel otak  kepala menjadi besar, pelebaran
sutura / ubun-ubun

JANIN KEMBAR MELEKAT


Definisi : perlekatan antara dua janin pada kehamilan
kembar.
2 jenis :
– janin 1 sangat kecil / tidak lengkap, tidak simetris,
penyatuan bagian yang tidak sama.
– Penyatuan Longitudinal / lateral :
- Kepala (kraniopagus), dada (Torakopagus).
- Panggul (Pigopagus), Perut (Onfalopagus).
- Seluruh tubuh dengan 1 kepala (Sinsefalus).
DISTOSIA KARENA JALAN LAHIR (“PASSAGE”)
JALAN LAHIR KERAS (TULANG PANGGUL)
MENURUT CALDWELL & MOLLOY (Rontgenologi &
Anatomi) :
Morfologi Panggul dibagi 4 jenis :
- Panggul Ginekoid : PAP bundar, DT > DAP, PTP &
PBP luas.
- Panggul Antropoid : DAP > DT, Arkus pubis sempit.
- Panggul Android : PAP segitiga dengan
penyempitan ke depan, Spina Iskiadika menonjol,
Arkus pubis sempit
- Panggul Platipeloid : DAP < DT pada PAP, Arkus
pubis luas.
Bila ukuran panggul N, berat janin N  apapun jenisnya ,
dapat lahir pervaginam.
Ukuran lebih kecil  Distosi akibat panggul sempit.
Bentuk panggul Abnormal menurut MUNRO – KERR:

a.perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra


uterin :
panggul Naegele, Panggul Robert, Split Pelvis,
Panggul Asimetris.

b.Perubahan bentuk karena penyakit tulang panggul


dan atau sendi panggul :
Rakitis, Osteomalasia, fraktura Neoplasma, Atrofi /
karies / Nekrosis, penyakit sendi Sakroiliaka & Sendi
Sakrokoksigeus.

c.Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang :


Kifosis, Skiliosis, Spondilolistesis, perubahan bentuk
karena penyakit kaki, Koksitis, Luksasio koksa, Atrofi
/ lumpuh satu kaki.
Diagnosis Panggul Sempit + CPD :
– Pemeriksaan umum :
TBC Kol. Vertebralis, Luksasio Koksa
kongenital, Kifosis, Angkilosis Polio Mielitis.
Tinggi Badan < 145 cm.
Riwayat persalinan.
– Pelvimetri :
Klinis : luar : jangka panggul, Dalam VT
UPD (ukuran panggul dalam).
Rontgen : bentuk dan ukuran panggul
– Osborn Test :
Kepala menonjol diatas simfisis.
– Muller – Munro Kerr Test :
– VT  hubungan kepala dan Simfisis.
Bahaya pada ibu
Partus lama , ruptura uteri iminens, Nekrosis  fistula
vesiko servikalis / vesiko vaginalis / rekto vaginalis.

Bahaya pada janin


Partus lama, Infeksi Intrapartum, prolapsus tali pusat,
Moulage hebat  robekan pada tentoreum serebelli,
perdarahan intra kranial; fraktura tulang tengkorak.

Pengelolaan
– SC efektif / Primer (sebelum inpartu / awal) sekunder
(Inpartu beberapa waktu)  pada partus percobaan
gagal.
– Persalinan percobaan : panggul sempit ringan t.d :
“trial of Labor” dan “test of labor” bila gagal  SC.
KELAINAN JALAN LAHIR LUNAK

DISTOSIA SERVIKS

– Terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan


pada serviks uteri ada 4 jenis :

Serviks kaku (“Cervical rigidity”).


Serviks gantung (“Hanging Cervix”).
Serviks Konglumer (“Conglumeratio Cervicis”)
Edema Serviks.
1. SERVIKS KAKU
Seluruh serviks kaku : Primi tua, Parut /
“Scar” pada serviks.
Dibagi 2:
Primer  takut, Primi para.
Sekunder  bekas luka / parut , infeksi .
Pengelolaan : bila obat – obatan (Valium /
Petidin) tidak perbaiki keadaan  SC.

2. SERVIKS GANTUNG
Osteum Uteri Eksternum (OUE) dapat
terbuka lebar, sedangkan Osteum Uteri
Internum tidak terbuka untuk corong.
Pengelolaan : bila tak maju  SC.
3. SERVIKS KONGLUMER
OUI dapat terbuka sampai lengkap (10cm),
tetapi OUE tidak terbuka.
Pengelolaan : lebarkan pembukaan OUE
secara digital / dilatator.
Insisi OUE  “ Durhsen Insision”
bila gagal  SC.

4. EDEMA SERVIKS
Edema hebat dengan Haematoma, Nekrosis.
Pengelolaan : EV / EF atau SC.

KELAINAN PADA SELAPUT DARA


– Selaput dara kaku Eksisi, Septa Vagina  Eksisi.
– Bila gagal sulit  SC.

You might also like