You are on page 1of 31

AKUT ABDOMEN…

Wira Mondana 012.205.5103


A. IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Tn. R
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 56 tahun
 Alamat : Magelang
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Jawa
 Pekerjaan : Bekerja ( petani )
 Pendidikan : SLTA
 Status perkawinan : Menikah
 Tgl masuk RS : 11 september 2009
 pukul 14.55 WIB ( UGD )

B. SUBJECT
 Anamnesa : Alloanamnesa dilakukan di UGD
11 September 2009 pukul 14,55 WIB
 1. Keluhan Utama
Perut kembung disertai mual muntah.
 2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke ugd dengan keluhan 2 hari
sakit perut, kembung +, mual +, muntah+, kemarin
BAB mencret 5x, testis membesar sudah 5 tahun,
BAK sedikit.
 3. Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya.
 4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti
ini.
 5. Riwayat Sosial Ekonomi
Kesan sosial ekonomi : cukup
C. OBJECT
 Status generalis
 Keadaan umum : Tampak lemah
 Kesadaran : Somnolen
 Vital sign :
 Tekanan darah : 50/ palpasi mmHg
 Nadi : 110 x/menit
 RR : 48 x/menit
 Suhu : 36,5 ˚C (axiller)
 
 Status lokalis
abdomen : distended, bising usus (-)
defens muskuler ( + ) seluruh lapangan perut
nyeri ketok seluruh lapangan perut.

Pemeriksaan Lab :
Hb : 11,48 gr SGOT/PT : 70 / 49
WBC : 10,7 ur/cr : 19/0,71
Plt :188 elektrolit : K : 3,7
Gds : 124 Na :131
D. DIAGNOSIS BANDING
 1. Ileus Obstruktif
 2. gastroenteritis
 3. apendisitis 

E. ASSESMENT
Akut abdomen
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan foto abdomen
 
G. Terapi.
Operasi.
Akut abdomen..
 Akut abdomen merupakan sebuah
terminologi yang menunjukkan adanya
keadaan darurat dalam akut abdomen yang
dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan
Etiologi..
 Keadaan darurat dalam akut abdomen dapat
disebabkan karena perdarahan, peradangan,
perforasi atau obstruksi pada alat
pencernaan .
Lokasi..
Kwandran kanan atas:
 1. Cholecystitis acute
 2. Perforasi tukak duodeni
 3. Pancreatitis acute
 4. Hepatitis acute
 5. Acute congestive hepatomegaly
 6. Pneumonia + pleuritis
 7. Pyelonefritis acute
 8. Abses hepar
Kwandran kiri atas:
 1. Ruptur lienalis
 2. Perforasi tukak lambung
 3. Pancreatitis acute
 4. Ruptur aneurisma aorta
 5. Perforasi colon (tumor/corpus
 alineum)
 6. Pneumonia + pleuritis
 7. Pyelonefritis acute
 8. Infark miokard akut
Paraumbilical:
 1. Ileus obstruksi
 2. Appendicitis
 3. Pancreatitis acute
 4. Trombosis A/V mesentrial
 5. Hernia Inguinalis strangulata
 6. Aneurisma aorta yang pecah
 7. Diverculitis (ileum/colon)
Kwandran kanan bawah:
 1. Appendicitis
 2. Salpingitis acute
 3. Graviditas axtra uterine yang pecah
 4. Torsi ovarium tumor
 5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata
 6. Diverticulitis Meckel
 7. Ileus regionalis
 8. Psoas abses
 9. Batu ureter (kolik)
Kwandran kiri bawah:
 1. Sigmoid diverculitis
 2. Salpingitis acute
 3. Graviditas axtra uterine yang pecah
 4. Torsi ovarium tumor
 5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata
 6. Perforasi colon descenden (tumor, corpus
 alineum)
 7. Psoas abses
 8. Batu ureter (kolik)
Perubahan fisiologi..
 1. Nafsu makan, mual, muntah
 2. Defekasi teratur, mencret, obstipasi
 3. Perut kembung, serangan kolik
Perubahan Anatomi..
 1. Adanya benjolan neoplasma
 2. Adanya luka akibat trauma
 3. Adanya bekas operasi
Pemeriksaan Fisik..inspeksi..
Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri
didaerah abodemen Penderita pucat, keringat
dingin.Bekas-bekas trauma pada dinding abodemen
memar, luka,prolaps omentum atau usus. Kadang-
kadang pada trauma tumpul abodemen sukar
ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan
pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada
pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat
distensi abodemen bila obstruksinya letak rendah,
dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat
peristalsis usus (Darm-steifung).
Pemeriksaan Fisik..palpasi..
 Perasaan nyeri : Perasaan nyeri yang
memang sudah ada terus menerus akan
bertambah pada waktu palpasi sehingga
dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri
di daerah peradangan pads penekanan
dinding abodemen di daerah lain.
 Kejang otot (muscular rigidity, defense
musculaire) : Kejang otot ditimbulkan karena
rasa nyeri pada peritonitis diffusa yang
karena rangsangan palpasi bertambah
sehingga secara refleks terjadi kejang otot.
Pemeriksaan Fisik..perkusi..
 Perasaan nyeri oleh ketokan pada jari. Ini
disebut sebagai nyeri ketok.
 Bunyi timpani karena meteorismus
disebabkan distensi usus yang berisikan gas
.
pads ileus obstruksi rendah.
Pemeriksaan Fisik..auskultasi..
Auskultasi tidak memberikan gejala karena
pada akut abodemen terjadi perangsangan
peritoneum yang secara refleks akan
mengakibatkan ileus paralitik.
Pemeriksaan laboratorium..
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan urine rutin
Pemeriksaan radiologi..
 Foto thoraks
 Plain abodemen foto tegak
 IVP (Intravenous Pyelogram
 Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan
Pemeriksaan khusus..
 Abdominal paracentesis
 Pemeriksaan laparoskopi
 rektosigmoidoskopi.
 Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Terapi dan tujuan pengobatan..
 Penyelamatan jiwa penderita
 Meminimalisasi kemungkinan terjadinya
cacad dalam fungsi fisiologis alat pencemaan
penderita
 Tindakan penanggulangan darurat
 Tindakan penanggulangan definitif
Terapi laparotomi..
Sebelum operasi :
 1. Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi
sedapat mungkin harus stabil. Bila ini tidak mungkin
tercapai karena perdarahan yang sangat besar,
dilaksanakan operasi langsung untuk menghentikan
sumber perdarahan.
 2. Pemasangan NGT (nasogastric tube)

 3. Pemasangan dauer-katheter

 4. Pemberian antibiotika secara parenteral pads


penderita dengan persangkaan perforasi usus, shock
berat atau trauma multipel.
 5. Pemasangan thorax-drain pads penderita dengan
fraktur iga, haemothoraks atau pneumothoraks.
Langkah-langkah pada laparotomi darurat adalah :
 1. Segera mengadakan eksplorasi untuk menemukan
sumber perdarahan.
 2. Usaha menghentikan perdarahan secepat mungkin.
 3. Setelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat
diberikan kesempatan pads anestesi untuk memperbaiki
volume darah.
 4. Bila terdapat perforasi atau laserasi usus diadakan
penutupan lubang perforasi atau reseksi usus
 dengan anastomosis.
 5. Diadakan pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi
larutan NaCl fisiologik.
 6. Sebelum rongga peritoneum ditutup harus diadakan
eksplorasi sistematis dari seluruh organ dalam abdomen
mulai dari kanan atas sampai kiri bawah dengan
memperhatikan daerah retroperitoneal duodenum dan
bursa omentalis.
 7. Bila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum
digunakan drain dan subkutis serta kutis dibiarkan terbuka.
Kesimpulan..
Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang
menunjukkan adanya keadaan darurat dalam akut
abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila
tidak ditanggulangi dengan pembedahan. .Pada akut
abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang
menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen.
Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas seperti
pada trauma akut abdomen berupa vulnus abdominis
penetrans namun kadang-kadang diagnosis akut
abdomen baru dapat ditegakkansetelah pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan tambahan berupa
pemeriksaan labo-ratorium serta pemeriksaan
radiologi yang lengkap dan masa observasi yang
ketat.

You might also like