Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Lab :
Hb : 11,48 gr SGOT/PT : 70 / 49
WBC : 10,7 ur/cr : 19/0,71
Plt :188 elektrolit : K : 3,7
Gds : 124 Na :131
D. DIAGNOSIS BANDING
1. Ileus Obstruktif
2. gastroenteritis
3. apendisitis
E. ASSESMENT
Akut abdomen
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan foto abdomen
G. Terapi.
Operasi.
Akut abdomen..
Akut abdomen merupakan sebuah
terminologi yang menunjukkan adanya
keadaan darurat dalam akut abdomen yang
dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan
Etiologi..
Keadaan darurat dalam akut abdomen dapat
disebabkan karena perdarahan, peradangan,
perforasi atau obstruksi pada alat
pencernaan .
Lokasi..
Kwandran kanan atas:
1. Cholecystitis acute
2. Perforasi tukak duodeni
3. Pancreatitis acute
4. Hepatitis acute
5. Acute congestive hepatomegaly
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
8. Abses hepar
Kwandran kiri atas:
1. Ruptur lienalis
2. Perforasi tukak lambung
3. Pancreatitis acute
4. Ruptur aneurisma aorta
5. Perforasi colon (tumor/corpus
alineum)
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
8. Infark miokard akut
Paraumbilical:
1. Ileus obstruksi
2. Appendicitis
3. Pancreatitis acute
4. Trombosis A/V mesentrial
5. Hernia Inguinalis strangulata
6. Aneurisma aorta yang pecah
7. Diverculitis (ileum/colon)
Kwandran kanan bawah:
1. Appendicitis
2. Salpingitis acute
3. Graviditas axtra uterine yang pecah
4. Torsi ovarium tumor
5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata
6. Diverticulitis Meckel
7. Ileus regionalis
8. Psoas abses
9. Batu ureter (kolik)
Kwandran kiri bawah:
1. Sigmoid diverculitis
2. Salpingitis acute
3. Graviditas axtra uterine yang pecah
4. Torsi ovarium tumor
5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata
6. Perforasi colon descenden (tumor, corpus
alineum)
7. Psoas abses
8. Batu ureter (kolik)
Perubahan fisiologi..
1. Nafsu makan, mual, muntah
2. Defekasi teratur, mencret, obstipasi
3. Perut kembung, serangan kolik
Perubahan Anatomi..
1. Adanya benjolan neoplasma
2. Adanya luka akibat trauma
3. Adanya bekas operasi
Pemeriksaan Fisik..inspeksi..
Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri
didaerah abodemen Penderita pucat, keringat
dingin.Bekas-bekas trauma pada dinding abodemen
memar, luka,prolaps omentum atau usus. Kadang-
kadang pada trauma tumpul abodemen sukar
ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan
pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada
pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat
distensi abodemen bila obstruksinya letak rendah,
dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat
peristalsis usus (Darm-steifung).
Pemeriksaan Fisik..palpasi..
Perasaan nyeri : Perasaan nyeri yang
memang sudah ada terus menerus akan
bertambah pada waktu palpasi sehingga
dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri
di daerah peradangan pads penekanan
dinding abodemen di daerah lain.
Kejang otot (muscular rigidity, defense
musculaire) : Kejang otot ditimbulkan karena
rasa nyeri pada peritonitis diffusa yang
karena rangsangan palpasi bertambah
sehingga secara refleks terjadi kejang otot.
Pemeriksaan Fisik..perkusi..
Perasaan nyeri oleh ketokan pada jari. Ini
disebut sebagai nyeri ketok.
Bunyi timpani karena meteorismus
disebabkan distensi usus yang berisikan gas
.
pads ileus obstruksi rendah.
Pemeriksaan Fisik..auskultasi..
Auskultasi tidak memberikan gejala karena
pada akut abodemen terjadi perangsangan
peritoneum yang secara refleks akan
mengakibatkan ileus paralitik.
Pemeriksaan laboratorium..
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan urine rutin
Pemeriksaan radiologi..
Foto thoraks
Plain abodemen foto tegak
IVP (Intravenous Pyelogram
Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan
Pemeriksaan khusus..
Abdominal paracentesis
Pemeriksaan laparoskopi
rektosigmoidoskopi.
Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Terapi dan tujuan pengobatan..
Penyelamatan jiwa penderita
Meminimalisasi kemungkinan terjadinya
cacad dalam fungsi fisiologis alat pencemaan
penderita
Tindakan penanggulangan darurat
Tindakan penanggulangan definitif
Terapi laparotomi..
Sebelum operasi :
1. Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi
sedapat mungkin harus stabil. Bila ini tidak mungkin
tercapai karena perdarahan yang sangat besar,
dilaksanakan operasi langsung untuk menghentikan
sumber perdarahan.
2. Pemasangan NGT (nasogastric tube)
3. Pemasangan dauer-katheter