Professional Documents
Culture Documents
Faal Hidung
Fungsi pernapasan :
Mengatur udara, menyiapkan udara, membersihkan udara
Fungsi olfaktoris (penghidu, penciuman) Fungsi resonasi suara Fungsi ventilasi dan drainase
Fungsi Pernapasan
1. Menyiapkan udara : Menyaring: (vibrise, selimut lendir) Membasahi: (dengan penguapan sekret hidung) kelembaban udra kl 80% Memanasi: Trasfer panas dari darah ke udara di dalam rongga hidung (konka), udara dingin berubah 36-370
Fungsi Pernapasan
2. Desinfeksi:
Kuman ditangkap oleh lendir Dibunuh dengan enzim lisozim Suasana asam mematikan kuman Selimut lendir didorong ke belakang oleh silia epitel mukosa ke nasofaring, ditelan Fagosit, limfosit, histiosit di jar submukosa
Fungsi Penghidu
Udara inspirasi masuk ke rongga hidung ke atap bersentuhan dengan daerah pembauan (regio olfaktoria). Merangsang reseptor di ujung syaraf, n. olfaktorius, pusat penghidu. Bila terjadi buntu hidung (udim, polip, tumor hiposmia/anosmia
Fungsi Lain
Fungsi resonansi suara : Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonansi pada rongga sinus suara merdu. Bila buntu hidung bindeng Fungsi drainase dan ventilasi sinus : Gangguan fungsi sinusitis
HIDUNG
Hidung luar (nasus eksternus):
Dorsum nasi Apeks nasi Radiks nasi Ala nasi
Kerangka Hidung
TH KLH
y
KAM
x
Tulang Hidung(TH) Tulang Rawan Hidung: Kartilago lateral hidung (KLH) Kartilago alaris mayor (KAM), kaki medial (x) & lateral(y) Kartilago alaris minor(KAMn)
9
ANATOMI HIDUNG
KS KM SPT KI
RSE
KS
MS
SF
KM
MM
SS
KI
OT
MI
SINUS SFENOID(SS), SINUS FRONTAL(SF),KONKA INFERIOR(KI), KONKA MEDIUS(KM), KONKA SUPERIOR(KS), MEAT SUPERIOR(MS), MEAT MEDIUS(MM), MEATUS INFERIOR(MI), OSTIUM TUBA EUST.(OT), RESESUS SFENO-ETMOID(RSE)
LP
KK
x
KM KP
LP
KK
KP
KM
EA
EP
SfP
PM
ARTERI PADA SEPTUM DAN DINDING RONGGA HIDUNG: Arteri penting : etmoidalis anterior(EA) dan etmoidalis posterior(EP), Sfenopalatina(SfP), palatina mayor(PM). Pleksus Kiesselbach di area Little di bagian depan septum nasi 18
Mukosa Hidung
Epitel merupakan: ciliated pseudo stratified columnar epithelium. Mengandung sel goblet serta kelenjar serus dan mukus Silia berjumlah 25-100/sel dan selalu mengadakan gerakan (stroke) ke arah belakang (koana) untuk mendorong selimut lendir ke nasofaring (1300 gerakan/menit)
19
KM
septum
KI
Sinus para-nasal
Nasal asessory sinuses Rongga dalam tulang kepala berisi udara
Sinus maksila Sinus frontal Sinus (sel) etmoid grup anterior & posterior Sinus sfenoid
Perkembangan sinus
S. Maksila dan etmoid mulai fetus 3-4 bulan invaginasi mukosa rongga hidung Epitel: Pseudo stratified kolumnar bersilia (epitel torak berlapis semu) S.Frontal dari s. etmoid anterior 8 th S.Sfenoid dari pneumatisasi posterior superior rongga hidung 10 th
X
Ost
SM
XX
Terletak di tulang maksila kanan dan kiri Sinus paling besar Atap : dasar orbita(X) Dinding medial sinus = Dinding lateral rongga hidung(XX) Dasar sinus (DS)berbatasan dengan akar gigi geraham atas Ostium di meatus nasi medius (di KOM)
27
DS
Sinus maksila
Sinus para-nasal terbesar Anak dasar sinus setinggi ostium jarang infeksi 9-12 th dasar sinus = dasar hidung 25 th dasar sinus rendah dari dasar hidung mudah infeksi
gangguan drainase
KOMPLEKS OSTEOMEATAL
SE
SE
SS
SS
Sinus etmoid
Sel-sel terletak di lateral os etmoid,antara konkha media dan dinding orbita (sarang lebah) Grup anterior : kecil, banyak ostium meatus media Grup posterior: besar, sedikit ostium meatus superior Sel etmoid terbesar: Bula etmoid
Pada os frontal (tulang dahi) Sepasang, kanan dan kiri, tidak sama besar, kadangkadang hanya tumbuh sebelah Ke atas dan belakang berbatasan dengan fosa kranii anterior Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita Ostium di meatus nasi medius (di KOM)
Sinus frontal
Terletak dalam os frontal kiri dan kanan Dinding tulang tipis membatasi orbita dan fosa serebri anterior komplikasi Biasanya tidak simetris, dipisah oleh septum Orang dewasa: 15 % satu sinus frontal 5 % rudimenter Ostium: Duktus frontonasal rongga hidung
SS SS S