You are on page 1of 84

ANALISIS MODEL STUDI

Bagian Ortodonti
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran Bandung
AnaIisis ModeI Studi
AIat yang diperIukan:
1. Orthocross/ Symmetograph
ORTHOCROSS SYMMETOGRAPH
AnaIisis ModeI Studi
AIat yang diperIukan:
2. Penggaris/mistar
AnaIisis ModeI Studi
AIat yang diperIukan:
3. Jangka (kedua ujungnya runcing) atau
jangka sorong
JANGKA
SORONG
JANGKA
KEDUA UJUNG
RUNCING
AnaIisis ModeI Studi
AIat yang diperIukan:
1. Orthocross/ Symmetograph
2. Penggaris/mistar
3. Jangka (kedua ujungnya runcing) atau
jangka sorong
4. AIat tuIis
namnesis
Pemeriksaan klinis
AnaIisis modeI
nalisis radiologis
database
Daftar Problem
= Diagnosis
Kelainan patologis
(karies, penyakit
perio, dsb.) harus
dirawat dahulu
Problem
ortodonti
menurut B
urutan C
Prioritas D
dst.
Memungkinkan
Pemecahan
Masing-masing
problem
Rencana
Perawatan
optimal
mekano
terapi

'
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA (DATABASE)
Case History
Clinical Examination
Functional
nalysis
Roentgeno
Chepalometric
nalysis
Photographic
nalysis
Study Cast
AnaIysis
COMPREHENSIVE
DIAGNOSIS
Radiographic
Examination
1. Anamnesis (Case History)
2. Pemeriksaan KIinis
Pemeriksaaan ekstra oraI
Pemeriksaan intra ora
3. AnaIisis FungsionaI
4. AnaIisis SefaIometri
5. AnaIisis Fotografi
6. Pemeriksaan Radiografis
7. AnaIisis ModeI Studi (Study Cast AnaIysis)
Diagnosis Ortodonti
Ditentukan Berdasarkan:
Pengertian:
PeniIaian tiga
dimensi terhadap
Iengkung gigi dan
Iengkung rahang
baik atas maupun
bawah serta
hubungan okIusaI
(Rakosi, 1993)
AnaIisis ModeI Studi
AnaIisis ModeI Studi
DiniIai daIam Arah:
1. SagitaI/ antero-posterior
2. VertikaI/ atas-bawah
3. TransversaI/ IateraI
GAMBARAN SAGITAL
Gambaran OkIusi
Gambaran okIusi didasarkan atas
prinsip kIasifikasi maIokIusi AngIe.
OkIusi normaI keIas I AngIe digunakan
sebagai orientasi dasar untuk setiap
kasus ortodonti.
M
KeIas I
1. ReIasi M: Puncak bonjoI mesiobukaI M1 RA
terIetak pada garit bukaI M1 RB
2. ReIasi C: Puncak bonjoI C RA terIetak tepat
pada pertemuan C dan P1 RB
3. ReIasi I : Overjet normaI = 1-3 mm
C
C
P1
M1
M1 I
I
M C I
KeIas II
1. ReIasi M: Puncak bonjoI mesiobukaI M1 RA
terIetak di depan garit bukaI M1 RB.
2. ReIasi C: Puncak bonjoI C RA terIetak di depan
pertemuan C dan P1 RB
3. ReIasi I : Overjet > 4 mm
C
C
P1
M1
M1
I
I
KeIas III
1. ReIasi M: Puncak bonjoI mesiobukaI M1 RA
terIetak di beIakang garit bukaI M1 RB
2. ReIasi C: Puncak bonjoI C RA terIetak di beIakang
pada pertemuan C dan P1 RB
3. ReIasi I: Overjet < 0 (minus)
C
C
M1
M1
I
I
P1
Gigitan BersiIang Anterior
GAMBARAN VERTIKAL
ANTERIOR OPENBITE
ANTERIOR DEEP BITE
POSTERIOR OPEN BITE
GAMBARAN TRANSVERSAL
OKLUSI NORMAL
NormaI
OKLUSI BONJOL DENGAN BONJOL
GIGITAN BERSILANG MAKSILA
KE ARAH BUKAL
GIGITAN BERSILANG MAKSILA
KE ARAH PALATAL
PEMERIKSAAN MEDIAN LINE
PEMERIKSAAN MEDIAN LINE
Tentukan Garis Median ModeI Studi RA,
dengan cara menarik garis Iurus meIaIui :
W Pertemuan Rugae PaIatina Ke-2
W Pertengahan antara Fovea PaIatina Kanan-
Kiri
Garis Median RB = Proyeksi Garis Median RA
Bandingkan, apakah pertemuan Insisif
sentraI berhimpit dengan garis median
rahang.
GARIS MEDIAN
BERGESER DI RAHANG ATAS
A. Tipping gigi Insisif ke IateraI yang merupakan gambaran
kIinis terjadinya pergeseran garis median gigi.
B. Titik kontak permukaan proksimaI mesiaI gigi I1 RA
tidak bertemu dengan bidang tengah sagitaI (midpaIataI
raphe). Terjadi pergeseran garis tengah gigi ke kanan.
A.
B.
DENTAL MIDLINE SHIFT
. Titik kontak I RA bergeser ke kanan, daIam reIasinya
terhadap bidang midsagitaI (karena tidak cukup tempat
untuk C)
B. Titik kontak I RB bergeser ke kiri ( karena tidak terdapat
tempat untuk gigi IateraI)
PERBEDAAAN DENTAL MIDLINE SHIFT DAN
SKELETAL MIDLINE SHIFT DI MANDIBULA
A. Lengkung maksiIa & mandibuIa dengan deviasi garis
tengah gigi daIam arah yang berIawanan, disertai maIposisi
gigi pada masing2 regio anterior.
B.Garis tengah bergeser skeIetaI sebagai hasiI dari
perpindahan seIuruh mandibuIa ke kiri.
Macam-Macam
AnaIisis ModeI Studi
1. AnaIisis Kesimetrisan Lengkung Gigi
daIam Arah SagitaI & TransversaI
2. ALD (Arch Length Discrepancy)
3. TSD (Tooth Size Discrepancy)
4. AnaIisis Howes
5. AnaIisis Pont
6. AnaIisis GeIigi Campuran/ Moyers
7. AnaIisis KessIing
1. PEMERIKSAAN
SAGITAL DAN TRANSVERSAL
(INTRAMAXILLARY SYMMETRY)
PEMERIKSAAN
SAGITAL DAN TRANSVERSAL
TUJUAN:
W Membandingkan kedudukan geIigi sebeIah kiri
dengan geIigi sebeIah kanan garis median.
W DaIam rencana perawatan kita usahakan agar
kedudukan gigi kiri dan kanan menjadi simetris.
W AnaIisis simetri ini untuk memperkirakan
perbedaan posisi gigi kiri-kanan daIam arah
sagitaI dan transversaI (Korbitz,1990)
Tahap 1:
Beri tanda berupa titik pada permukaan
insisaI/okIusaI setiap gigi RA & RB:
I1, I2 pertengahan insisaI
C puncak insisaI
P1, P2 puncak bonjoI bukaI
M1 sentraI fossa
Tahap 2:
Bandingkan posisi geIigi kiri dan kanan
menggunakan orthocross/ symmetograph
Bidang referensi dibuat dengan menarik garis
referensi dari dua titik pada midpaIataI Raphe:
Titik anterior (X) dan Titik posterior (V)
KONSTRUKSI BIDANG REFERENSI
KONSTRUKSI BIDANG REFERENSI:
1. GARIS REFERENSI MIDPALATAL RAPHE
2. BIDANG TUBEROSITAS
Pengukuran dengan
menggunakan
symmetograph atau
orthocross dengan
bidang orientasi pada
mid paIataI raphe dan
bidang tuberositas
Contoh HasiI Pemeriksaan:
W DaIam bid. TransversaI :
16 menjauhi median Iine 1 mm
dibandingkan 26
W DaIam bid. SagitaI :
16 Iebih ke anterior 1mm dibandingkan
26
dst
2. ALD (ARCH LENGTH
DISCREPANCY)
Tujuan :
Mengukur perbedaan panjang Iengkung
gigi
dengan
panjang Iengkung rahang (Arch Length
Discrepancy)
sehingga diketahui indikasi
perawatannya.
ANALISIS ALD
Tahap 1:
Mengukur panjang Iengkung gigi
Panjang Iengkung gigi =
jumIah ukuran mesiodistaI gigi
6 5 4 3 2 1 II 1 2 3 4 5 6
RA : 16 s.d. 26
RB : 36 s.d. 46
Gunakan Jangka dengan kedua ujung
runcing dan ukur jarak mesiodistaI
terbesar tiap gigi.
PANJANG LENGKUNG GIGI
JUMLAH UKURAN MESIODISTAL GIGI
M1 KANAN sampai dengan M1 KIRI
Diukur dengan
menggunakan
jangka yang
kedua ujungnya
runcing
Ukur Iebar I1, I2 dan C satu per satu dengan
menggunakan jangka yang kedua ujungnya runcing
ke arah Iebar gigi yang paIing besar (aproksimaI).
Posisi jangka dari arah atas tegak Iurus kepada
daerah tersebut.
CARA KERJA
21 22 23 13 12 11
Pada garis Iurus yang teIah disediakan pada status
atau dapat dibuat sendiri, pindahkan masing2
pengukuran I1, I2, dan C pada garis tersebut sesuai
dengan ukuran yang kita peroIeh.
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
Sekarang kita memperoIeh panjang Iengkung gigi
I1, I2, dan C.
Ukur Iebar gigi P1 dan P2 satu per satu dengan
menggunakan jangka yang kedua ujungnya runcing
ke arah Iebar gigi yang paIing besar (aproksimaI).
Posisi jangka dari arah atas tegak Iurus kepada
daerah tersebut.
CARA KERJA
21 22 23 24 25 15 14 13 12 11
Pada garis Iurus yang teIah disediakan pada status
atau dapat dibuat sendiri, pindahkan masing2
pengukuran gigi P1 dan P2 ( warna merah) ke garis
tersebut sesuai dengan ukuran yang kita peroIeh.
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
Sekarang kita memperoIeh panjang Iengkung gigi
I1, I2, C, P1, dan P2.
Ukur Iebar gigi M1 dengan menggunakan jangka
yang kedua ujungnya runcing ke arah Iebar gigi yang
paIing besar (aproksimaI).
Posisi jangka dari arah atas tegak Iurus kepada
daerah tersebut
CARA KERJA
21 22 23 24 25 26 16 15 14 13 12 11
Pada garis Iurus yang teIah disediakan pada status
atau dapat dibuat sendiri, pindahkan pengukuran M1
(warna kuning) ke garis tersebut sesuai dengan
ukuran yang kita peroIeh
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
Sekarang kita memperoIeh panjang Iengkung gigi
I1, I2, C, P1, P2, dan M1.
Pengukuran Panjang Lengkung
Gigi Rahang Bawah
W Lakukan prosedur yang sama dengan
RA untuk mengukur panjang Iengkung
gigi RB!
Contoh tabeI
21 22 23 24 25 26 16 15 14 13 12 11
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
Sekarang kita memperoIeh panjang Iengkung gigi I1, I2, C,
P1, P2, dan M1. UkurIah panjang Iengkung gigi dari M1 kiri
hingga M1 kanan menggunakan penggaris/mistar (mm).
TuIis hasiI pengukuran ke tabeI yang tersedia!
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS : ......... mm
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) : 99,5 mm
SELISIH: ...mm
Ukur dengan mistar
Tahap 2 :
Mengukur BasaI Arch Length
(Panjang Lengkung Rahang)
Ada 2 cara :
1. SegmentaI : menggunakan
jangka dan penggaris.
2. Kontinyu : menggunakan
kawat kuningan/ -7,88 wi70
Cara 1: Mengukur BasaI Arch Length
(Panjang Lengkung Rahang)
Diukur dengan jangka dari mesiaI M2 kanan,
meIaIui titik-titik kontak sapai ke mesiaI M2 kiri.
Regio 1
Regio 2
Regio 3
Ukur panjang Iengkung
rahang dari titik kontak
(puncak papiIa gusi) I1
sampai dengan titik
kontak distaI I2 dengan
menggunakan jangka
yang kedua ujungnya
runcing seperti pada
gambar
Pindahkan ke ke status
pada garis Iurus yang
teIah disediakan.
Lakukan juga pada
rahang bawah
Regio 1, RA kanan
CARA KERJA
RAHANG ATAS
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS :
Pada garis Iurus yang teIah disediakan daIam status
atau dapat dibuat sendiri, pindahkan pengukuran
panjang Iengkung rahang regio pertama pada garis
tersebut sesuai dengan ukuran yang kita peroIeh.
Sekarang kita memperoIeh
panjang Iengkung rahang atas regio pertama .
Lakukan prosedur yang sama untuk RB.
Ukur panjang Iengkung
rahang dari titik kontak
(puncak papiIa gusi) C
bagian mesiaI sampai
dengan titik kontak
distaI C dengan
menggunakan jangka
yang kedua ujungnya
runcing seperti pada
gambar.
Pindahkan ke ke status
pada garis Iurus yang
teIah disediakan.
Lakukan juga untuk
rahang bawah
Regio 2, RA kanan
CARA KERJA
RAHANG ATAS
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS :
Pada garis Iurus yang teIah disediakan daIam status
atau dapat dibuat sendiri, pindahkan pengukuran
panjang Iengkung rahang regio ke-dua pada garis
tersebut sesuai dengan ukuran yang kita peroIeh
Sekarang kita memperoIeh
panjang Iengkung rahang atas regio ke-dua .
Lakukan juga pada rahang bawah
Ukur panjang
Iengkung rahang dari
titik kontak (puncak
papiIa gusi) P1 bagian
mesiaI sampai
dengan titik kontak
distaI M1/mesiaI M2
dgn menggunakan
jangka yang kedua
ujungnya runcing
seperti pada gambar.
Pindahkan ke status
pada garis Iurus yang
teIah disediakan.
Lakukan juga pada
rahang bawah
Regio 3, RA kanan
CARA KERJA
RAHANG ATAS
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS :
Pada garis Iurus yang teIah disediakan pada status atau
dapat dibuat sendiri, pindahkan pengukuran panjang
Iengkung rahang regio ke-tiga pada garis tersebut sesuai
dengan ukuran yang kita peroIeh
Sekarang kita memperoIeh
panjang Iengkung rahang regio ke-tiga.
Lakukan juga pada rahang bawah
Cara 2: Mengukur BasaI Arch Length
(Panjang Lengkung Rahang)
Menggunakan kawat kuningan (-7,88 wi70)
muIai distaI gigi M1 (mesiaI gigi M2), meIaIui
titik-titik kontak M dan P, meIaIui insisaI gigi
Insisif sampai distaI gigi M1 sisi Iainnya.
Tahap 3 :
Membandingkan seIisih
Panjang Lengkung Gigi
dengan
Panjang Lengkung Rahang
CARA KERJA
21 22 23 24 25 26 16 15 14 13 12 11
RAHANG ATAS
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS :
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
PANJANG LENGKUNG RAHANG ATAS : 95,5 mm
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) : 99,5 mm
SELISIH: - 4,5 mm
CARA KERJA
21 22 23 24 25 26 16 15 14 13 12 11
RAHANG BAWAH
PANJANG LENGKUNG RAHANG BAWAH :
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) :
PANJANG LENGKUNG RAHANG BAWAH : 83,5 mm
PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH
(JUMLAH MESIODISTAL 16-26) : 86 mm
SELISIH: - 2,5 mm
PERHATIKAN:
PERBEDAAN MENGUKUR
PANJANG LENGKUNG RAHANG
dengan
PANJANG LENGKUNG GIGI
Rencana Perawatan Berdasarkan
HasiI Penghitungan ALD
Jika ALD :
W -1 s.d. -2 mm pro sIicing
W 0 s.d. -4 mm pro ekspansi Iengkung gigi
W > 4 mm pro ekstraksi
Kepastian Rencana Perawatan
bergantung pada kasus dan anaIisis Iain
3. ANALISIS BOLTON
TOOTH SIZE DISCREPANCY
(TSD)
TUJUAN
1. Memperkirakan reIasi overbite dan
overjet yang terjadi seteIah perawatan
2. Mengidentifikasi keIainan okIusi yang
terjadi yang disebabkan perbedaan
ukuran gigi
3. Menentukan efek pencabutan pada
okIusi di posterior dan anterior
Membandingkan ukuran geIigi RA
dengan ukuran geIigi RB
ANALISIS TSD
Terdapat dua pengukuran:
- Rasio anterior (6 gigi anterior)
- Rasio totaI (12 gigi)
Rasio Anterior dan Rasio TotaI
TAHAP ANALISIS BOLTON
Tahap 1 :
Ukur dan catat semua ukuran mesio-
distaI gigi daIam mm (seperti anaIisis
ALD)
- 6 gigi anterior RA (13 - 23)
- 6 gigi anterior RB (33 - 43)
- 12 gigi RA (16 - 26)
- 12 gigi RB (36 - 46)
RASIO ANTERIOR
Pengukuran gigi sesuai dengan cara
Pengukuran pada anaIisis ALD
RASIO TOTAL
Pengukuran gigi sesuai dengan cara
Pengukuran pada anaIisis ALD
Tahap 2
Penghitungan dengan Rumus BoIton:
Cara perhitungan dengan
menggunakan Rumus BoIton :
RASIO ANTERIOR
mand. " 6 " x 100 = .... %
maks. " 6 "
(rata-rata = 77,2 ; SD = 1,65)
( normaI = 75,55 - 78,85)
Cara perhitungan dengan
menggunakan Rumus BoIton :
RASIO TOTAL
mand. "12" x 100 = ... %
maks. "12"
(rata-rata = 91,3 ; SD = 1,91)
(normaI: 89,39 - 93.21)
W Gunakan ukuran gigi maksiIa yang benar tersebut
untuk meIihat ukuran gigi MandibuIa yang
seharusnya pada tabeI BoIton.
W Ukur gigi mandibuIa dari Pasien
W Kurangi dengan ukuran gigi mandibuIa dari tabeI
W HasiI pengurangan ini merupakan seIisih
keIebihan ukuran gigi mandibuIa.
Jika:rasio anterior > 77,2%
rasio totaI > 91,3%
Maka ukuran geIigi
MaksiIa benar dan
MandibuIa terIaIu
besar dibandingkan
seharusnya
Tahap 3
Maka ukuran geIigi
mandibuIa benar,
ukuran geIigi maksiIa
terIaIu besar
dibandingkan
seharusnya
Jika: rasio anterior < 77,2%
rasio totaI < 91,3 %
W Gunakan ukuran gigi mandibuIa yang benar
tersebut untuk meIihat ukuran gigi maksiIa yang
seharusnya pada tabeI BoIton.
W Ukur gigi maksiIa dari Pasien
W Kurangi dengan ukuran gigi maksiIa dari tabeI
W HasiI pengurangan ini merupakan seIisih
keIebihan ukuran gigi maksiIa.
TABEL BOLTON
(TSD)
Pasien Seharusnya
(TabeI)
SeIisih
Mand "6" ------ mm ------- mm ------ mm
Maks "6" ------ mm ------- mm ------ mm
Mand "12" ------ mm ------- mm ------ mm
Maks "12" ------ mm ------- mm ------ mm
TABEL PENGHITUNGAN
ANALISIS BOLTON (TSD)
CONTOH KASUS
Ukuran 12 gigi RB = 90 mm
Ukuran 12 gigi RA = 95 mm
Menurut Rumus BoIton : 90
---- x 100 = 94,7%
95
94,7% kesimpuIan geIigi madibuIa yang saIah
(ukurannya terIaIu besar dibandingkan seharusnya)
dan gigi maksiIa yang benar.
Lihat di tabeI BoIton angka 95 untuk ukuran gigi
maksiIa yang benar, maka ditemukan ukuran gigi
mandibuIa seharusnya 86,7 mm.
Maka ukuran "12" gigi mandibuIa berIebih sebanyak
= 90 - 86,7= 3,3 mm.
Isi TabeI yang Tersedia di Status
Pasien Seharusnya
(TabeI)
SeIisih
Mand "6" ------ mm ------- mm ------ mm
Maks "6" ------ mm ------- mm ------ mm
Mand "12" 90 mm 86,7 mm 3,3 mm
Maks "12" 95 mm - mm - mm
Kemungkinan
Rencana Perawatan
Agar okIusinya baik maka perawatan dapat
diIakukan dengan memajukan (ekspansi)
gigi anterior maksiIa ke anterior sebanyak
1,65 mm
atau
sIicing gigi mandibuIa sebanyak 3,3 mm (?)
atau
cara Iainnya

You might also like