Professional Documents
Culture Documents
Peran Pemerintah
Baik di negara maju, terlebih di negara berkembang pemerintah masih memegang peran yang dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Peran tersebut misalnya dalam aspek: regulatif, distributif, protektif, dan pemberian pelayanan publik.
Kebijakan-Peran Pemerintah
Realisasi dari peran pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan tersebut kemudian diterjemahkan dalam berbagai bentuk kebijakan. Inti dari pembuatan kebijakan adalah penggunaan otoritas yang dimiliki oleh pemerintah dengan mengalokasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki sebagai upaya untuk menjalankan peran pemerintah sebagaimana disebutkan di muka.
Relasi Pemerintah-Masyarakat
Meskipun dari berbagai definisi tentang kebijakan publik menyiratkan bahwa pemerintah yang paling memiliki otoritas pembuata kebijakan, akan tetapi pembuatan kebijakan tidak berlaku di ruang hampa Dalam setiap pembuatan kebijakan akan bersinggungan dengan kepentingan publik. Konsekuensinya pembuatan kebijakan akan selalu melibatkan publik. Ketika globalisasi semakin meluas, aktor-aktor internasionalpun tidak dapat dilepaskan sebagai bagian yang penting dalam pembuatan kebijakan publik(bahkan ketika isu yang dibahas adalah isu domestik).
Society-centered approach
Memahami tentang posisi penting masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam pemahaman ini, kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah (kelompok-kelompok elit yang ada didadalamnya) diasumsikan sebagai dependent variabel yang dipengaruhi oleh interaksi sosial-politik yang ada di dalam masyarakat.
Society-centered Approach
Pluralist approaches
Menjelaskan proses pembuatan kebijakan sebagai pertarungan kekuatan dan dominasi antara kelas-kelas sosial yang ada di dalam masyarakat. Dalam pendekatan ini, kebijakan publik dimahami sebagai hasil resolusi konflik, bargaining, dan pembentukan koalisi diantara berbagai anggota kelompok masyarakat dengan tujuan untuk melindungi dan mencapai kepentingan mereka. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan perluasan dari pluralist approach yang melihat individu-individu sebagai economic man yang selalu mencari keuntungan. Untuk dapat mencapai tujuan mereka, invidu2 ini kemudian bergabung dalam kelompok kepentingan yang berusaha mempengaruhi pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan.
Memahami-2
State-centered approach
Dalam pendekatan ini proses pembuatan kebijakan publik lebih dipahami sebagai interaksi aktor-aktor (kelompok elit) dalam organisasi (lembaga pemerintah). Pengaruh masyarakat dalam hal ini hanya dipandang sebagai variabel antara yang mempengaruhi respon para elit tersebut dalam pembuatan kebijakan.
State-centered Approach
Pendekatan ini menjelaskan bahwa para pembuat kebijakan adalah aktor yang rasional. Mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak2nya tentang masalah yang dihadapi, menganalisa alternatif, dan memilih alternatif terbaik berdasarkan preferensi mereka.
Berdasarkan pendekatan ini, kebijakan publik dilihat sebagai hasil pertarungan antara anggota birokrasi dan aktor2 pembuat kebijakan yang memiliki hambatan2 dalam hal kewenangan dan keterbatasan kapasitas organisasi di mana mereka berada.
State-lanjut
State-interest approach
Dalam pemahaman ini kebijakan publik dilihat sebagai ekspresi kepentingan negara yang diasumsikan sering berbeda dengan kepentingan masyarakat.
Tahapan-tahapan Perumusan Kebijakan Untuk Memahami Hubungan Antara PemerintahMasyarakat Meskipun berbagai pendekatan dan model tadi sedikit banyak bisa membantu memahami bagaimana hubungan pemerintah-masyarakat dalam proses perumusan kebijakan, akan tetapi konstelasi peran aktor-aktor dalam proses pembuatan kebijakan kurang terlihat dengan jelas. Untuk memahami bagaimana peran aktor, pada tahap mana peran seorang aktor lebih penting dibanding yang lain, institusi mana yang terlibat, dsb. Maka perlu dipahami tahapan-tahapan dalam proses perumusan kebijakan publik.
Tahapan-lanjut
In this approach, societal problems are first recognise as an issue for action, and then policies are adopted, implemented by agency officials, evaluated, and finally terminated (Lester and Stewart, 2000).
Agenda Setting
Stage II Policy Formulation
Stage V Policy Change Stage IV Policy Evaluation Stage III Policy Implementation
1
2 3 4 5 6 7 8 9
Perception/definition
Aggregation Organisation Representation Agenda setting Formulation Legitimation Budgeting Implementation
10
11
Evaluation
Adjustment/termination
Jones (1984:27)
A set of political controversies that will be viewed as falling within the range of concerns meritting the attention of the polity; a set of items scheduled for active and serious attention by a decision-making body (Cobb and Elder, 1972). The list of subjects or problems to which government officialsare paying some serious attention at any given time (Kingdom, 1984).
Bagaimana dan apa sebab suatu isu dapat masuk ke dalam agenda kebijakan
Telah mencapai tahap yang krisis dan tidak bisa diabaikan. Menjadi masalah khusus dan memperoleh perhatian luas. Melibatkan emosi masyarakat dan mendapat soroton media yang luas. Mempunyai potensi menimbulkan dampak yang luas pada masyarakat. Sedang menjadi trend pada masyarakat.
Jenis-jenis Agenda
Semua isu yang sedang populer di tengahtengah masyarakat dan mendapat perhatian luas melalui media massa yang mungkin diadopsi menjadi agenda pemerintah.
Semu isu yang secara eksplisit telah menjadi daftar permasalahan yang akan dipecahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk membuat kebijakan.
Elitist perspective Pluralist perspective Subgovernment perspective yang digambarkan dalam iron triangle antara DPR, Pemerintah, dan Kelompok kepentingan.
Saluran Publik dalam Pembuatan Agenda Votes, express opinion Specialized public and interest group Seek to influence Seek to influence Seek to influence Political party Mass media officials
Express opinion
participates
Mass publik
participates