Professional Documents
Culture Documents
Pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu. Pengorganisasian donor darah berjalan Pelaksanaan pertemuan rutin GSI dalam promosi Suami, bidan dan desa siaga
PENGATURAN BANTUAN BIAYA BAGI MASYARAKAT YANG TIDAK MAMPU Sumber dana : Masyarakat termasuk swasta Pemerintah pusat dan daerah Dana upaya kesehatan
Pengalokasian dana kedalam program atau kegiatan ,hendaknya bukan saja di sesuaikan dengan prioritas yang berorientasi pada manfaat dan daya guna yang akan tercapai ,namun hendaknya dipertimbangkan pula segi-segi kesesuaian dengan kebijaksanaan umum namun digariskan dana di arahkan kepada program atau kegoatan yang dititikberatkan kepada upaya kesehatan dengan kelompok sasaran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan ,baik biaya berupa biaya berobat ,daya sehat maupun asuransi kesehatan ,merupakan komponen biaya upaya kesehatan secara menyeluruh.(Depkes RI ,1997).
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak
Mengurangi kadar Fe dalam darah Membantu kelancaran sistem kardiovaskuler Pengurangan kekentalan darah Mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria
Berbadan sehat Berusia 17-65 tahun Berat badan > 45 kg Tidak sedang menderita penyakit Wanita : tidak sedang hamil dan menyusui Jarak waktu donor darah min 3 bulan
GSI adalah gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat, untuk lebih meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis
SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Pembentuakan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari janin dalam kandungan, karena perkembangan otak terjadi selama hamil sampai dengan 5 tahun. Kesehatan Ibu dan Anak factor paling strategis untuk meningkatkan mutu SDM. Angka Kematian Ibu ( AKI ) karena hamil, bersalin dan nifas di Indonesia tergolong tinggi diantara Negara2 ASEAN. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia memberikan dampak negati pada berbagai aspek. Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu.
Dasar Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984, tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan; Kesepakatan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Menteri Kesehatan, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 12 Maret 2002;
Tujuan
Menyegarkan dan meningkatkan pengetahuan Satgas GSI tentang berbagai program Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) dari stake holder terkait. Menyegarkan dan meningkatkanpengetahuan Satgas Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) tentang peran stake holder terkait dalam Gerakan Sayang Ibu
Identifikasi Masalah yang menyebabkan kematian Ibu faktor determinan yang perlu diperhatikan antara lain :
Kondisi sosial Ekonomi keluarga meliputi : pendapatan ( daya beli ), derajat pendidikan ibu,m pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kesehatan. Kesehatan reproduksi : umur, paritas, status perkawina. Tingkat partisipasi masyaraka. Potensi institusi dan peran serta masyarakat. Kondisi sosial budaya masyarakat ( nilai-nilai budaya yang mendukung dan menghambat ). Komitmen politik dan pemerintah daerah : Gubernur, Bupati/Walikot, Camat dan Kepala Desa/Lurah. Komitmen para pelaksana : PLKB, Bidan, dll
Strategi Pemerintah dalam meningkatkan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi ini juga dilakukan program advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi bidan, LPM, PKK, PLKB, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pendataan ibu hamil serta pengembangan rujukan oleh masyarakat serta peningkatan kualitas kesehatan kepada masyarakat
TERIMA KASIH