Professional Documents
Culture Documents
Gejala umum :
- Rasa seperti kemasukan benda asing - Sakit sekitar mata - Bengkak - Gatal - Dilatasi pembuluh darah -Infiltrasi selular dan eksudasi. -Limfadenopati preaulikural.
konjungtivitis inklusi.
Bacteria, PMN
Kadang-kadang
Tak pernah
Tidak pernah
Pembagian konjungtivitis:
1. Konjungtivitis Bakteri Sederhana - Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus pneumoniae - Th/ tetes mata kloramfenikol (0,5%-1%) 6xsehari minimal diberikan selama 3 hari - Atau tetes mata antibiotic berspektrum luas 6xsehari.
2. Keratokunjungtivitis Gonokokus pada orang Dewasa - Penyebabnya Neisseria gonorrhoeae. - Gejala Klinis :
- sekret purulen berlimpah - kemosis - Bisa mendapat pseudomembran dan limfadenopati preaurikular. - Keratitis akibat penumpukan sel-sel polimorfonuklear, dan kalau sudah nekrosis terbentuk ulkus, kemudian perforasi. - Iris biasanya hanyut keluar, diikuti tekanan intraocular sehingga bola mata kempis. - Bisa terjadi endoftalmitis (vitreus dan aquos menjadi nanah) dan akhirnya buta. Th/ Pemberian antibiotika berdasarkan hasil kultur.
3. Konjungtivitis Virus Keratokonjungtivitis Adenovirus a. Demam Faringokonjungtiva Penyebab : adenovirus tipe 3 dan 7. Tiga tanda kardinal pada demam faringokonjungtiva adalah demam, faringitis, dan konjungtivitis. Terdapat limfadenopati tanpa rasa nyeri tekan. Lebih sering pada anak-anak daripada dewasa.
Th/ Pengelolaannya tidak ada yang efektif dan kondisi ini dapat sembuh sendiri dalam 7 hari.
4. Konjungtivitis Klamidia
a. Konjungtivitis Inklusi Dewasa
Penyebabnya: Chlamydia trachomalis serotip D-K. Gambaran klinis :
Unilateral Kronis sekretnya mukopurulen terdapat folikel pada fornix Kemosis limfadenopati preaurikular keratitis epitelial marginal infiltrat dan mikropannus superior. Th/ pemberian salep tetrasiklin topikal q.i.d dan pemberian sistemik doksisiklin, tetrasiklin dan eritromisin.
b. Trakoma Penyebabnya : Chlamydia trachomatis serotipe A, B, Ba, dan C. Gambaran klinis ditemukan:
folikel pada konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra infiltrasi papil yang difus sikatrik konjungtiva Trikiasis Hebert's pits pada kornea yaitu folikel-folikel di limbus yang pecah kemudian menjadi sikatriks).
5. Konjutivitis Neonatal a. Konjungtivitis Klamidia Terjadi dalam 5-14 hari setelah dilahirkan. Penularan melalui jalan lahir. Gambaran klinis:
reaksi papilar, akut dan sekret mukopuluren.
Th/ tetrasiklin topikal dan eritromisin secara oral. Diperlukan pengobatan kedua orang tuanya, karena kondisi ini terkait dengan penyakit menular seksual
b. Konjungtivitis Gonokokus Terjadinya 1-3 hari setelah dilahirkan, juga melalui jalan lahir, biasanya ibu tertular pada trimester terakhir dari suaminya yang menderita Gonore. Konjungtivitis gonokokus bisa menyebabkan kebutaan. Gambaran klinis:
Hiperakut sekret purulen kemosis dan dapat terjadi membran atau pseudomembran. Th/ penisilin topikal dan sistemik dan pengobatan kedua orangtua.
Th/pemberian stabilisator sel mas topikal yaitu sodium kromoglikat2% dan iodoxamin 0,1%.
Th/ steroid topikal, namun tidak boleh untuk pemakaian jangka panjang, karena walaupun efek obatnya cepat, tetapi bisa menimbulkan efek samping berupa glaukoma dan katarak. Selain steroid, bisa dipakai topical cell stabilizer.
5. Konjungtivitis Autoimun Pemfigoid Sikatrusial Biasanya diawali dengan konjungtivitis kronik non spesifik dan bisa muncul bersama dengan manifestasi pada mulut, hidung, esofagus, vulva dan kulit. Konjungtivitis bisa memicu timbulnya jaringan parut, sehingga terjadi simblefaron (perlekatan antara konjugtiva bulbi dengan konjugtiva palpebra) sehingga fornix menjadi lebih dangkal atau bahkan tak ada. Jaringan parut juga bisa merusak sel-sel goblet dan menyumbat duktus sekretorius kelenjar lakrimal sehingga mata kering dan akhirnya menjadi buta.